tag:blogger.com,1999:blog-56983770991591909262024-03-07T23:09:06.747-08:00artikel tentang keberuntunganUnknownnoreply@blogger.comBlogger29125tag:blogger.com,1999:blog-5698377099159190926.post-83163995523784340712008-04-20T20:38:00.000-07:002008-04-20T20:39:29.718-07:00Marvellous Abundance Parenting - Bagian I<span style="font-weight:bold;">Setiap Kata/Kalimat Memiliki Kekuatan Makna</span><br /><br />Kata/kalimat yang kita gunakan setiap hari sebenarnya “mengekspresikan” bagaimana yang kita rasakan. Kata/kalimat tersebut benar-benar “mempengaruhi” bagaimana kita merasakan sesuatu. Hal ini berlaku untuk setiap orang tanpa memandang usia, mulai dari anak balita bahkan bayi hingga orang dewasa. Ada pepatah yang mengatakan, “Hanya dengan pedang dan batu dapat meremukkan tulang saya namun kata tidak akan pernah melukai saya.” Saya berpikir siapapun yang pertama kali yang mengatakan ini, dia pasti tidak pernah paham tentang kekuatan kata/kalimat!<br /><br />Melalui tulisan saya ini, saya mengajak kita semua untuk menyadari kekuatan kata/kalimat dan mahami pengaruhnya terhadap keluarga pada umumnya serta perkembangan anak pada khususnya. Kekuatan kata/kalimat itu sangat dahsyat! Satu kata saja dapat membuat seseorang menjadi sangat bersemangat luar biasa namun dapat pula sebaliknya, sangat menderita.<br /><br />Apa pengaruh kata/kalimat bagi seorang anak?<br /><br />Jika Anda mengatakan berulang-ulang pada anak Anda, “Kamu bodoh!”, maka anak Anda akan merasa dirinya bodoh. Jika Anda mengatakan pada anak Anda, “Kamu nakal!”, maka anak Anda akan merasa dirinya nakal. Apa yang anak Anda rasakan ini akan menjadi sebuah pondasi dalam pikiran bawah sadarnya sehingga anak Anda akan bersikap dan bertindak seperti yang anak Anda rasakan.<br /><br />Menurut teori memang kata/kalimat hanya berpengaruh 7% dalam proses berkomunikasi sedangkan 38% dipengaruhi oleh intonasi dan pengaruh terbesar, 55%, justru ditentukan oleh bahasa tubuh. Namun yang perlu dicatat adalah ketika seorang ayah atau ibu mengatakan, “Kamu bodoh!” atau “Kamu nakal!”, hampir dipastikan menggunakan intonasi tinggi dan bahasa tubuh “mengancam” yang membuat anak tidak nyaman. Kondisi mental atau ‘state’ tidak nyaman ini tertanam dalam pikiran bawah sadar anak sehingga anak bersikap atau bertindak semakin tidak konsisten.<br /><br />Luar biasanya, dalam keadaan seperti ini orang tua memaknai sikap atau tindakan anak tersebut sebagai ‘semakin menjadi-jadi’. Orang tua biasanya justru semakin ingin menunjukan sikap superiornya dengan tambahan kata/kalimat yang membuat anak semakin tidak nyaman. Beberapa orang tua bahkan membuat target “anak menagis” sebagai selesainya sebuah masalah tanpa pendekatan lebih lanjut. Bila ini terjadi maka saya ucapkan selamat untuk Anda karena Anda 100% berhasil membuat anak Anda manjadi anak “Bodoh” dan “Nakal”!<br /><br />Lalu, bagaimana mengantar Anak Anda menjadi pribadi penuh motivasi dengan kekuatan kata/kalimat?<br /><br /> * Silahkan gambarkan anak Anda bagaikan sebuah benih dan kata/kalimat Anda mewakili matahari, air dan pupuk. Selama ini, apakah kata/kalimat Anda memberikan pencerahan bak mentari pagi pada Anak Anda dalam kegelapan? Apakah kata/kalimat Anda memberikan kesejukan bak embun pagi atau justru membanjiri dan menghilangkan tanah tempat benih itu bertumbuh? Apakah kata/kalimat Anda memberikan nutrisi sehat atau ‘over dosis’ sehingga Anak Anda merasa dibenamkan dalam air kotor?<br /> * Sekarang Anda ambil sebuah catatan kecil untuk jurnal Anda! Jurnal ini dilakukan selama satu minggu.<br /> * Tuliskan setiap kata positif, sayang dan motivasi yang setiap hari dalam satu minggu yang Anda ucapkan pada anak Anda! Contoh: “Ayah/Ibu/Papa/Mama/Papi/Mami menyayangimu!”; “Kamu melakukan sesuatu yang dahsyat!”; “ Kamu cerdas!”; “Kamu sangat spesial untuk Ayah/Ibu/Papa/Mama/Papi/Mami!”; “Kamu fantastik!”; “Kamu hebat!”; dan selanjutnya.<br /> * Kemudian, tuliskan juga setiap kata negatif atau kritikan setiap hari dalam satu minggu yang Anda ucapkan pada anak Anda! Contoh: “Ada apa denganmu?!”; “Mengapa kamu melakukan itu?!”; “ Kamu cerewet!”; “Tutup mulutmu!”; “Tidak pernah menurut kata Ayah/Ibu/Papa/Mama/Papi/Mami!”; “Kamu buat Ayah/Ibu/Papa/Mama/Papi/Mami jadi stres!”; dan selanjutnya.<br /> * Silahkan jumlahkan masing-masing kata/kalimat positif dan negatif setiap harinya!<br /> * Apakah Anda terkejut? Apalah Anda memberikan cahaya atau menutupi anak Anda dengan lumpur?<br /><br />Bagaimana menggunakan kata/kalimat dengan tepat?<br /><br /> * Banyak cara untuk membangun motivasi pada anak Anda, saya mengenalkan salah satu caranya saja. Anda dapat kembangkan sesuai dengan kondisi dan lingkungan tempat Anda tinggal.<br /> * Cobalah untuk menggunakan istilah baru untuk nama hari dalam seminggu seperti di bawah ini: Senin Dahsyat, Selasa Hebat, Rabu Luar Biasa, Kamis Cinta, Jumat Fantastik, Sabtu Ceria dan Minggu Berlimpah<br /> * Kenalkan istilah ini setiap malam sebelum tidur dengan membelai bagian tubuh yang sensitif pada anak Anda, “Hai ……… (sebut nama anak Anda), Ayah/Ibu/Papa/Mama/Papi/Mami menyayangimu. Hari ini adalah Senin Dahsyat. Seperti itulah kamu hari ini, dahsyat! Ingat, besok adalah Selasa Hebat. Ayah/Ibu/Papa/Mama/Papi/Mami sayang kamu, Tuan/Nona Hebat!“<br /> * Pada pagi harinya ucapkan, “Semangat pagi! Apa khabar Tuan/Nona Hebat! Ayah/Ibu/Papa/Mama/Papi/Mami sayang kamu!”<br /> * Setiap orang tua adalah seorang petani. Apa yang Anda tanam itu yang Anda petik. Apa yang ingin Anda panen dari anak Anda? Karakter yang kuat? Pribadi yang penuh percaya diri dan berkembang? Jujur dan bertanggung jawab? Berani dan pantang menyerah?<br /> * Usahakan gunakan kata di bawah ini dalam kalimat ketika Anda berbicara dengan anak Anda sesuai dengan harinya (dapat Anda kembangkan):<br /><br /> * Senin: Percaya diri, Sopan, Berani, Baik hati.<br /> * Selasa: Baik, Agung, Jenius, Memberi.<br /> * Rabu: Cantik/Ganteng, Cerdas, Gigih, Peduli.<br /> * Kamis: Tepat waktu, Sikap Positif, Suka Menolong, Jujur.<br /> * Jumat: Rendah hatH, Bertanggung Jawab, Disiplin<br /> * Sabtu: Terhormat, Simpatik, Penuh Semangat, Optimistik.<br /> * Minggu: Sabar, Tekun, Kerja Sama, Ramah<br /><br />Kata/kalimat yang mengandung makna positif dan membangun ini akan tertanam dengan baik di pikiran bawah sadar anak Anda. Bila itu terjadi maka kondisi mental atau ’state’ anak Anda menjadi nyaman sehingga anak Anda dapat selalu prima dan mudah untuk meraih prestasi puncak.<br /><br />Selamat menjadi keluarga dahsyat yang berlimpah!<br />Filed Under (Articles) by Okky Sulistijo on January-16-2008Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5698377099159190926.post-47125981397428372052008-03-12T23:59:00.000-07:002008-03-13T00:00:14.515-07:00KEBERUNTUNGANDalam acara Business Art With Mario Teguh di saluran O-Channel, ada seorang yang bertanya, "Berapa persen peran keberuntungan dalam menentukan sebuah kesuksesan?"<br /><br />Karena sebelumnya Mario Teguh selalu menekankan tentang berpikir positif dan bertindak positif untuk mencapai hal yang positif, saya jadi bertanya-tanya, apa jawaban yang akan diberikannya. Sebab umumnya orang beranggapan bahwa keberuntungan itu adalah sesuatu hal yang berada di luar kepastian sebuah teori yang matematis.<br /><br />* * * *<br /><br />"Luck" bagi banyak orang adalah suatu misteri, sehingga di dalam saku atau dompet dengan diam-diam orang membawa sebentuk "jimat keberuntungan." Benda-benda yang sudah didoakan atau dikeramatkan diharapkan bisa membawa keberuntungan bagi pemiliknya.<br /><br />Tentunya kita masih ingat akan ikan arwana yang harganya bisa mencapai puluhan juta rupiah karena dianggap bisa memberi keberuntungan. Padahal dahulu kala di tempat asalnya, ikan Arwana termasuk dalam daftar menu makanan kegemaran penduduk setempat.