Setiap Kata/Kalimat Memiliki Kekuatan Makna

Kata/kalimat yang kita gunakan setiap hari sebenarnya “mengekspresikan” bagaimana yang kita rasakan. Kata/kalimat tersebut benar-benar “mempengaruhi” bagaimana kita merasakan sesuatu. Hal ini berlaku untuk setiap orang tanpa memandang usia, mulai dari anak balita bahkan bayi hingga orang dewasa. Ada pepatah yang mengatakan, “Hanya dengan pedang dan batu dapat meremukkan tulang saya namun kata tidak akan pernah melukai saya.” Saya berpikir siapapun yang pertama kali yang mengatakan ini, dia pasti tidak pernah paham tentang kekuatan kata/kalimat!

Melalui tulisan saya ini, saya mengajak kita semua untuk menyadari kekuatan kata/kalimat dan mahami pengaruhnya terhadap keluarga pada umumnya serta perkembangan anak pada khususnya. Kekuatan kata/kalimat itu sangat dahsyat! Satu kata saja dapat membuat seseorang menjadi sangat bersemangat luar biasa namun dapat pula sebaliknya, sangat menderita.

Apa pengaruh kata/kalimat bagi seorang anak?

Jika Anda mengatakan berulang-ulang pada anak Anda, “Kamu bodoh!”, maka anak Anda akan merasa dirinya bodoh. Jika Anda mengatakan pada anak Anda, “Kamu nakal!”, maka anak Anda akan merasa dirinya nakal. Apa yang anak Anda rasakan ini akan menjadi sebuah pondasi dalam pikiran bawah sadarnya sehingga anak Anda akan bersikap dan bertindak seperti yang anak Anda rasakan.

Menurut teori memang kata/kalimat hanya berpengaruh 7% dalam proses berkomunikasi sedangkan 38% dipengaruhi oleh intonasi dan pengaruh terbesar, 55%, justru ditentukan oleh bahasa tubuh. Namun yang perlu dicatat adalah ketika seorang ayah atau ibu mengatakan, “Kamu bodoh!” atau “Kamu nakal!”, hampir dipastikan menggunakan intonasi tinggi dan bahasa tubuh “mengancam” yang membuat anak tidak nyaman. Kondisi mental atau ‘state’ tidak nyaman ini tertanam dalam pikiran bawah sadar anak sehingga anak bersikap atau bertindak semakin tidak konsisten.

Luar biasanya, dalam keadaan seperti ini orang tua memaknai sikap atau tindakan anak tersebut sebagai ‘semakin menjadi-jadi’. Orang tua biasanya justru semakin ingin menunjukan sikap superiornya dengan tambahan kata/kalimat yang membuat anak semakin tidak nyaman. Beberapa orang tua bahkan membuat target “anak menagis” sebagai selesainya sebuah masalah tanpa pendekatan lebih lanjut. Bila ini terjadi maka saya ucapkan selamat untuk Anda karena Anda 100% berhasil membuat anak Anda manjadi anak “Bodoh” dan “Nakal”!

Lalu, bagaimana mengantar Anak Anda menjadi pribadi penuh motivasi dengan kekuatan kata/kalimat?

* Silahkan gambarkan anak Anda bagaikan sebuah benih dan kata/kalimat Anda mewakili matahari, air dan pupuk. Selama ini, apakah kata/kalimat Anda memberikan pencerahan bak mentari pagi pada Anak Anda dalam kegelapan? Apakah kata/kalimat Anda memberikan kesejukan bak embun pagi atau justru membanjiri dan menghilangkan tanah tempat benih itu bertumbuh? Apakah kata/kalimat Anda memberikan nutrisi sehat atau ‘over dosis’ sehingga Anak Anda merasa dibenamkan dalam air kotor?
* Sekarang Anda ambil sebuah catatan kecil untuk jurnal Anda! Jurnal ini dilakukan selama satu minggu.
* Tuliskan setiap kata positif, sayang dan motivasi yang setiap hari dalam satu minggu yang Anda ucapkan pada anak Anda! Contoh: “Ayah/Ibu/Papa/Mama/Papi/Mami menyayangimu!”; “Kamu melakukan sesuatu yang dahsyat!”; “ Kamu cerdas!”; “Kamu sangat spesial untuk Ayah/Ibu/Papa/Mama/Papi/Mami!”; “Kamu fantastik!”; “Kamu hebat!”; dan selanjutnya.
* Kemudian, tuliskan juga setiap kata negatif atau kritikan setiap hari dalam satu minggu yang Anda ucapkan pada anak Anda! Contoh: “Ada apa denganmu?!”; “Mengapa kamu melakukan itu?!”; “ Kamu cerewet!”; “Tutup mulutmu!”; “Tidak pernah menurut kata Ayah/Ibu/Papa/Mama/Papi/Mami!”; “Kamu buat Ayah/Ibu/Papa/Mama/Papi/Mami jadi stres!”; dan selanjutnya.
* Silahkan jumlahkan masing-masing kata/kalimat positif dan negatif setiap harinya!
* Apakah Anda terkejut? Apalah Anda memberikan cahaya atau menutupi anak Anda dengan lumpur?

Bagaimana menggunakan kata/kalimat dengan tepat?