<br /><br />Saya termasuk seberuntung saudara kita di pedalam Kalimantan, karena pernah menikmati daging ikan Arwana milik saudara yang tiba-tiba sekarat karena salah makan. Terasa nikmat lebih karena membayangkan sedang menyantap daging seekor ikan yang pernah ditawar jutaan rupiah, tetapi berakhir tragis di penggorengan.<br /><br />Fengshui bagi sebagian orang juga dipercaya mengubah keberuntungan lebih besar bagi yang mengikutinya. Bahkan ada saluran TV yang secara khusus menayangkan program fengshui, dan ternyata menjadi tayangan dengan rating yang tinggi - karena memang orang sangat rindu untuk meraih keberuntungan hidup.<br /><br />Keberuntungan adalah hal yang diliputi kabut misteri yang menyebabkan orang mengambil kesempatan dengan menawarkan barang dan jasa yang bisa menyingkap kabut kalau-kalau bisa menemukan keberuntungan dibaliknya. Beruntung adalah lawan dari sial, yang kedatangannya pasti dihindari oleh semua orang.<br /><br />* * * * *<br /><br />Kemudian apa jawaban Mario Teguh? Seperti biasa sambil tersenyum dan penuh percaya diri dia menjawab, "Orang menempuh pendidikan yang baik supaya hidupnya beruntung. Orang berpakaian dengan rapi dan baik supaya beruntung. Orang menjaga tutur kata dan tingkah lakunya supaya beruntung dalam pergaulan. Orang melakukan semua hal yang baik supaya beruntung dalam hidupnya."<br /><br />"Jadi berapa persen peran keberuntungan dalam sebuah kesuksesan? Jawabnya adalah Seratus Persen!"<br /><br />Hebat sekali sekali jawaban yang diberikan. Mengubah hal yang diluar perkiraan dan tidak terukur (intangible) menjadi hal yang terukur (tangible) dan masuk akal. Semua penonton di studio dan juga di rumah setuju dan membenarkan jawaban jitu yang diberikan oleh Mario Teguh.<br /><br />* * * * *<br /><br />Tetapi kemudian saya melihat hal berbeda - bukan karena mau mengkritisi atau merasa lebih pintar dari Mario Teguh. Saya lebih melihat bahwa keberuntungan yang disampaikannya adalah bentuk "keberuntungan yang diusahakan."<br /><br />Orang dengan pendidikan yang tinggi mempunyai tingkat keberuntungan yang lebih besar daripada yang berpendidikan rendah. Orang dengan penampilan fisik yang sempurna akan lebih beruntung dalam hidupnya dibandingkan yang cacat. Orang yang kuper (kurang pergaulan) tidak akan seberuntung orang yang pergaulannya luas. Dan masih banyak deretan yang lain untuk menunjukkan bahwa semua yang terbaik dan sempurna bisa menciptakan keberuntungan yang lebih. Semua alasan itu mudah untuk dipahami.<br /><br />Tetapi disamping "keberuntungan yang diusahakan" saya akan menambahkan dengan "keberuntungan yang dianugerahkan". Akan tetapi kita harus hati-hati dengan keberuntungan yang kedua untuk tidak menjadi latah dengan gambaran jimat ataupun ikan arwana di penjelasan awal.<br /><br />* * * * *<br /><br />Di kantor, saya menemukan orang melamar pekerjaan dengan ijazah SMU karena itu yang dibutuhkan dibandingkan dengan ijazah sarjana yang dengan susah payah telah berhasil diraihnya.<br /><br />Ada teman wanita yang cantik, pintar, karir bagus dan sudah ingin menikah tetapi tidak ada yang mengajukan proposal padanya. Sempat dia memburu cowok idamannya, tetapi pelaminan ternyata berpihak pada wanita lain yang tampak biasa-biasa saja.<br /><br />Ada staf di kantor yang pendidikannya tinggi, pintar, pribadinya simpatik, mudah bekerjasama dengan baik - tetapi di manapun ditempatkan tidak mencapai target karir yang membuatnya frustrasi. Sampai akhirnya saya ajak dia untuk bergabung dengan team di proyek yang saya kerjakan. Baru saya tahu penyebab utamanya, yaitu entah kenapa dia selalu berada di tempat dan waktu yang tidak tepat.<br /><br />Banyak kali, dia tidak ada di tempat karena sedang ditugaskan untuk mengerjakan pekerjaan yang lain. Padahal momen itu berguna bagi karirnya. Walaupun saya sudah berusaha memberi jalan untuk membantunya, mendorong semangatnya, tetapi pada akhirnya selalu ada saja yang membuatnya tidak berhasil.<br /><br />Kemudian dia resign. Ternyata hanya beberapa minggu setelahnya ada program penyegaran perusahaan yang menawarkan kompensasi resign dengan nominal yang lebih tinggi. Karena surat resignnya terlanjur sudah diterima oleh management sebelumnya, maka dia tidak bisa menerima kompensasi sebesar yang ada di program penyegaran.<br /><br />Karena ketidakberhasilan bekerja dengan orang lain, dia memutuskan untuk wirasrasta. Tetapi setelah itu saya mendengar usahanya juga bermasalah cukup serius. Saya sampai bingung sendiri melihat kenyataan itu, dan akhirnya mengakui bahwa dia adalah orang yang 'tidak beruntung'.<br /><br />Saya punya banyak teman yang merasa tidak seberuntung yang lain - walaupun tingkat pendidikannya lebih tinggi. Walaupun dia sudah berusaha bekerja sama dengan semua pihak. Walaupun sudah mengorbankan waktu dan pikiran untuk lebih mementingkan pekerjaan dibandingkan keluarga dan hubungan sosial; tetapi tetap saja mereka merasa tidak sukses - sehingga harus berpindah dari satu tempat kerja ke tempat yang lain. Sehingga akhirnya memutuskan untuk berhenti berpindah dan menekuni satu pekerjaan dengan merasa tetap tidak berhasil.<br /><br />* * * * *<br /><br />Kalau saya mengajukan sebuah pertanyaan, "Apakah anda merasa beruntung saat ini?" Saya percaya jawaban yang saya terima adalah lebih banyak gelengan kepala dengan perasaan sedih. Kenapa bisa seperti itu? Karena semua usaha dan kerja keras yang sudah dilakukan untuk membuatnya beruntung ternyata tidak sebanding dengan harapan keuntungan ataupun sukses yang sudah diraih. Itu yang membuat orang merasa tidak sukses atau bahkan merasa gagal dalam hidup.<br /><br />Mereka pada akhirnya merasa gagal karena berusaha meraih keberhasilan dengan menggunakan "Keberuntungan yang diusahakan."<br /><br />* * * * *<br /><br />Ada jalan keluar yang lebih manjur untuk mencapai kesuksesan diluar cara-cara pengumpulan jimat, fengshui atau pun kerja keras untuk membentuk "kebentungan yang diusahakan." Cara yang ampuh yaitu dengan menggunakan jurus, "keberuntungan yang dianugerahkan."<br /><br />Petrus, Thomas, Natanael dan dua orang murid Tuhan Yesus adalah para profesional penjala ikan. Tetapi dengan semua kemampuan yang membuatnya bisa memperoleh "Keberuntungan yang diusahakan," semalam-malaman mereka bekerja dan tidak menangkap apa-apa. Nothing! Tidak ada satu ikan pun yang berhasil diperoleh.<br /><br />Tetapi menjelang siang, mereka kembali melaut dengan berbekal "Keberuntungan yang dianugerahkan" oleh Tuhan Yesus, dan mereka memperoleh ikan-ikan besar sebanyak seratus lima puluh tiga ekor dan jalanya tidak koyak (Yohanes 21:11).<br /><br />Memang tetap diperlukan keahlian dan usaha mereka sebagai "keberuntungan yang diusahakan." Mereka harus bisa mengendalikan perahu, harus bisa membuat jala, harus bisa menebarkan jala dan menarik jala dengan benar serta semua keahlian yang harus dimiliki oleh seorang nelayan. Akan tetapi keberhasilan memperoleh ikan ternyata hanya karena "keberuntungan yang dianugerahkan."<br /><br />Berapa besar perbandingan keduanya? Kalau diperhitungkan terhadap hasil akhir dan kesuksesan yang diraih, maka porsi "keberuntungan yang diusahakan" sekitar 10% dan "Keberuntungan yang dianugerahkan" sebesar 90%. Ada yang menyebut 15% dan 85%, tetapi semuanya setuju bahwa "keberuntungan yang dianugerahkan" menduduki peran yang paling utama.<br /><br />* * * * *<br /><br />Apa kata TUHAN melalui nabi Yeremia mengenai kedua macam keberuntungan ini?<br /><br />Pertama, mengenai "keberuntungan yang diusahakan," dalam Yeremia 17:5 dikatakan :<br />"Beginilah firman TUHAN: 'Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!' "<br /><br />Ternyata TUHAN sama sekali tidak berkenan dengan orang yang MENGANDALKAN kesuksesannya pada "keberuntungan yang diusahakan." Kemampuan dasar memang harus dimiliki dan kerja keras harus dilakukan - tetapi itu lebih dipandang sebagai sarana pendukung saja. Sebab jika itu yang menjadi andalan untuk memperoleh keberhasilan, maka TUHAN justru berfirman sebaliknya :<br /><br />"Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk."<br /><br />Melihat hasil dari jerih payah yang sia-sia itu, kita bisa menyimpulkan dengan satu kalimat pendek, "Capek deh ...."<br /><br />Sekarang bagaimana dengan "keberuntungan yang dianugerahkan" ? TUHAN rupanya menjamin dengan firmanNya, "Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN." (Yeremia 17:7)<br /><br />Kemudian hasil yang bisa dicapai dengan "keberuntungan yang dianugerahkan" itu adalah:<br />"Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah."<br /><br />Suatu kesuksesan yang luar biasa yang pasti dicapai oleh orang yang mengandalkan dan bergantung kepada, "keberuntungan yang dianugerahkan." Dahsyat men ...<br /><br />* * * * *<br />Saya merasa tidak memiliki cukup "keberuntungan yang diusahakan." Pendidikan saya tidak setinggi teman-teman ataupun staf saya. Penampilan fisik saya jauh dibanding dengan mereka yang memiliki kriteria guanteng dan keren. Dan yang lebih parah, saya merasa otak di kepala ini tidak secanggih anak-anak muda jaman sekarang. Saya termasuk orang yang gaptek alias 'gagap teknologi'.<br /><br />Walaupun dengan segudang kelemahan dan kekurangan, tetapi saya dilahirkan sebagai manusia biasa yang juga memiliki harapan dan keinginan untuk bisa berhasil dan sukses dalam hidup. Karena merasa tidak ada pilihan dan harapan di bagian yang pertama, maka saya bisanya hanya bergantung pada pilihan yang kedua yaitu pada "keberuntungan yang dianugerahkan."<br /><br />Ya, seperti Petrus dan teman-temannya, saya melengkapi diri dengan kemapuan dasar supaya bisa bekerja dengan baik.<br /><br />Seingat saya setelah itu, saya diterima bekerja di tempat ini dengan menyingkirkan ratusan pelamar yang lain adalah karena pada setiap tahapan test, saya selalu minta didoakan oleh ibu saya. Jadi Tuhan mengabulkan doa ibu saya dan saya bisa pindah kerja di tempat ini.<br /><br />Saya bersyukur karena di dalam kebodohan saya, Tuhan memberikan para staf yang berpendidikan tinggi, pintar dan cemerlang, sehingga semua angan-angan dan gambaran yang mustahil sekalipun bisa diwujudkan secara mengagumkan. Bahkan lebih progresif dibandingkan dengan proyek sama yang dikerjakan di group perusahaan di luar negeri. Apa jadinya pekerjaan saya tanpa didukung oleh para staf yang loyal dan berdedikasi tinggi. Mereka bahkan selalu setia 'mengikuti' kemana saja saya ditempatkan, dan saya sangat bersyukur untuk itu.<br /><br />Tuhan juga telah mempertemukan saya dengan orang-orang yang ternyata di kemudian hari sangat menopang pekerjaan dan karir saya baik di Indonesia maupun di luar negeri. Saya melihat itu semua sebagai keping-keping puzzle yang ternyata baru terlihat gambar indahnya setelah bertahun-tahun terlewati.<br /><br />Kalau diibaratkan seekor burung, saya tidak perlu terus menerus memeras energi dan pikiran untuk mengepak supaya bisa terbang tinggi. Memang tetap harus diperlukan kepakan sayap awal supaya bisa terangkat ke angkasa. Tetapi setelah itu lebih banyak melayang, mengikuti dorongan angin lembut dan nyaman, yang menjaga ketinggian di udara bahkan mendukung untuk dapat terbang lebih tinggi lagi.<br /><br />Saya merasa bahwa usaha dan kerja keras yang saya lakukan tidak sebanding dengan keberhasilan yang telah saya peroleh - dibandingkan dengan mereka yang harus 'jungkir balik' tetapi tetap tidak bisa mencapainya. Ini yang terkadang membuat orang merasa iri melihat "kesuksesan" yang saya terima - dan keingintahuan mereka saya jawab dengan, "Semuanya terjadi hanya karena 'keberuntungan yang dianugerahkan' oleh Tuhan saja ..."<br /><br />* * * *<br /><br />Ya, "keberuntungan yang dianugerahkan" pada kenyataannya merupakan 90% penentu dari semua keberhasilan yang bisa dicapai. Semua usaha dan kerja keras untuk membuat "keberuntungan yang yang diusahakan" hanya menyumbang 10%, dan tidak lebih sebagai sebuah langkah awal.<br /><br />'Sepuluh persen' pun bisa tidak membuahkan hasil apa-apa seperti Petrus dengan segala keahliannya sebagai nelayan yang berusaha keras semalaman menjaring ikan tetapi kembali tanpa menangkap seekor pun. Akan tetapi usaha yang 'sepuluh persen' akan berbuah keberhasilan yang menakjubkan, manakala yang 'sembilan puluh persen' turut terlibat di dalamnya.<br /><br />Jika demikian halnya, mengapa kita tidak mengandalkan diri pada "keberuntungan yang dianugerahkan" ; sehingga membuat kita dengan bangga mampu untuk mengaku, "Bahwa pertolongan kita adalah di dalam nama Tuhan yang menciptakan langit dan bumi." Bukankah itu adalah kunci rahasia keberuntungan yang dahsyat dan super?<br /><br />--------------<br />(Indriatmo)Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-5698377099159190926.post-21896834787675570542008-03-12T23:49:00.000-07:002008-03-12T23:58:21.378-07:00Mengundang KeberuntunganOleh<br />Prof Dr Roy Sembel/Sandra Sembel<br /><br />Anda yang bekerja pasti ingin mendapat promosi dan naik gaji. Anda yang memiliki usaha sendiri juga ingin usaha tambah besar dan penghasilan melimpah. Anda yang masih di bangku kuliah atau yang kembali lagi ke bangku kuliah pun pasti memiliki keinginan untuk cepat selesai, dan selesai dengan hasil yang terbaik.<br /><br />Yah...setiap orang pasti ingin mengecap keberuntungan. Tetapi, sepertinya tidak semua orang mampu mengundang keberuntungan tersebut terus-menerus dalam hidup mereka. Hanya segelintir orang saja yang bisa menahan keberuntungan dalam hidup mereka.<br />Lalu, jika mereka bisa, mengapa kita tidak? Ternyata, ada beberapa trik yang bisa kita contoh untuk mengundang keberuntungan dan mempertahankannya. Bagaimana caranya? Simak yang berikut.<br /><br />Berkeinginan<br />Kunci utama dalam mengundang keberuntungan adalah berkeinginan untuk mengubah nasib menjadi lebih baik. Tanpa ada keinginan tak akan ada tindakan. Tanpa ada tindakan tak akan ada hasil yang bisa kita raih. Ini adalah hukum alam yang sederhana, dan banyak orang yang sudah tahu tentang hal ini.<br />Namun banyak orang yang merasa terlalu pesimistis dengan nasibnya, sehingga tidak memiliki keberanian untuk berkeinginan sukses. Alasan mereka bermacam-macam: ”Saya kan cuma lulusan SD, apa sih yang bisa dilakukan orang seperti saya? Saya tidak punya bakat bisnis, jadi mengapa saya harus mencoba berbisnis? Ah, itu kan cuma untuk mereka yang pintar dan kaya saja? Saya tidak punya koneksi, jadi susah masuk bidang itu.”<br />Jika sudah tidak punya keinginan, kita pastilah tidak akan pernah mengecap keberuntungan. Jadi, jika Anda ingin mengubah nasib di tahun 2008 ini, tumbuhkan keinginan untuk beruntung, karena inilah kunci utama yang membuka pintu keberuntungan tersebut.<br /><br />Bertindak<br />Langkah selanjutnya setelah pintu keberuntungan terbuka adalah bertindak untuk melangkah masuk ke dalamnya. Tindakan akan mendekatkan kita untuk meraih keberuntungan tersebut. Jika kita belum punya informasi, keterampilan atau pengalaman yang diperlukan untuk itu, jangan hanya menyesali diri atau merenung tanpa hasil Kita perlu bertindak—cari jalan untuk belajar.<br />Banyak cara untuk belajar: dari pengalaman orang lain, dari buku, dari mencoba sendiri, dari pengamatan, dan dari sekolah. Jika kita sudah memiliki modal yang diperlukan untuk terjun ke satu bidang usaha, yang harus kita lakukan adalah memulai langkah pertama dalam berusaha.<br />Kita tidak perlu menunggu sampai semuanya sempurna dan lengkap, yang penting hal-hal yang utama yang diperlukan sudah ada, kita hanya tinggal melangkah saja untuk masuk ke gerbang keberuntungan.<br /><br />Berencana<br />Selain berusaha, kita juga perlu berencana. Perencanaan adalah bagian dari sukses. Keuntungan dari perencanaan adalah kita bisa memetakan masa depan yang ingin kita jalani. Dengan demikian kita bisa mendapat gambaran tantangan apa saja yang mungkin kita hadapi, kesempatan apa saja yang bisa kita manfaatkan dan fasilitas, informasi, dan keterampilan apa yang masih harus kita tingkatkan serta siapa saja yang bisa kita hubungi untuk mendapatkan dukungan.<br />Gambaran-gambaran ini penting untuk kita ketahui agar kita bisa memilih strategi yang tepat dalam bertindak untuk meraih keberuntungan. Tetapi yang juga perlu diingat adalah hukum PARETO 20/80. Pastikan perencanaan yang kita lakukan adalah usaha 20% yang bisa meraih 80 hasil. Jadi,kita tidak perlu menunggu sampai semua informasi lengkap, yang penting kita mendapatkan 20% hal penting yang kita butuhkan untuk meraih paling sedikit 80% keberuntungan.<br /><br />Berusaha<br />Setelah perencanaan kita miliki, langkah selanjutnya adalah menggunakan rencana tersebut sebagai panduan untuk kita memulai usaha mengundang keberuntungan. Tanpa usaha, tak akan ada hasil nyata. Usaha perlu ditunjang dengan fasilitas dan dukungan yang tepat.<br />Jadi, pastikan kita masuk ke lingkungan pergaulan orang-orang yang bisa menularkan semangat positif mereka pada kita dan juga yang bisa memberikan dukungan mereka pada kita. Usaha juga perlu diarahkan dengan strategi yang tepat. Jadi, kita perlu memanfaatkan perencanaan yang sudah kita susun untuk memilih alternatif strategi yang tepat untuk meraih keberuntungan.<br /><br />Berpikir<br />Selain berusaha, yang juga penting dalam mengundang kerberuntungan adalah berpikir. Apa yang kita pikirkan, itulah yang kita lakukan. Jadi, pastikan kita memanfaatkan pikiran kita untuk bertindak, berusaha dan meraih keberuntungan. Caranya? Kita perlu berpikir positif, berpikir ke depan dan berpikir sukses.<br />Pikiran-pikiran seperti ini akan mendorong kita untuk berusaha mewujudkan apa yang ada di pikiran tersebut. Jika kita berpikir sukses, pastinya kita akan berusaha melangkah meraih sukses. Jika kita berpikir optimistis, walaupun banyak tantangan yang ada didepan kita, kita tidak gentar, karena pikiran kita memandu kita untuk melihat jauh ke depan, ke arah solusi yang jauh melampaui tantangan tersebut. Jadi, jika kita punya kemampuan untuk berusaha mewujudkan apa yang ada dipikiran kita, mengapa kita tidak berusaha untuk berpikir untung.<br /><br />Bertekun<br />Perbedaan mereka yang beruntung dengan mereka yang tidak beruntung adalah ketekunan. Di sebuah acara TV yang menampilkan suasana audisi lomba mencari bakat menyanyi di Amerika, atau yang lebih dikenal dengan ”American Idol”. Salah seorang peserta akhirnya berhasil lolos setelah berkali-kali ikut audisi.<br />Seorang pemenang pemilihan Ratu Amerika juga ternyata tidak berjuang sekali saja. Ia berkali-kali gagal di tingkat daerah—hanya menjadi runner up. Lalu, ia membeli dan mempelajari puluhan video tentang berbagai pemilihan ratu. Dengan tekun ia juga berlatih dalam bersikap, berbicara dan berpakaian. Ternyata, ketekunannya tidak sia-sia. Ia akhirnya mampu meraih predikat sebagai Miss America.<br />Keberuntungan tersedia bagi setiap orang, asalkan mereka mau berkeinginan, bertindak, berencana, berusaha, dan bertekun sampai keberuntungan itu dapat diraih. Sukses untuk kita semua. <br /> <br /><br />Copyright © Sinar Harapan 2003Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5698377099159190926.post-87123124347223716422008-03-12T23:48:00.000-07:002008-03-12T23:49:03.068-07:00Mengubah Kesalahan Menjadi KeberuntunganKesalahan bisa terjadi kapan dan di mana saja. Kadangkala segala sesuatu yang telah dipersiapkan dengan baik pun tidak luput dari kesalahan, apalagi yang sembarangan. Masalahnya sekarang, mungkinkah kita mengubah kesalahan menjadi sebuah keberuntungan? Anda menjawab tidak mungkin? Simak kisah nyata berikut ini.<br /><br />Bette Graham bukanlah seorang sekretaris yang baik. Ia membuat banyak sekali kesalahan ketika mengetik dengan mesin ketik. Ia hidup pada era sebelum komputer dan printer ditemukan. Ketika Bette Graham mengetik dan membuat kesalahan, maka ia harus mengulang dari awal. Tentu menambah beban pekerjaannya. Ia lalu mempunyai ide yang brillian. Ia menaruh sebuah wadah berisi cat putih dan kuas kecil. Setiap kali ia salah mengetik, ia menyapukan kuas kecil dan cat putih itu. Pekerjaan pun menjadi lebih ringan, karena ia tak harus mengetik ulang.<br /><br />Sekretaris-sekretaris lain menyukai ide Bette Graham. Mereka pun memesan cat putih dan kuas kecil itu. Bette Graham pun belajar untuk membuat ramuan cat yang lebih baik, dan menjualnya dengan nama Liquid Paper. Dua puluh tahun kemudian ia mempunyai ratusan orang yang bekerja padanya, dan menghasilkan 47 juta dolar. Di indonesia, kita pun dulu mengenal tip ex ketika era mesin ketik masih digunakan banyak kalangan. Sampai kini, tip ex pun masih digunakan untuk memperbaiki kesalahan penulisan tangan dengan tinta. Tentu dengan kemasan yang makin praktis.<br /><br />Mengubah kesalahan menjadi keberuntungan. Mungkinkah? Lewat kehidupannya, Bette Graham menjawab dengan tegas : ya! Kuncinya? Ketika kesalahan itu kita terima dengan lapang dada dan pikiran yang terbuka, maka akan terbukalah pintu-pintu keberuntungan di balik kesalahanUnknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5698377099159190926.post-50852630091353294012008-03-12T23:46:00.001-07:002008-03-12T23:46:55.507-07:00Keberuntungan CinaAnda mungkin tidak percaya ini tapi nasehatnya luar biasa.<br /><br />Baca sampai habis, anda akan belajar sesuatu !!!<br /><br />SATU.<br />Berikan mereka lebih dari yang mereka harapkan dan lakukan itu dengan senang hati.<br /><br />DUA.<br />Menikahlah dengan pria/wanita yang anda cintai. Ketika anda beranjak tua, keahlian percakapan mereka akan menjadi sepenting seperti hal lain.<br /><br />TIGA.<br />Jangan percaya dengan apa yang anda dengar, Habiskan apa anda miliki atau tidur semau anda.<br /><br />EMPAT.<br />Ketika anda ucapkan, "Aku mencintaimu", Seriuslah.<br /><br />LIMA.<br />Ketika anda ucapkan, "Maafkan saya", pandang mata orang itu.<br /><br />ENAM.<br />Tunanganlah sedikitnya enam bulan sebelum anda menikah.<br /><br />TUJUH.<br />Percayalah pada cinta pandangan pertama.<br /><br />DELAPAN.<br />Jangan tertawakan/remehkan impian orang. Orang yang tidak punya impian adalah miskin.<br /><br />SEMBILAN.<br />Cintailah dengan mendalam dan bergairah. Anda mungkin akan terluka, tapi ini satu-satunya cara untuk menjalani hidup sebenarnya.<br /><br />SEPULUH.<br />Saat terjadi percekcokan/pertengkaran, Janganlah menyebut nama.<br /><br />SEBELAS.<br />Jangan menilai orang karena dengan siapa mereka berteman.<br /><br />DUABELAS.<br />Bicaralah pelan tapi berpikirlah cepat.<br /><br />TIGABELAS.<br />Ketika seseorang mengajukan pertanyaan yang anda sendiri tidak ingin menjawabnya, tersenyumlah dan tanya, "Kenapa anda ingin tahu?"<br /><br />EMPATBELAS.<br />Ingat bahwa cinta dan kesuksesan besar membutuhkan pengorbanan.<br /><br />LIMABELAS.<br />Ucapkan "berkah bagimu" saat anda mendengar orang bersin.<br /><br />ENAMBELAS.<br />Ketika anda kalah, jangan lupakan pelajaran yang didapat.<br /><br />TUJUHBELAS.<br />Hargai diri sendiri; Hargai orang lain; Bertanggung jawab pada semua yang anda lakukan.<br /><br />DELAPANBELAS.<br />Jangan biarkan pertengkaran kecil merusak persahabatan yang besar.<br /><br />SEMBILANBELAS.<br />Ketika anda sadar telah berbuat kesalahan Ambil langkah segera untuk memperbaikinya.<br /><br />DUAPULUH.<br />Tersenyumlah saat menerima telepon.Penelpon akan mendengarnya dari suara anda.<br /><br />DUAPULUH DUA.<br />Habiskan waktu sendirian.<br /><br />Oleh: Tidak DiketahuiUnknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5698377099159190926.post-45556757872146828942008-03-12T22:06:00.000-07:002008-03-12T22:07:45.553-07:00Keberuntungan itu seperti air yang terus dan terus mengalir1 September 2007 01:10<br /><br />Keberuntungan memang seperti air yang terus dan terus mengalir dalam kehidupan pria 30 tahun ini. Ahmad Faiz Zainuddin atau biasa dipanggil Faiz memang sering mengalami keberuntungan yang seringkali tidak masuk di akal. Tapi pada kenyataanya terjadi atas kehendak Tuhan.