* Banyak cara untuk membangun motivasi pada anak Anda, saya mengenalkan salah satu caranya saja. Anda dapat kembangkan sesuai dengan kondisi dan lingkungan tempat Anda tinggal.
* Cobalah untuk menggunakan istilah baru untuk nama hari dalam seminggu seperti di bawah ini: Senin Dahsyat, Selasa Hebat, Rabu Luar Biasa, Kamis Cinta, Jumat Fantastik, Sabtu Ceria dan Minggu Berlimpah
* Kenalkan istilah ini setiap malam sebelum tidur dengan membelai bagian tubuh yang sensitif pada anak Anda, “Hai ……… (sebut nama anak Anda), Ayah/Ibu/Papa/Mama/Papi/Mami menyayangimu. Hari ini adalah Senin Dahsyat. Seperti itulah kamu hari ini, dahsyat! Ingat, besok adalah Selasa Hebat. Ayah/Ibu/Papa/Mama/Papi/Mami sayang kamu, Tuan/Nona Hebat!“
* Pada pagi harinya ucapkan, “Semangat pagi! Apa khabar Tuan/Nona Hebat! Ayah/Ibu/Papa/Mama/Papi/Mami sayang kamu!”
* Setiap orang tua adalah seorang petani. Apa yang Anda tanam itu yang Anda petik. Apa yang ingin Anda panen dari anak Anda? Karakter yang kuat? Pribadi yang penuh percaya diri dan berkembang? Jujur dan bertanggung jawab? Berani dan pantang menyerah?
* Usahakan gunakan kata di bawah ini dalam kalimat ketika Anda berbicara dengan anak Anda sesuai dengan harinya (dapat Anda kembangkan):

* Senin: Percaya diri, Sopan, Berani, Baik hati.
* Selasa: Baik, Agung, Jenius, Memberi.
* Rabu: Cantik/Ganteng, Cerdas, Gigih, Peduli.
* Kamis: Tepat waktu, Sikap Positif, Suka Menolong, Jujur.
* Jumat: Rendah hatH, Bertanggung Jawab, Disiplin
* Sabtu: Terhormat, Simpatik, Penuh Semangat, Optimistik.
* Minggu: Sabar, Tekun, Kerja Sama, Ramah

Kata/kalimat yang mengandung makna positif dan membangun ini akan tertanam dengan baik di pikiran bawah sadar anak Anda. Bila itu terjadi maka kondisi mental atau ’state’ anak Anda menjadi nyaman sehingga anak Anda dapat selalu prima dan mudah untuk meraih prestasi puncak.

Selamat menjadi keluarga dahsyat yang berlimpah!
Filed Under (Articles) by Okky Sulistijo on January-16-2008

Dalam acara Business Art With Mario Teguh di saluran O-Channel, ada seorang yang bertanya, "Berapa persen peran keberuntungan dalam menentukan sebuah kesuksesan?"

Karena sebelumnya Mario Teguh selalu menekankan tentang berpikir positif dan bertindak positif untuk mencapai hal yang positif, saya jadi bertanya-tanya, apa jawaban yang akan diberikannya. Sebab umumnya orang beranggapan bahwa keberuntungan itu adalah sesuatu hal yang berada di luar kepastian sebuah teori yang matematis.

* * * *

"Luck" bagi banyak orang adalah suatu misteri, sehingga di dalam saku atau dompet dengan diam-diam orang membawa sebentuk "jimat keberuntungan." Benda-benda yang sudah didoakan atau dikeramatkan diharapkan bisa membawa keberuntungan bagi pemiliknya.

Tentunya kita masih ingat akan ikan arwana yang harganya bisa mencapai puluhan juta rupiah karena dianggap bisa memberi keberuntungan. Padahal dahulu kala di tempat asalnya, ikan Arwana termasuk dalam daftar menu makanan kegemaran penduduk setempat.

Saya termasuk seberuntung saudara kita di pedalam Kalimantan, karena pernah menikmati daging ikan Arwana milik saudara yang tiba-tiba sekarat karena salah makan. Terasa nikmat lebih karena membayangkan sedang menyantap daging seekor ikan yang pernah ditawar jutaan rupiah, tetapi berakhir tragis di penggorengan.

Fengshui bagi sebagian orang juga dipercaya mengubah keberuntungan lebih besar bagi yang mengikutinya. Bahkan ada saluran TV yang secara khusus menayangkan program fengshui, dan ternyata menjadi tayangan dengan rating yang tinggi - karena memang orang sangat rindu untuk meraih keberuntungan hidup.

Keberuntungan adalah hal yang diliputi kabut misteri yang menyebabkan orang mengambil kesempatan dengan menawarkan barang dan jasa yang bisa menyingkap kabut kalau-kalau bisa menemukan keberuntungan dibaliknya. Beruntung adalah lawan dari sial, yang kedatangannya pasti dihindari oleh semua orang.

* * * * *

Kemudian apa jawaban Mario Teguh? Seperti biasa sambil tersenyum dan penuh percaya diri dia menjawab, "Orang menempuh pendidikan yang baik supaya hidupnya beruntung. Orang berpakaian dengan rapi dan baik supaya beruntung. Orang menjaga tutur kata dan tingkah lakunya supaya beruntung dalam pergaulan. Orang melakukan semua hal yang baik supaya beruntung dalam hidupnya."

"Jadi berapa persen peran keberuntungan dalam sebuah kesuksesan? Jawabnya adalah Seratus Persen!"

Hebat sekali sekali jawaban yang diberikan. Mengubah hal yang diluar perkiraan dan tidak terukur (intangible) menjadi hal yang terukur (tangible) dan masuk akal. Semua penonton di studio dan juga di rumah setuju dan membenarkan jawaban jitu yang diberikan oleh Mario Teguh.

* * * * *

Tetapi kemudian saya melihat hal berbeda - bukan karena mau mengkritisi atau merasa lebih pintar dari Mario Teguh. Saya lebih melihat bahwa keberuntungan yang disampaikannya adalah bentuk "keberuntungan yang diusahakan."

Orang dengan pendidikan yang tinggi mempunyai tingkat keberuntungan yang lebih besar daripada yang berpendidikan rendah. Orang dengan penampilan fisik yang sempurna akan lebih beruntung dalam hidupnya dibandingkan yang cacat. Orang yang kuper (kurang pergaulan) tidak akan seberuntung orang yang pergaulannya luas. Dan masih banyak deretan yang lain untuk menunjukkan bahwa semua yang terbaik dan sempurna bisa menciptakan keberuntungan yang lebih. Semua alasan itu mudah untuk dipahami.

Tetapi disamping "keberuntungan yang diusahakan" saya akan menambahkan dengan "keberuntungan yang dianugerahkan". Akan tetapi kita harus hati-hati dengan keberuntungan yang kedua untuk tidak menjadi latah dengan gambaran jimat ataupun ikan arwana di penjelasan awal.

* * * * *

Di kantor, saya menemukan orang melamar pekerjaan dengan ijazah SMU karena itu yang dibutuhkan dibandingkan dengan ijazah sarjana yang dengan susah payah telah berhasil diraihnya.

Ada teman wanita yang cantik, pintar, karir bagus dan sudah ingin menikah tetapi tidak ada yang mengajukan proposal padanya. Sempat dia memburu cowok idamannya, tetapi pelaminan ternyata berpihak pada wanita lain yang tampak biasa-biasa saja.

Ada staf di kantor yang pendidikannya tinggi, pintar, pribadinya simpatik, mudah bekerjasama dengan baik - tetapi di manapun ditempatkan tidak mencapai target karir yang membuatnya frustrasi. Sampai akhirnya saya ajak dia untuk bergabung dengan team di proyek yang saya kerjakan. Baru saya tahu penyebab utamanya, yaitu entah kenapa dia selalu berada di tempat dan waktu yang tidak tepat.

Banyak kali, dia tidak ada di tempat karena sedang ditugaskan untuk mengerjakan pekerjaan yang lain. Padahal momen itu berguna bagi karirnya. Walaupun saya sudah berusaha memberi jalan untuk membantunya, mendorong semangatnya, tetapi pada akhirnya selalu ada saja yang membuatnya tidak berhasil.

Kemudian dia resign. Ternyata hanya beberapa minggu setelahnya ada program penyegaran perusahaan yang menawarkan kompensasi resign dengan nominal yang lebih tinggi. Karena surat resignnya terlanjur sudah diterima oleh management sebelumnya, maka dia tidak bisa menerima kompensasi sebesar yang ada di program penyegaran.

Karena ketidakberhasilan bekerja dengan orang lain, dia memutuskan untuk wirasrasta. Tetapi setelah itu saya mendengar usahanya juga bermasalah cukup serius. Saya sampai bingung sendiri melihat kenyataan itu, dan akhirnya mengakui bahwa dia adalah orang yang 'tidak beruntung'.

Saya punya banyak teman yang merasa tidak seberuntung yang lain - walaupun tingkat pendidikannya lebih tinggi. Walaupun dia sudah berusaha bekerja sama dengan semua pihak. Walaupun sudah mengorbankan waktu dan pikiran untuk lebih mementingkan pekerjaan dibandingkan keluarga dan hubungan sosial; tetapi tetap saja mereka merasa tidak sukses - sehingga harus berpindah dari satu tempat kerja ke tempat yang lain. Sehingga akhirnya memutuskan untuk berhenti berpindah dan menekuni satu pekerjaan dengan merasa tetap tidak berhasil.

* * * * *

Kalau saya mengajukan sebuah pertanyaan, "Apakah anda merasa beruntung saat ini?" Saya percaya jawaban yang saya terima adalah lebih banyak gelengan kepala dengan perasaan sedih. Kenapa bisa seperti itu? Karena semua usaha dan kerja keras yang sudah dilakukan untuk membuatnya beruntung ternyata tidak sebanding dengan harapan keuntungan ataupun sukses yang sudah diraih. Itu yang membuat orang merasa tidak sukses atau bahkan merasa gagal dalam hidup.

Mereka pada akhirnya merasa gagal karena berusaha meraih keberhasilan dengan menggunakan "Keberuntungan yang diusahakan."

* * * * *

Ada jalan keluar yang lebih manjur untuk mencapai kesuksesan diluar cara-cara pengumpulan jimat, fengshui atau pun kerja keras untuk membentuk "kebentungan yang diusahakan." Cara yang ampuh yaitu dengan menggunakan jurus, "keberuntungan yang dianugerahkan."

Petrus, Thomas, Natanael dan dua orang murid Tuhan Yesus adalah para profesional penjala ikan. Tetapi dengan semua kemampuan yang membuatnya bisa memperoleh "Keberuntungan yang diusahakan," semalam-malaman mereka bekerja dan tidak menangkap apa-apa. Nothing! Tidak ada satu ikan pun yang berhasil diperoleh.