<br /><br />Bapak satu anak ini bercerita, keberuntungan yang tak putus putus dialaminya sejak memasuki usia Sekolah Menengah Atas (SMA). Waktu itu, Faiz memilih SMA 5 karena dekat dengan rumah, di kampung Peneleh Surabaya. Ternyata, SMA 5 ini adalah SMA favorit di Surabaya. “Saya jadi beruntung, karena memang di sekolah ini tempat berkumpul siswa - siswa top,” kata Faiz.<br /><br />Keberuntungan lain yang diakui Faiz sejak kelas 5 Sekolah dasar (SD), sepeninggal ayahanda Anas Thohir, Faiz menjadi anak yang paling banyak uang sakunya, karena seringkali orang kasihan pada si yatim dan memberi uang.<br /><br />“Iya, kita itu gak punya ayah, tapi paling banyak sangu-nya.” Keberuntungan selanjutnya ketika mencoba menembus UNAIR. Cobaan Faiz cukup berat waktu itu. Tepat hari H ujian, UMPTN, ternyata Faiz harus merawat ibunya yang masuk rumah sakit karena stroke.<br /><br />Lelaki penggemar warna biru ini, hanya bisa tidur di kolong tempat tidur, menjaga ibunda tercinta. Buku 1000 Soal UMPTN yang baru saja dibeli hanya menjadi bantal tidur. Karena Faiz cukup lelah. Begitu bangun pagi, dia hanya bilang “Doakan ya bu, kula (saya) mau UMPTN,” sambil mencium punggung tangan ibunya.<br /><br />Dengan mulus, meskipun tanpa persiapan belajar, akhirnya Faiz diterima di Fakultas Psikologi UNAIR. “Sebenarnya waktu itu saya pingin ke ITB. Tapi karena ibu sakit, di Surabaya saja gakpapa,” kenang Faiz.<br /><br />Perjalanan kuliah Faiz ternyata tidak mulus. Karena sampai semester lima, waktu Faiz dihabiskan merawat ibu. Memang masih banyak saudara lain, tapi ibunda ini sangat manja pada Faiz karena Faiz dinilai sangat sabar melayani ibunda. Faiz jadi sering pulang begitu terdengar adzan Dhuhur, karena Faiz harus membantu sang ibu untuk menunaikan sholat Dhuhur.<br /><br />“Jadi saya kalau kuliah ya sesempatnya. Saya mengutamakan ibu,” tambahnya. Sejak muda kegelisahan Faiz sangat kuat. Kegelisahan akan kondisi bangsa ini. Sebelum mengenal banyak ilmu dan berhasil melahirkan Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT), sejak di bangku kuliah benih-benih konsep LoGOS (Loving God, blessing others, self improvent) sudah disemai.<br /><br />Dia mendeklarasikan LoGOS Community bersama beberapa rekan, diantaranya Danny Hernowo yang sekarang sebagai CEO LoGOS Institute. LoGOS Community menjadi satu organisasi yang diperhitungkan dalam kampus dengan berbagai kegiatan sosial. Deklarasi dibuka oleh seorang dosen yang sekarang menjadi Dekan Fakultas Psikologi UNAIR, Bapak Seger.<br /><br />Sayangnya umur komunitas ini tidak lama. Karena persis ketika Faiz lulus, LoGOS Community juga bubar. Tapi rupanya, konsep pemaknaan hidup yang dilontarkan Faiz lewat LoGOS Community cukup membekas di hati para anggotanya.<br /><br />“Meskipun LoGOS sudah mati tapi semangat LoGOS tetap di hati kami mas,” begitu ungkapan Ariani Tri Wrastari, mantan anggota yang sekarang mengambil pasca sarjana di University of Adelaide Australia.<br /><br />Setelah lulus, kegelisahan Faiz semakin besar. Dia sangat ingin menemukan satu formula mudah untuk mengatasi masalah bangsa dengan murah. Waktu kuliah Faiz mengambil semua mata kuliah hingga 176 SKS, demi untuk mendapatkan apa yang dicari. Tapi belum ketemu juga. Keinginan kuatnya saat itu adalah sekolah ke luar negeri tapi tidak punya biaya.<br /><br />Tapi memang lagi - lagi keberuntungan Faiz belum berhenti. Tanpa disangka – sangka, seseorang datang menawarkan bea siswa ke luar negeri. bak gayung bersambut dengan keinginan Faiz. Malah sebelum belajar ke luar negeri, seseorang itu juga mengabulkan permintaan Faiz untuk umroh ke tanah suci. Lengkap sudah keberuntungan Faiz.<br /><br />“Saya waktu itu hanya ikhlas, pasrah dan terus mendekatkan diri pada sumber keberuntungan sejati. Allah. Itu saja,”tuturnya.<br /><br />Dengan hati penuh suka cita, Faiz berangkat ke Australia. Dan belajar ke Australia seperti menjadi pintu keberuntungan berikutnya. Karena setelah dari Australia, Faiz malah mendapat empat bea siswa gratis secara berturut – turut. Dari Austarlia, ke Malaysia, lalu ke Thailand dan Singapura.<br /><br />Selama menjalani kuliah di negeri orangpun, keberuntungan masih terus mengikuti Faiz di saat – saat tak terduga.<br /><br />Waktu itu, Faiz mengikuti pelatihan ESQ di Kuala Lumpur dan dengan mudah bisa berkomunikasi panjang lebar dengan pencetus ESQ - Ari Ginanjar. Setelah ngobrol banyak dan Ari Ginanjarpun menyambut baik metode SEFT yang baru ditemukan Faiz. Merasa cocok, akhirnya Faiz diajak menginap di hotel bintang lima di Kuala lumpur.<br /><br />Pengalaman lain, ketika baru saja menginjakkan kaki di kawasan Larkin Johor, Malaysia, Faiz tidak tahu harus menginap dimana. Tanpa sengaja bertemu dengan sesama muslim dan menawarkan tumpangan tidur gratis. Yakni di sebuah masjid, yang khusus malam itu boleh digunakan menginap.<br /><br />Kemudahan, keberuntungan Faiz diakui semakin mudah ketika kita ikhlas dan memasrahkan semuanya hanya pada Sang Maha Hidup dan tidak ngoyo mencapai satu tujuan. Kebiasan memaknai hidup ini yang dituangkan Faiz dalam teknik SEFT dan organisasi LoGOS Institute. Sehingga semua orang bisa belajar untuk terus dan terus beruntung. Karena keberuntungan bukan kebetulan, tapi bisa dipelajari dan ada ilmunya. Intinya dengan mendekatkan diri pada sumber keberuntungan sejati, Tuhan Yang Maha Esa. Dan teknik ini sudah diterapkan oleh banyak alumni dan terbukti.<br /><br />Keberuntungan juga diperoleh Faiz dalam mencari jodoh. Waktu itu pemakaman ibunda di Surabaya. Tante Faiz yang menghadiri pemakaman, merasa iba melihat Faiz, si yatim yang akhirnya juga menjadi piatu. Karena kedua orang yang menancapkan akar dalam hidupnya sudah pergi menghadap Tuhan. Tante Bida, begitu biasa dipanggil, menawarkan Faiz berkenalan dengan kemenakan suaminya. Dengan bekal Bismillah, Faiz menemui gadis itu dan akhirnya cocok. Semuanya begitu mudah dan lancar. Setelah lima tahun melakukan adaptasi, kedua insan ini memutuskan untuk menikah. Sekarang dikaruniai satu putra dan satu calon putra. Sang istri, Vera Maslita sedang mengandung empat bulan.<br /><br />“Semoga keberuntungan ini benar benar seperti air yang mengalir. Karena memang saya ingin menjadi orang terkaya di Indonesia yang paling banyak amalnya,” pungkas Faiz dengan tersenyum. (may)<br /><br />Narasumber : Ahmad Faiz Zainuddin – Master SEFTUnknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5698377099159190926.post-38097991393184094132008-03-12T21:58:00.000-07:002008-03-12T21:59:42.789-07:00KeberuntunganApakah Anda percaya pada keberuntungan ? saya sendiri sangat percaya.<br />Bahkan super percaya dan yakin ada.<br /><br />Apakah keberuntungan itu datangnya by accident atau by design. Jawabannya adalah<br />by design. Keberuntungan yang datang pada kita sebenarnya karena proses-proses yang telah<br />kita lakukan.<br /><br />Keberuntungan datang karena perbuatan baik manusia yang pernah dilakukannya.<br />Datangnya bisa langsung setelah kita berbuat baik, segera, atau nanti dan pasti itu<br />terjadi.<br /><br />Jadi mari kita selalu berbuat baik untuk diri sendiri dan sesama agar kita selalu beruntung.Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5698377099159190926.post-77700742379138394872008-03-12T21:39:00.000-07:002008-03-12T21:40:17.765-07:00Tips Menjadi orang Beruntung“Sesungguhnya aku yakin bahwa kesuksesan itu adalah 95% keberuntungan dan 5% kemampuan” (Julis Rosenwald, mantan Presidebt Sears, Roebuck and Company)<br /><br /><br />Satu keber1untungan bisa mengubah seluruh hidup anda, begitu juga dengan kesialan. Dalam buku The Luck Factor (Faktor Keberuntungan), karya Richard Wiseman, penulis telah melakukan riset selama 8 tahun terhadap 1000 orang yang pernah mengalami keberuntungan dan kesialan.<br /><br /><br />DR Wiseman akhirnya berhasil menemukan faktor-faktor yang menyebabkan keberuntungan. Dan bagaimana caranya menciptakan keberuntungan dan mengubah kesialan menjadi keberuntungan dalam hindu anda. Dalam buku ini banyak dipaparkan contoh-contoh orang yang sering beruntung dan orang yang selalu sial, serta latihan untuk anda.<br /><br /><br />Resumenya secara singkat ada 4 prinsip menjadi orang beruntung :<br /><br /><br />Prinsip Pertama: Memaksimalkan Peluang Kebetulan<br /><br />Orang-orang beruntung menciptakan, menyadari dan bertindak sesuai peluang kebetulan dalam hidup mereka.<br /><br />1. Orang-orang beruntung membangun dan mempertahankan “jaringan keberuntungan yang kuat.<br />2. Orang-orang beruntung punya sikap rileks terhadap kehidupan<br />3. Orang-orang beruntung bersikap terbuka terhadap pengalaman baru dalam hidup mereka<br /><br /><br /><br />Prinsip Kedua: Dengarkan Firasat Mujur Anda<br /><br />Orang-orang beruntung mengambil keputusan sukses dengan menggunakan intuisi dan insting mereka<br /><br />1. Orang-orang beruntung mendengarkan insting dan firasat mereka<br />2. Orang-orang beruntung mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan intuisi mereka<br /><br /><br />Prinsip Ketiga : Harapkan Nasib Baik<br /><br />Harapan orang-orang yang beruntung tentang masa depan membantu mereka memenuhi impian dan ambisi mereka<br /><br />1. Orang-orang beruntung mengharapkan keberuntungan mereka berlanjut di masa mendatang<br />2. Orang-orang beruntung berusaha meraih tujuan mereka, bahkan kalau peluang kesuksesan mereka tampak kecil, dan bertahan saat menghadapi kegagalan<br />3. Orang-orang beruntung mengharapkan interaksi mereka dengan orang lain menguntungkan dan sukses<br /><br /><br /><br />Prinsip Keempat: Ubah Kesialan Anda menjadi Keberuntungan<br /><br />Orang-orang beruntung bisa mengubah kesialan mereka menjadi keberuntungan<br /><br />1. Orang-orang beruntung memandang segi positif kesialan mereka<br />2. Orang-orang beruntung yakin bahwa kesialan apapun dalam hifup mereka pada akhirnya pasti demi kebaikan mereka<br />3. Orang-orang beruntung tidak berlama-lama memikirkan kesialan mereka<br />4. Orang-orang beruntung mengambil langkah konstruktif untuk mencegah lebih banyak kesialan di masa depanUnknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5698377099159190926.post-91785797443213010222008-03-10T02:20:00.000-07:002008-03-10T02:39:29.450-07:00Randy Gage - 37 Rahasia Tentang Kemakmuran<span style="font-weight:bold;">ANDA TIDAK MUNGKIN MENGUNGGULI ALAM SEMESTA DALAM MEMBERI</span><br />Inilah rahasia mendasar pertama tentang kemakmuran dan rahasia yang dilewatkan demikian banyak orang. Mereka mendekati kemakmuran dengan sikap "berikan kepada saya" dan tidak pernah menemukan energi sejati yang mengelilinginya.<br /><br />Segalanya di alam semesta ini didasarkan pada prinspip MENUKARKAN NILAI DENGAN NILAI. Akan tetapi, timbangan ini tidak seimbang. Apa yang Anda berikan akan kembali kepada Anda secara berlipat ganda. Biasanya sepuluh kali lipat. Jadi ketika Anda menabur benih, kebaikan yang jauh lebih besar akan kembali kepada Anda.<br /><br />Hal ini juga berlaku bagi uang yang Anda sumbangkan sebagai PERSEPULUHAN, kasih yang Anda berikan, dan kebaikan yang Anda lakukan. Sekeras apapun Anda berusaha, Anda tidak mungkin mengungguli alam semesta dalam memberi.<br /><br />Jadi silahkan mengungkapkan kemurahan secara acak, menaburkan benih bagi seseorang yang membutuhkan, dan bersikap ekstra ramah terhadap kasir itu.<br /><br />Maka kemakmuran yang jauh lebih besar akan datang kepada Anda.<br /><br /><br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">KEJU CUMA-CUMA HANYA TERDAPAT DI DALAM PERANGKAP TIKUS</span><br />Pernyataan ini kedengarannya seolah-olah saya plin-plan, padahal pernyataan ini adalah rangkuman yang sangat ringkas dan padat, sangat mendalam, tentang bagaimana cara kerja hukum kemakmuran.<br /><br />Anda tidak mungkin menjadi kaya karena menang lotere, mendapatkan warisan, atau menemukan minyak di halaman belakang rumah Anda. Hal-hal seperti itu mungkin terjadi kepada orang miskin dan menciptakan kekayaan sementara.<br /><br />Akan tetapi, kekayaan tidak akan bertahan lama, atau tidak akan mencapai kemakmuran sejati secara cuma-cuma. Selalu ada harga yang harus dibayar : nilai pertukaran yang wajar. Bagian besar dari harga yang Anda bayar untuk menjadi makmur adalah menjadi orang yang menangani kemakmuran dengan bertanggung jawab.<br /><br />Berbagai penelitian telah berulang kali menunjukkan bahwa sebagian besar orang miskin yang memenangkan lotere besar (jutaan dollar) itu akan miskin dan menderita sepuluh tahun kemudian. Mereka mendapatkan uang tunai, namun mereka tidak mempunyai kesadaran akan kemakmuran. Oleh karena itu, uang tidak pernah bertahan lama, dan unsur-unsur lain kemakmuran tidak pernah muncul.<br /><br />TIDAK ADA YANG CUMA-CUMA. Kalau Anda membiarkan sang kasir keliru mengembalikan kembalian (ribuan / sepuluh ribuan), menemukan cara untuk menyambung kabel TV tanpa membayar, atau mengambil surat kabar ketika tidak ada yang memperhatikan, ANDA BERUTANG KARMA.<br /><br />Dan utang karma itu pasti akan jatuh tempo. Orang makmur tidak pernah mencari apapun yang cuma-cuma. Mereka selalu senang menukarkan nilai dengan nilai.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">ORANG MAKMUR TIDAK TERLALU RELIGIUS</span><br />Walaupun orang makmur itu belum tentu religius, mereka sangat SPIRITUAL. Mereka mengerti bahwa terobsesi dengan dogma dan doktrin justru akan menjauhkan mereka dari sifat sejati mereka.<br /><br />Ada kesederhanaan yang anggun dalam jalan kemakmuran dari visi hingga ke perwujudan.<br /><br />Dan kemakmuran sejati itu bersifat INSKLUSIF bukan EKSKLUSIF<br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">KEKAYAAN BUKANLAH SUATU KEBETULAN MELAINKAN HASIL UPAYA</span><br />Benar, Anda mungkin sekali membaca tentang orang yang mewarisi kekayaan besar atau menang taruhan dalam pacuan kuda. Akan tetapi, kekayaan sejati (yang bertahan lama) datang sebagai hasil dari proses yang diupayakan.<br /><br />Kekayaan bukanlah suatu kebetulan, melainkan hasil upaya.<br /><br />ANDA MENJADI ORANG KAYA DALAM PIKIRAN ANDA.<br /><br />dan<br /><br />ANDA MEWUJUDKANNYA SECARA NYATA DALAM KEHIDUPAN DENGAN MENARIK KEMAMKURAN<br /><br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">ANDA MEMBANGUN KEMAKMURAN ANDA DENGAN PERKATAAN</span><br />Atau lebih tepatnya perkataan yang Anda ucapkan. Saya selalu heran ketika orang menegaskan hal-hal yang paling negatif. Seorang teman menghubungi saya suatu hari untuk mengatakan bahwa ia baru saja menabrak pohon, terserempet sepeda motor, dll. Ia mengatakan, "Setiap kali segalanya mulai lancar bagi saya, selalu saja terjadi sesuatu yang seperti ini."<br /><br />TENTU, sebab ia sendiri yang memprogramkan anggapan tersebut ke dalam pikiran bawah sadarnya, yang memerintahkannya untuk terjadi secara konkret. Renungkanlah betapa sering hal-hal baik terjadi dan orang berkata, "Sungguh sulit dipercaya, saya tidak pernah memenangkan apapun." Lalu terjadilah sesuatu yang buruk. Entah mereka menjatuhkan piring, menumpahkan sesuatu dan mereka berseru, "Saya sudah menduga hal seperti ini pasti terjadi."<br /><br />Saya mendengar orang mengatakan hal-hal seperti, "Setiap musim hujan saya menderita flu setidaknya tiga kali." Ada orang yang berpikir bahwa merendah itu sopan atau cara yang baik untuk beradaptasi. Pernyataan-pernyataan seperti, "Suatu hari saya juga selalu terlambat atau kekurangan beberapa puluh ribu.<br /><br />Akan tetapi, pernyataan-pernyataan seperti itu juga menjauhkan kemakmuran dan menjadi 'NUBUAT' yang tergenapi sendiri. Jadi, kalau Anda ingin menentukan kemakmuran Anda dengan apa yang Anda ucapkan, mengapa tidak menegaskan hal-hal seperti :<br /><br />"UANG ITU TERTARIK KEPADA SAYA SEPERTI MAGNET"<br /><br /><br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">KESEHATAN, KASIH, KEBAHAGIAAN, DAN UANG ADALAH TAK TERHINGGA</span><br />Kalau Anda merangkul sesorang, apa hal itu mengurangi jumlah rangkulan yang masih dapat Anda berikan? Tentu saja tidak. Malah kalau Anda dikenal sebagai orang yang suka merangkul, kemungkinan Anda akan menarik lebih banyak rangkulan kepada Anda.