Tetapi menjelang siang, mereka kembali melaut dengan berbekal "Keberuntungan yang dianugerahkan" oleh Tuhan Yesus, dan mereka memperoleh ikan-ikan besar sebanyak seratus lima puluh tiga ekor dan jalanya tidak koyak (Yohanes 21:11).

Memang tetap diperlukan keahlian dan usaha mereka sebagai "keberuntungan yang diusahakan." Mereka harus bisa mengendalikan perahu, harus bisa membuat jala, harus bisa menebarkan jala dan menarik jala dengan benar serta semua keahlian yang harus dimiliki oleh seorang nelayan. Akan tetapi keberhasilan memperoleh ikan ternyata hanya karena "keberuntungan yang dianugerahkan."

Berapa besar perbandingan keduanya? Kalau diperhitungkan terhadap hasil akhir dan kesuksesan yang diraih, maka porsi "keberuntungan yang diusahakan" sekitar 10% dan "Keberuntungan yang dianugerahkan" sebesar 90%. Ada yang menyebut 15% dan 85%, tetapi semuanya setuju bahwa "keberuntungan yang dianugerahkan" menduduki peran yang paling utama.

* * * * *

Apa kata TUHAN melalui nabi Yeremia mengenai kedua macam keberuntungan ini?

Pertama, mengenai "keberuntungan yang diusahakan," dalam Yeremia 17:5 dikatakan :
"Beginilah firman TUHAN: 'Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!' "

Ternyata TUHAN sama sekali tidak berkenan dengan orang yang MENGANDALKAN kesuksesannya pada "keberuntungan yang diusahakan." Kemampuan dasar memang harus dimiliki dan kerja keras harus dilakukan - tetapi itu lebih dipandang sebagai sarana pendukung saja. Sebab jika itu yang menjadi andalan untuk memperoleh keberhasilan, maka TUHAN justru berfirman sebaliknya :

"Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk."

Melihat hasil dari jerih payah yang sia-sia itu, kita bisa menyimpulkan dengan satu kalimat pendek, "Capek deh ...."

Sekarang bagaimana dengan "keberuntungan yang dianugerahkan" ? TUHAN rupanya menjamin dengan firmanNya, "Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN." (Yeremia 17:7)

Kemudian hasil yang bisa dicapai dengan "keberuntungan yang dianugerahkan" itu adalah:
"Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah."

Suatu kesuksesan yang luar biasa yang pasti dicapai oleh orang yang mengandalkan dan bergantung kepada, "keberuntungan yang dianugerahkan." Dahsyat men ...

* * * * *
Saya merasa tidak memiliki cukup "keberuntungan yang diusahakan." Pendidikan saya tidak setinggi teman-teman ataupun staf saya. Penampilan fisik saya jauh dibanding dengan mereka yang memiliki kriteria guanteng dan keren. Dan yang lebih parah, saya merasa otak di kepala ini tidak secanggih anak-anak muda jaman sekarang. Saya termasuk orang yang gaptek alias 'gagap teknologi'.

Walaupun dengan segudang kelemahan dan kekurangan, tetapi saya dilahirkan sebagai manusia biasa yang juga memiliki harapan dan keinginan untuk bisa berhasil dan sukses dalam hidup. Karena merasa tidak ada pilihan dan harapan di bagian yang pertama, maka saya bisanya hanya bergantung pada pilihan yang kedua yaitu pada "keberuntungan yang dianugerahkan."

Ya, seperti Petrus dan teman-temannya, saya melengkapi diri dengan kemapuan dasar supaya bisa bekerja dengan baik.

Seingat saya setelah itu, saya diterima bekerja di tempat ini dengan menyingkirkan ratusan pelamar yang lain adalah karena pada setiap tahapan test, saya selalu minta didoakan oleh ibu saya. Jadi Tuhan mengabulkan doa ibu saya dan saya bisa pindah kerja di tempat ini.

Saya bersyukur karena di dalam kebodohan saya, Tuhan memberikan para staf yang berpendidikan tinggi, pintar dan cemerlang, sehingga semua angan-angan dan gambaran yang mustahil sekalipun bisa diwujudkan secara mengagumkan. Bahkan lebih progresif dibandingkan dengan proyek sama yang dikerjakan di group perusahaan di luar negeri. Apa jadinya pekerjaan saya tanpa didukung oleh para staf yang loyal dan berdedikasi tinggi. Mereka bahkan selalu setia 'mengikuti' kemana saja saya ditempatkan, dan saya sangat bersyukur untuk itu.

Tuhan juga telah mempertemukan saya dengan orang-orang yang ternyata di kemudian hari sangat menopang pekerjaan dan karir saya baik di Indonesia maupun di luar negeri. Saya melihat itu semua sebagai keping-keping puzzle yang ternyata baru terlihat gambar indahnya setelah bertahun-tahun terlewati.

Kalau diibaratkan seekor burung, saya tidak perlu terus menerus memeras energi dan pikiran untuk mengepak supaya bisa terbang tinggi. Memang tetap harus diperlukan kepakan sayap awal supaya bisa terangkat ke angkasa. Tetapi setelah itu lebih banyak melayang, mengikuti dorongan angin lembut dan nyaman, yang menjaga ketinggian di udara bahkan mendukung untuk dapat terbang lebih tinggi lagi.

Saya merasa bahwa usaha dan kerja keras yang saya lakukan tidak sebanding dengan keberhasilan yang telah saya peroleh - dibandingkan dengan mereka yang harus 'jungkir balik' tetapi tetap tidak bisa mencapainya. Ini yang terkadang membuat orang merasa iri melihat "kesuksesan" yang saya terima - dan keingintahuan mereka saya jawab dengan, "Semuanya terjadi hanya karena 'keberuntungan yang dianugerahkan' oleh Tuhan saja ..."