<br /><br />Hal-hal yang menciptakan kemakmuran sejati seperti kesehatan, kasih, kebahagiaan dan yang ADALAH TAK TERHINGGA, dan sesungguhnya hal-hal tersebut akan berjalan dengan sendirinya.<br /><br />Semakin banyak kasih yang Anda berikan, Anda akan menarik semakin banyak kasih kepada Anda. Kesehatan berlimpah terbangun sendiri dan mendorong kesehatan lebih baik lagi. Kebahagiaan pun demikian.<br /><br />Oleh karena Anda tidak mungkin mengungguli alam semesta dalam memberi, UANG YANG ANDA EDARKAN MENCIPTAKAN ENERGINYA SENDIRI, yang menciptakan efek riak dalam kemakmuran, yang pada akhirnya akan kembali kepada Anda.<br /><br />Demikianlah siklus yang berlangsung dengan sendirinya TIADA HABIS-HABISnya<br /><br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">KEMAKMURAN BEKERJA MENURUT PRINSIP KEVAKUMAN</span><br />Alam membenci kevakuman, dan selalu mengisinya dengan kebaikan. Alam semesta tidak mungkin meletakkan sesuatu ke dalam tangan Anda, kalau tangan Anda dikepalkan memegangi sesuatu. Cara terbaik untuk menarik sesuatu yang positif adalah melepaskan sesuatu yang negatif, dan menciptakan kevakuman demi kebaikan.<br /><br />Kalau Anda menginginkan pakaian baru, sebaiknya Anda membersihkan lemari pakaian Anda terlebih dahulu, dan menyumbangkan pakaian lama Anda kepada mereka yang tidak memiliki tempat tinggal.<br /><br />KALAU ANDA MENCARI PASANGAN JIWA, Anda harus terlebih dahulu melepaskan hubungan yang melecehkan Anda. Ketika Anda tidak menarik segala kemakmuran yang Anda cari dalam kehidupan Anda, tanyakan kepada diri sendiri, apa yang Anda pegangi, yang seharusnya ANDA LEPASKAN.<br /><br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">ORANG MISKIN ITULAH YANG JUSTRU TEROBSESI DENGAN UANG<br /></span><br />Banyak pembicaraan di kalangan kelas menengah dan bawah tentang betapa orang kaya itu terobsesi dengan uang. Banyak di antara mereka yang menganggap bahwa orang kaya hanya memikirkan tentang uang. PADAHAL KELIRU.<br /><br />Justru orang miskin yang lebih banyak memikirkan tentang uang (daripada orang kaya)<br /><br />Demikianlah kasus yang oleh para psikolog disebut sebagai "MEMPROYEKSIKAN"<br /><br />Yang berarti bahwa orang memproyeksikan ketakutan mereka sendiri, prasangkan mereka sendiri, dan motif-motif mereka sendiri kepada orang lain. Dari sifatnya, orang miskin terus saja memikirkan tentang uang.<br /><br />Randy Gage dalam bukunya bercerita ketika dia masih miskin, hanya uang yang ia pikirkan. Seandainya teleponnya berdering, ia bertanya-tanya apakah itu juru tagih. Ketika ia berkendaraan, ia khawatir kalau-kalau mobilnya mogok dan ia tidak sanggup membiayai perbaikannya. Ia memperhatikan orang-orang yang mengemudikan mobil mewah dengan pakaian mewah dan ia iri terhadap mereka. Ia bertanya-tanya apa yang mereka lakukan sampai mendapatkan itu semua.<br /><br />Ia juga bercerita bahwa ia selalu saja menunggak tagihan, mencicil, dan bertannya-tanya bagaimana ia bisa menmbayar cicilan berikutnya. Ia terus saja berfokus pada uang, sebab segala keburukan yang terjadi kepadanya tampaknya adalah akibat tidak mempunyai cukup uang.<br /><br />Sekarang ia sudah mempunyai uang. Ia jarang sekali memikirkannya.<br /><br />UANG HANYALAH SALAH SATU PELUMAS yang memperlancar kehidupan dan memperkaya pengalaman Anda.<br /><br />Begitu Anda tidak lagi memikirkan uang, Anda bisa mengalami manfaatnya TANPA MENJADI CEMAS<br /><br /><br />MUNGKIN ANDA MEMINTA APA YANG ANDA PIKIR ANDA INGINKAN, AKAN TETAPI ANDA AKAN MENDAPATKAN APA YANG SESUNGGUHHNYA ANDA INGINKAN<br /><br /><br />Ketika mendoakan orang lain, maupun diri sendiri, dan bukan meminta hal yang spesifik, saya selalu memohon kebaikan yang hakiki. Kalau Anda mencari sesuatu yang spesifik, sebaiknya Anda meminta hal tersebut ATAU SESUATU YANG LEBIH BAIK.<br /><br />Sering kali kita membiarkan kejadian pada masa lalu, beban emosional dan hal lainnya mengaburkan penilaian kita. Kita berpikir bahwa kita menginginkan sesuatu, namun sering kali apa yang sesungguhnya kita inginkan adalah sesuatu yang lain. INI BISA BAIK ATAU BURUK.<br /><br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">SARANA PALING AMPUH UNTUK MENCAPAI KEMAKMURAN ADALAH HIKMAT</span><br /><br />Kalau orang bodoh segera berpisah dengan uangnya (demikianlah kenyataannya), masuk akal kalau kita meyakini bahwa orang yang bijaksana akan segera menarik kemakmuran kepadanya. Demikianlah kenyataannya.<br /><br />KALAU ANDA MENGINGINKAN KEKAYAAN BESAR, CARILAH DAHULU HIKMAT YANG LUAR BIASA<br /><br /><br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">KEMAKMURAN ADALAH HAK ANDA SEJAK LAHIR, SEKALIGUS KONDISI ALAMI ANDA</span><br /><br />Saat kita tidak sehat, tidak bahagia, atau miskin, hal itu adalah karena kita menyimpang dari jalan kita, dan putus hubungan dengan sifat kita yang sejati.<br /><br />KONDISI ALAMI ANDA ADALAH SEHAT. Hanya ketika Anda tidak selaraslah maka penyakit memasuki tubuh Anda. Anda lahir ke dunia sebagai sesorang yang BAHAGIA.<br /><br />Ketidakbahagiaan adalah pilihan sadar, yang menuntut Anda untuk mengambil keputusan tersebut. Ketidakbahagiaan adalah tidak alami dan tidak sehat.<br /><br />Demikian pula halnya, ANDA DILAHIRKAN UNTUK HIDUP KAYA. Bergumul mempertahankan keberadaan itu tidaklah mulia, tidak alami, dan tidak perlu. Ketika Anda menjalani kehidupan Anda menurut hukum-hukum kemakmuran yang universal, kekayaan akan datang kepada Anda sama alaminya seperti hujan menyirami bunga.<br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">KEMAKMURAN TERWUJUD DARI UDARA (ETER) DI SEKELILING ANDA<br /></span><br /><br />Alam semesta telah menyediakan segala kebutuhan Anda. Kemakmuran terdapat di udara (eter) di sekeliling Anda. Seperti prajurit menunggu perintah, kemakmuran selalu siap menunggu dipanggil.<br /><br />Sarana yang digunakan manusia untuk meweujudkan kemakmuran secara konkret dari udara (eter) ada IDE / GAGASAN besar Anda.<br /><br /><br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">BEGITU ANDA MENEMUKAN PENUGASAN ANDA, KEMAKMURAN AKAN MENEMUKAN ANDA<br /></span><br /><br />Begitu Anda mulai melakukan pekerjaan yang tepat bagi Anda, alam semesta akan memberi Anda imbalan berupa kebaikan. Demikianlah cara kerja hukum-hukum yang universal, tanpa terkecuali.<br /><br />Ketika Anda melakukan penugasan Anda, lakukanlah dengan bergairah, bersemangat, dan berdedikasi. Maka, dengan cara berpikir seperti itu, Anda akan berprestasi luar biasa, menarik hasil-hasil yang luar biasa.<br /><br />Di dalam bawah sadar, semua orang mencari PERJUANGAN BAIK mereka. Suatu perjuangan, suatu gerakan, atau suatu visi yang lebih besar daripada mereka sendiri. Ketika Anda melakukan penugasan Anda, orang akan merasakan kekuatan ini dan ingin menjadi bagiannya.<br /><br />ANDA AKAN MENARIK ORANG YANG LEBIH BESAR KUASANYA (ENERGI) YANG MEMBAGIKAN KEMAKMURAN MEREKA KEPADA ANDA.<br /><br /><br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">KETIKA ANDA MEMPUNYAI VISI YANG BERKEKUATAN BESAR, ANDA MENAKLUKKAN ALAM SEMESTA KEPADA KEHENDAK ANDA<br /></span><br /><br />Inilah salah satu hal yang sulit dimengerti (apalagi diyakini) oleh mereka yang belum sadar.<br /><br />Padahal PADA TINGKATAN YANG HAKIKI di alam semesta bisa disaring menjadi suatu getaran energi, dan GETARAN ENERGI tentunya mampu menyadari dan menanggapi getaran-getaran ENERGI lainnya.<br /><br />Jadi sungguh, Anda dapat menarik kemakmuran kepada Anda, sama seperti halnya Anda dapat mewujudkan tersedianya tempat parkir, terbukanya pintu lift, atau tersedianya kamar di hotel.<br /><br />Ketika Anda mempunyai impian yang menawan dan keyakinan kuat akan impian tersebut, Anda akan menarik mitra, mewujudkan sumber-sumber daya, mempengaruhi pasar, dan menciptakan reaksi berantai terhadap visi Anda.<br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">KEMAKMURAN ANDA ADALAH RATA-RATA KEMAKMURAN LIMA SAHABAT TERDEKAT ANDA</span><br /><br /><br />Hal ini dapat diramalkan, sehingga membuat takjub mereka yang belum sadar.