* * * *

Ya, "keberuntungan yang dianugerahkan" pada kenyataannya merupakan 90% penentu dari semua keberhasilan yang bisa dicapai. Semua usaha dan kerja keras untuk membuat "keberuntungan yang yang diusahakan" hanya menyumbang 10%, dan tidak lebih sebagai sebuah langkah awal.

'Sepuluh persen' pun bisa tidak membuahkan hasil apa-apa seperti Petrus dengan segala keahliannya sebagai nelayan yang berusaha keras semalaman menjaring ikan tetapi kembali tanpa menangkap seekor pun. Akan tetapi usaha yang 'sepuluh persen' akan berbuah keberhasilan yang menakjubkan, manakala yang 'sembilan puluh persen' turut terlibat di dalamnya.

Jika demikian halnya, mengapa kita tidak mengandalkan diri pada "keberuntungan yang dianugerahkan" ; sehingga membuat kita dengan bangga mampu untuk mengaku, "Bahwa pertolongan kita adalah di dalam nama Tuhan yang menciptakan langit dan bumi." Bukankah itu adalah kunci rahasia keberuntungan yang dahsyat dan super?

--------------
(Indriatmo)

Oleh
Prof Dr Roy Sembel/Sandra Sembel

Anda yang bekerja pasti ingin mendapat promosi dan naik gaji. Anda yang memiliki usaha sendiri juga ingin usaha tambah besar dan penghasilan melimpah. Anda yang masih di bangku kuliah atau yang kembali lagi ke bangku kuliah pun pasti memiliki keinginan untuk cepat selesai, dan selesai dengan hasil yang terbaik.

Yah...setiap orang pasti ingin mengecap keberuntungan. Tetapi, sepertinya tidak semua orang mampu mengundang keberuntungan tersebut terus-menerus dalam hidup mereka. Hanya segelintir orang saja yang bisa menahan keberuntungan dalam hidup mereka.
Lalu, jika mereka bisa, mengapa kita tidak? Ternyata, ada beberapa trik yang bisa kita contoh untuk mengundang keberuntungan dan mempertahankannya. Bagaimana caranya? Simak yang berikut.

Berkeinginan
Kunci utama dalam mengundang keberuntungan adalah berkeinginan untuk mengubah nasib menjadi lebih baik. Tanpa ada keinginan tak akan ada tindakan. Tanpa ada tindakan tak akan ada hasil yang bisa kita raih. Ini adalah hukum alam yang sederhana, dan banyak orang yang sudah tahu tentang hal ini.
Namun banyak orang yang merasa terlalu pesimistis dengan nasibnya, sehingga tidak memiliki keberanian untuk berkeinginan sukses. Alasan mereka bermacam-macam: ”Saya kan cuma lulusan SD, apa sih yang bisa dilakukan orang seperti saya? Saya tidak punya bakat bisnis, jadi mengapa saya harus mencoba berbisnis? Ah, itu kan cuma untuk mereka yang pintar dan kaya saja? Saya tidak punya koneksi, jadi susah masuk bidang itu.”
Jika sudah tidak punya keinginan, kita pastilah tidak akan pernah mengecap keberuntungan. Jadi, jika Anda ingin mengubah nasib di tahun 2008 ini, tumbuhkan keinginan untuk beruntung, karena inilah kunci utama yang membuka pintu keberuntungan tersebut.

Bertindak
Langkah selanjutnya setelah pintu keberuntungan terbuka adalah bertindak untuk melangkah masuk ke dalamnya. Tindakan akan mendekatkan kita untuk meraih keberuntungan tersebut. Jika kita belum punya informasi, keterampilan atau pengalaman yang diperlukan untuk itu, jangan hanya menyesali diri atau merenung tanpa hasil Kita perlu bertindak—cari jalan untuk belajar.
Banyak cara untuk belajar: dari pengalaman orang lain, dari buku, dari mencoba sendiri, dari pengamatan, dan dari sekolah. Jika kita sudah memiliki modal yang diperlukan untuk terjun ke satu bidang usaha, yang harus kita lakukan adalah memulai langkah pertama dalam berusaha.
Kita tidak perlu menunggu sampai semuanya sempurna dan lengkap, yang penting hal-hal yang utama yang diperlukan sudah ada, kita hanya tinggal melangkah saja untuk masuk ke gerbang keberuntungan.

Berencana
Selain berusaha, kita juga perlu berencana. Perencanaan adalah bagian dari sukses. Keuntungan dari perencanaan adalah kita bisa memetakan masa depan yang ingin kita jalani. Dengan demikian kita bisa mendapat gambaran tantangan apa saja yang mungkin kita hadapi, kesempatan apa saja yang bisa kita manfaatkan dan fasilitas, informasi, dan keterampilan apa yang masih harus kita tingkatkan serta siapa saja yang bisa kita hubungi untuk mendapatkan dukungan.
Gambaran-gambaran ini penting untuk kita ketahui agar kita bisa memilih strategi yang tepat dalam bertindak untuk meraih keberuntungan. Tetapi yang juga perlu diingat adalah hukum PARETO 20/80. Pastikan perencanaan yang kita lakukan adalah usaha 20% yang bisa meraih 80 hasil. Jadi,kita tidak perlu menunggu sampai semua informasi lengkap, yang penting kita mendapatkan 20% hal penting yang kita butuhkan untuk meraih paling sedikit 80% keberuntungan.

Berusaha
Setelah perencanaan kita miliki, langkah selanjutnya adalah menggunakan rencana tersebut sebagai panduan untuk kita memulai usaha mengundang keberuntungan. Tanpa usaha, tak akan ada hasil nyata. Usaha perlu ditunjang dengan fasilitas dan dukungan yang tepat.
Jadi, pastikan kita masuk ke lingkungan pergaulan orang-orang yang bisa menularkan semangat positif mereka pada kita dan juga yang bisa memberikan dukungan mereka pada kita. Usaha juga perlu diarahkan dengan strategi yang tepat. Jadi, kita perlu memanfaatkan perencanaan yang sudah kita susun untuk memilih alternatif strategi yang tepat untuk meraih keberuntungan.

Berpikir
Selain berusaha, yang juga penting dalam mengundang kerberuntungan adalah berpikir. Apa yang kita pikirkan, itulah yang kita lakukan. Jadi, pastikan kita memanfaatkan pikiran kita untuk bertindak, berusaha dan meraih keberuntungan. Caranya? Kita perlu berpikir positif, berpikir ke depan dan berpikir sukses.
Pikiran-pikiran seperti ini akan mendorong kita untuk berusaha mewujudkan apa yang ada di pikiran tersebut. Jika kita berpikir sukses, pastinya kita akan berusaha melangkah meraih sukses. Jika kita berpikir optimistis, walaupun banyak tantangan yang ada didepan kita, kita tidak gentar, karena pikiran kita memandu kita untuk melihat jauh ke depan, ke arah solusi yang jauh melampaui tantangan tersebut. Jadi, jika kita punya kemampuan untuk berusaha mewujudkan apa yang ada dipikiran kita, mengapa kita tidak berusaha untuk berpikir untung.

Bertekun
Perbedaan mereka yang beruntung dengan mereka yang tidak beruntung adalah ketekunan. Di sebuah acara TV yang menampilkan suasana audisi lomba mencari bakat menyanyi di Amerika, atau yang lebih dikenal dengan ”American Idol”. Salah seorang peserta akhirnya berhasil lolos setelah berkali-kali ikut audisi.
Seorang pemenang pemilihan Ratu Amerika juga ternyata tidak berjuang sekali saja. Ia berkali-kali gagal di tingkat daerah—hanya menjadi runner up. Lalu, ia membeli dan mempelajari puluhan video tentang berbagai pemilihan ratu. Dengan tekun ia juga berlatih dalam bersikap, berbicara dan berpakaian. Ternyata, ketekunannya tidak sia-sia. Ia akhirnya mampu meraih predikat sebagai Miss America.
Keberuntungan tersedia bagi setiap orang, asalkan mereka mau berkeinginan, bertindak, berencana, berusaha, dan bertekun sampai keberuntungan itu dapat diraih. Sukses untuk kita semua.


Copyright © Sinar Harapan 2003

Kesalahan bisa terjadi kapan dan di mana saja. Kadangkala segala sesuatu yang telah dipersiapkan dengan baik pun tidak luput dari kesalahan, apalagi yang sembarangan. Masalahnya sekarang, mungkinkah kita mengubah kesalahan menjadi sebuah keberuntungan? Anda menjawab tidak mungkin? Simak kisah nyata berikut ini.

Bette Graham bukanlah seorang sekretaris yang baik. Ia membuat banyak sekali kesalahan ketika mengetik dengan mesin ketik. Ia hidup pada era sebelum komputer dan printer ditemukan. Ketika Bette Graham mengetik dan membuat kesalahan, maka ia harus mengulang dari awal. Tentu menambah beban pekerjaannya. Ia lalu mempunyai ide yang brillian. Ia menaruh sebuah wadah berisi cat putih dan kuas kecil. Setiap kali ia salah mengetik, ia menyapukan kuas kecil dan cat putih itu. Pekerjaan pun menjadi lebih ringan, karena ia tak harus mengetik ulang.

Sekretaris-sekretaris lain menyukai ide Bette Graham. Mereka pun memesan cat putih dan kuas kecil itu. Bette Graham pun belajar untuk membuat ramuan cat yang lebih baik, dan menjualnya dengan nama Liquid Paper. Dua puluh tahun kemudian ia mempunyai ratusan orang yang bekerja padanya, dan menghasilkan 47 juta dolar. Di indonesia, kita pun dulu mengenal tip ex ketika era mesin ketik masih digunakan banyak kalangan. Sampai kini, tip ex pun masih digunakan untuk memperbaiki kesalahan penulisan tangan dengan tinta. Tentu dengan kemasan yang makin praktis.

Mengubah kesalahan menjadi keberuntungan. Mungkinkah? Lewat kehidupannya, Bette Graham menjawab dengan tegas : ya! Kuncinya? Ketika kesalahan itu kita terima dengan lapang dada dan pikiran yang terbuka, maka akan terbukalah pintu-pintu keberuntungan di balik kesalahan

Anda mungkin tidak percaya ini tapi nasehatnya luar biasa.

Baca sampai habis, anda akan belajar sesuatu !!!

SATU.
Berikan mereka lebih dari yang mereka harapkan dan lakukan itu dengan senang hati.

DUA.
Menikahlah dengan pria/wanita yang anda cintai. Ketika anda beranjak tua, keahlian percakapan mereka akan menjadi sepenting seperti hal lain.

TIGA.
Jangan percaya dengan apa yang anda dengar, Habiskan apa anda miliki atau tidur semau anda.

EMPAT.
Ketika anda ucapkan, "Aku mencintaimu", Seriuslah.

LIMA.
Ketika anda ucapkan, "Maafkan saya", pandang mata orang itu.

ENAM.
Tunanganlah sedikitnya enam bulan sebelum anda menikah.

TUJUH.
Percayalah pada cinta pandangan pertama.

DELAPAN.
Jangan tertawakan/remehkan impian orang. Orang yang tidak punya impian adalah miskin.

SEMBILAN.
Cintailah dengan mendalam dan bergairah. Anda mungkin akan terluka, tapi ini satu-satunya cara untuk menjalani hidup sebenarnya.

SEPULUH.
Saat terjadi percekcokan/pertengkaran, Janganlah menyebut nama.

SEBELAS.
Jangan menilai orang karena dengan siapa mereka berteman.

DUABELAS.
Bicaralah pelan tapi berpikirlah cepat.

TIGABELAS.
Ketika seseorang mengajukan pertanyaan yang anda sendiri tidak ingin menjawabnya, tersenyumlah dan tanya, "Kenapa anda ingin tahu?"

EMPATBELAS.
Ingat bahwa cinta dan kesuksesan besar membutuhkan pengorbanan.

LIMABELAS.
Ucapkan "berkah bagimu" saat anda mendengar orang bersin.

ENAMBELAS.
Ketika anda kalah, jangan lupakan pelajaran yang didapat.

TUJUHBELAS.
Hargai diri sendiri; Hargai orang lain; Bertanggung jawab pada semua yang anda lakukan.

DELAPANBELAS.
Jangan biarkan pertengkaran kecil merusak persahabatan yang besar.

SEMBILANBELAS.
Ketika anda sadar telah berbuat kesalahan Ambil langkah segera untuk memperbaikinya.

DUAPULUH.
Tersenyumlah saat menerima telepon.Penelpon akan mendengarnya dari suara anda.

DUAPULUH DUA.
Habiskan waktu sendirian.

Oleh: Tidak Diketahui

1 September 2007 01:10

Keberuntungan memang seperti air yang terus dan terus mengalir dalam kehidupan pria 30 tahun ini. Ahmad Faiz Zainuddin atau biasa dipanggil Faiz memang sering mengalami keberuntungan yang seringkali tidak masuk di akal. Tapi pada kenyataanya terjadi atas kehendak Tuhan.

Bapak satu anak ini bercerita, keberuntungan yang tak putus putus dialaminya sejak memasuki usia Sekolah Menengah Atas (SMA). Waktu itu, Faiz memilih SMA 5 karena dekat dengan rumah, di kampung Peneleh Surabaya. Ternyata, SMA 5 ini adalah SMA favorit di Surabaya. “Saya jadi beruntung, karena memang di sekolah ini tempat berkumpul siswa - siswa top,” kata Faiz.

Keberuntungan lain yang diakui Faiz sejak kelas 5 Sekolah dasar (SD), sepeninggal ayahanda Anas Thohir, Faiz menjadi anak yang paling banyak uang sakunya, karena seringkali orang kasihan pada si yatim dan memberi uang.

“Iya, kita itu gak punya ayah, tapi paling banyak sangu-nya.” Keberuntungan selanjutnya ketika mencoba menembus UNAIR. Cobaan Faiz cukup berat waktu itu. Tepat hari H ujian, UMPTN, ternyata Faiz harus merawat ibunya yang masuk rumah sakit karena stroke.

Lelaki penggemar warna biru ini, hanya bisa tidur di kolong tempat tidur, menjaga ibunda tercinta. Buku 1000 Soal UMPTN yang baru saja dibeli hanya menjadi bantal tidur. Karena Faiz cukup lelah. Begitu bangun pagi, dia hanya bilang “Doakan ya bu, kula (saya) mau UMPTN,” sambil mencium punggung tangan ibunya.

Dengan mulus, meskipun tanpa persiapan belajar, akhirnya Faiz diterima di Fakultas Psikologi UNAIR. “Sebenarnya waktu itu saya pingin ke ITB. Tapi karena ibu sakit, di Surabaya saja gakpapa,” kenang Faiz.

Perjalanan kuliah Faiz ternyata tidak mulus. Karena sampai semester lima, waktu Faiz dihabiskan merawat ibu. Memang masih banyak saudara lain, tapi ibunda ini sangat manja pada Faiz karena Faiz dinilai sangat sabar melayani ibunda. Faiz jadi sering pulang begitu terdengar adzan Dhuhur, karena Faiz harus membantu sang ibu untuk menunaikan sholat Dhuhur.

“Jadi saya kalau kuliah ya sesempatnya. Saya mengutamakan ibu,” tambahnya. Sejak muda kegelisahan Faiz sangat kuat. Kegelisahan akan kondisi bangsa ini. Sebelum mengenal banyak ilmu dan berhasil melahirkan Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT), sejak di bangku kuliah benih-benih konsep LoGOS (Loving God, blessing others, self improvent) sudah disemai.

Dia mendeklarasikan LoGOS Community bersama beberapa rekan, diantaranya Danny Hernowo yang sekarang sebagai CEO LoGOS Institute. LoGOS Community menjadi satu organisasi yang diperhitungkan dalam kampus dengan berbagai kegiatan sosial. Deklarasi dibuka oleh seorang dosen yang sekarang menjadi Dekan Fakultas Psikologi UNAIR, Bapak Seger.

Sayangnya umur komunitas ini tidak lama. Karena persis ketika Faiz lulus, LoGOS Community juga bubar. Tapi rupanya, konsep pemaknaan hidup yang dilontarkan Faiz lewat LoGOS Community cukup membekas di hati para anggotanya.

“Meskipun LoGOS sudah mati tapi semangat LoGOS tetap di hati kami mas,” begitu ungkapan Ariani Tri Wrastari, mantan anggota yang sekarang mengambil pasca sarjana di University of Adelaide Australia.

Setelah lulus, kegelisahan Faiz semakin besar. Dia sangat ingin menemukan satu formula mudah untuk mengatasi masalah bangsa dengan murah. Waktu kuliah Faiz mengambil semua mata kuliah hingga 176 SKS, demi untuk mendapatkan apa yang dicari. Tapi belum ketemu juga. Keinginan kuatnya saat itu adalah sekolah ke luar negeri tapi tidak punya biaya.

Tapi memang lagi - lagi keberuntungan Faiz belum berhenti. Tanpa disangka – sangka, seseorang datang menawarkan bea siswa ke luar negeri. bak gayung bersambut dengan keinginan Faiz. Malah sebelum belajar ke luar negeri, seseorang itu juga mengabulkan permintaan Faiz untuk umroh ke tanah suci. Lengkap sudah keberuntungan Faiz.

“Saya waktu itu hanya ikhlas, pasrah dan terus mendekatkan diri pada sumber keberuntungan sejati. Allah. Itu saja,”tuturnya.

Dengan hati penuh suka cita, Faiz berangkat ke Australia. Dan belajar ke Australia seperti menjadi pintu keberuntungan berikutnya. Karena setelah dari Australia, Faiz malah mendapat empat bea siswa gratis secara berturut – turut. Dari Austarlia, ke Malaysia, lalu ke Thailand dan Singapura.

Selama menjalani kuliah di negeri orangpun, keberuntungan masih terus mengikuti Faiz di saat – saat tak terduga.

Waktu itu, Faiz mengikuti pelatihan ESQ di Kuala Lumpur dan dengan mudah bisa berkomunikasi panjang lebar dengan pencetus ESQ - Ari Ginanjar. Setelah ngobrol banyak dan Ari Ginanjarpun menyambut baik metode SEFT yang baru ditemukan Faiz. Merasa cocok, akhirnya Faiz diajak menginap di hotel bintang lima di Kuala lumpur.

Pengalaman lain, ketika baru saja menginjakkan kaki di kawasan Larkin Johor, Malaysia, Faiz tidak tahu harus menginap dimana. Tanpa sengaja bertemu dengan sesama muslim dan menawarkan tumpangan tidur gratis. Yakni di sebuah masjid, yang khusus malam itu boleh digunakan menginap.

Kemudahan, keberuntungan Faiz diakui semakin mudah ketika kita ikhlas dan memasrahkan semuanya hanya pada Sang Maha Hidup dan tidak ngoyo mencapai satu tujuan. Kebiasan memaknai hidup ini yang dituangkan Faiz dalam teknik SEFT dan organisasi LoGOS Institute. Sehingga semua orang bisa belajar untuk terus dan terus beruntung. Karena keberuntungan bukan kebetulan, tapi bisa dipelajari dan ada ilmunya. Intinya dengan mendekatkan diri pada sumber keberuntungan sejati, Tuhan Yang Maha Esa. Dan teknik ini sudah diterapkan oleh banyak alumni dan terbukti.

Keberuntungan juga diperoleh Faiz dalam mencari jodoh. Waktu itu pemakaman ibunda di Surabaya. Tante Faiz yang menghadiri pemakaman, merasa iba melihat Faiz, si yatim yang akhirnya juga menjadi piatu. Karena kedua orang yang menancapkan akar dalam hidupnya sudah pergi menghadap Tuhan. Tante Bida, begitu biasa dipanggil, menawarkan Faiz berkenalan dengan kemenakan suaminya. Dengan bekal Bismillah, Faiz menemui gadis itu dan akhirnya cocok. Semuanya begitu mudah dan lancar. Setelah lima tahun melakukan adaptasi, kedua insan ini memutuskan untuk menikah. Sekarang dikaruniai satu putra dan satu calon putra. Sang istri, Vera Maslita sedang mengandung empat bulan.

“Semoga keberuntungan ini benar benar seperti air yang mengalir. Karena memang saya ingin menjadi orang terkaya di Indonesia yang paling banyak amalnya,” pungkas Faiz dengan tersenyum. (may)

Narasumber : Ahmad Faiz Zainuddin – Master SEFT

Apakah Anda percaya pada keberuntungan ? saya sendiri sangat percaya.
Bahkan super percaya dan yakin ada.

Apakah keberuntungan itu datangnya by accident atau by design. Jawabannya adalah
by design. Keberuntungan yang datang pada kita sebenarnya karena proses-proses yang telah
kita lakukan.

Keberuntungan datang karena perbuatan baik manusia yang pernah dilakukannya.
Datangnya bisa langsung setelah kita berbuat baik, segera, atau nanti dan pasti itu
terjadi.

Jadi mari kita selalu berbuat baik untuk diri sendiri dan sesama agar kita selalu beruntung.