<br /><br />PILIHLAH LIMA ORANG YANG PALING DEKAT DENGAN ANDA dalam kehidupan Anda, jumlahkan pendapatan tahunan mereka dari tahun lalu dan bagilah lima (5) untuk melihat berapa upah tahunan Anda tahun ini.<br /><br />DAN INI TIDAK HANYA BERLAKU UNTUK UANG<br /><br />Hal ini diterapkan di dalam beberapa hukum kemakmuran, dan berlaku untuk segala bidang. Telaah-lah hubungan-hubungan, kesehatan, dan kebahagiaan mereka yang paling dekat dengan Anda, maka Anda akan menemukan bahwa Anda BERADA PERSIS DI TENGAH-TENGAH-nya<br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">IMAN MENARIK KEMAKMURAN ANDA DARI GUDANG<br /></span><br /><br />Kita tahu bahwa IDE ADALAH SARANA yang memungkinkan manusia mengubah kemakmuran dari udara (eter) menjadi perwujudan konkret. Akan tetapi, hal itu TIDAK AKAN TERJADI TANPA IMAN.<br /><br />Anda harus melihat kebaikan Anda, mencari kebaikan Anda, dan meyakini kebaikan Anda untuk memunculkannya. Mereka yang talentanya kurang, namun imannya kuat, bisa mencapai jauhlebih besar, lebih cepat daripada mereka yang cakap namun kurang beriman<br /><br /><br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">KEMAKMURAN TIDAK MUNGKIN ADA TANPA UANG</span><br /><br />Kalau Anda makmur, Anda :<br />1. Sehat<br />2. Bahagia<br />3. Kaya<br /><br />Dua dari tiga hal di atas boleh juga. Akan tetapi, hal itu belum dapat disebut kemakmuran. Kemakmuran SEJATI menuntut ketiganya.<br /><br />Ada orang kaya yang sakit, menderita, dan kesepian. Mereka tidak dapat dikatakan makmur. Demikian pula halnya, kalau Anda SEHAT, BERSIFAT SPIRITUAL, dan MEMPUNYAI PERNIKAHAN YANG HEBAT, namun bergumul untuk membayar kartu kredit Anda setiap bulan, jelas Anda juga bukan makmur.<br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">APA YANG OLEH ORANG LAIN DISEBUT SEBAGAI TANTANGAN ADALAH PEMBANGUNAN KARAKTER YANG MEMBAWAKAN KEMAKMURAN<br /></span><br /><br />Kemakmuran bukan dimaksudkan untuk sulit digapai. BUKAN !<br /><br />Akan tetapi, kemakmuran hanya datang kepada mereka yang berada di jalan yang benar, dan yang telah menjadi orang yang setara dengan kemakmuran.<br /><br />Sebagian besar dari proses kehidupan banyak orang adalah mengalami tantangan yang diperlukan untuk membentuk karakter mereka, dan mengembangkan hikmat mereka.<br /><br />Anda meraih hikmat dari kesalahan orang lain, dan KESALAHAN ANDA SENDIRI. Semakin Anda belajar dari pengalaman orang lain, semakin sedikit kesalahan yang Anda buat sendiri. Akan tetapi KITA SEMUA HARUS DIBERI PELAJARAN.<br /><br />Individu yang sadar akan kemakmuran memahami hal ini dan menyambut tantangan-tantangan itu sebagai batu loncatan yang harus mereka manfaatkan untuk menjadi orang yang mereka inginkan<br /><br /><br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">ALAM SEMESTA SELALU MENDAPATKAN PERSEPULUHANNYA</span><br /><br />Anda dapat memberikan persepuluhan dengan SUKACITA, PENUH KASIH & PENUH RASA SYUKUR kepada sumber pemupukan spritual Anda.<br /><br />Atau Anda dapat memberikan persepuluhan secara TERPAKSA ketika berada di bengkel mobil, tempat praktik dokter, atau pengadilan.<br /><br />Akan tetapi, alam semesta akan selalu mendapatkan persepuluhannya, sama seperti gelombang yang mengalami pasang surut<br /><br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">IMPIAN ANDA HARUSLAH SEBESAR ANDA SENDIRI<br /></span><br />Sia-sia bagi Anda maupun alam semesta kalau Anda mencari aman. Kerendahan hati adalah suatu kebajikan, namun kerendahan hari yang semu atau menahan diri dari kebaikan yang hakiki adalah anti kemakmuran.<br /><br />Otot yang tidak dilatih akan lisut, dan impian, visi, serta hasrat pun demikian. Visi Anda akan masa depan harus berani dan imajinatif, kalau Anda menginginkannya terwujud.<br /><br />Anda membutuhkan TARIKAN sebuah impian besar. Tarikan ini harus demikian besar kekuatannya sehingga Anda langsung turun dari tempat tidur pada waktu pagi dan menyambut hari Anda dengan OPTIMISUnknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5698377099159190926.post-65510360915548904522008-03-10T02:08:00.000-07:002008-03-10T02:10:12.332-07:00Membangun Pikiran MakmurPunya hasrat menjadi makmur? Bila ya, mari kita bermain "permainan monopoli mental" kecil-kecilan. Tujuannya, agar bisa menempatkan sebuah nilai bayangan dalam proses mental anda.<br /><br />Caranya, anggaplah setiap pikiran yang dimiliki, anda memperoleh atau kehilangan satu dolar. Nah, bila punya satu pikiran dalam satu menit, otomatis memberikan keuntungan sebesar 60 dolar. Atau, bisa juga kehilangan 60 dolar.<br /><br />Dengan begitu, setiap kesuksesan selama 16 jam sehari, setara dengan keuntungan sebesar 960 dolar. Tapi di lain pihak, sebuah pemikiran negatif seperti "lupakan saja" karena tak akan berhasil, juga bisa menciptakan kehilangan 960 dolar pada "lembaran neraca mental" Anda. Jadi, betapa pentingnya sebuah pemikiran bagi seseorang untuk mencati kemakmuran.<br /><br /> <br /><br /> <br /><br /><span style="font-weight:bold;">KEKUATAN PEMIKIRAN</span><br /><br />Ingatlah, kehidupan Anda bukanlah hanya "hasil" dari semua pemikiran yang terpancar di dalam pikiran. Melainkan, seluruh pemikiran anda seyogyanya menciptakan kehidupan anda.<br /><br />Sebagai contohnya, saat anda diberhentikan dari pekerjaan. Otomatis keuangan akan terganggu. Padahal kondisi seperti itu tak pernah didambakan Tapi, biar bagaimanapun Anda berada dalam kendali penuh untuk menanggapi keadaan tersebut. Bila Anda depresi dan menyerah, itu secara jelas menciptakan sebuah kenyataan negative dalam kehidupan anda.<br /><br />Sebaliknya, jika memanfaatkan kesempatan itu – katakan memulai bisnis baru lewat internet, itu menciptakan sebuah kenyataan yang berbeda sama sekali dalam menanggapi peristiwa yang sama tersebut.<br /><br />Hidup tidaklah terjadi begitu saja. Selalu ada tanggapan terhadap sesuatu kejadian, yang akhirnya membentuk sebuah kepribadian. Jadi, pikirkan hal itu beberapa saat. Anda sungguh-sungguh sedang bertugas menciptakan kehidupan sendiri<br /><br /> <br /><br /> <br /><br /><span style="font-weight:bold;">MENGALIRKAN PEMIKIRAN</span><br /><br />Banyak orang menjalankan kehidupannya dengan sedikit, atau tanpa perhatian sama sekali terhadap proses pemikiran aktif mereka. Mereka sama sekali tidak memperhatikan bagaimana pikiran bekerja. Misal, apa yang membuatnya cenderung memperhatikan sesuatu hal? Apa yang ditakutinya? Apa yang dikatakan dalam benaknya? Bahkan, apa yang dipilihnya untuk menolak sesuatu?<br /><br />Itu semua, seperti makan, istirahat, bekerja, tertawa, cemas, menaruh harapan, berencana, mencintai, membnci, memasak, berkendaraan, berolahraga, dan sebagainya, merupakan hasil dari "bagaimana" kita berpikir atau bahkan "apa" yang sedang kita pikirkan.<br /><br />Seandainya kita memberi perhatian pada hati nurani secara virtual pada setiap pergerakan maupun tindakan, otak kita akan dipenuhi dengan keputusan-keputusan yang tidak penting. Tapi ada sebuah tingkatan lain dalam hal berpikir yang "seharusnya" ditingkatkan, yakni perhatian yang didedikasikan untuk pikiran-pikiran yang menciptakan kenyataan hidup!<br /><br /> <br /><br /><span style="font-weight:bold;">FOKUS MENGALIRKAN PIKIRAN</span><br /><br />Mereka yang sukses, aliran pikirannya terfokus pada keberhasilan. Sementara mereka yang makmur, fokus pada kesejahteraan. Para pemimpin yang berkuasa focus pada kepemimpinan.<br /><br />Pertanyaannya, apakah Anda ingin menciptakan sebuah gaya hidup yang leih makmur? Maka sepatutnya membangun dan memurnikan sebuah pengaliran pikiran yang terfokus pada kemakmuran.<br /><br />Mungkin anda berpikir : bicara sih gampang. Lalu ketika anda sukses, sangatlah mudah memikirkan kesuksesan. Dan ketika anda kaya sangatlah mudah memikirkan kemakmuran. Jadi, kalaupun ada orang yang tidak dekat dengan kemakmuran maupun kesuksesan, satu-satunya hal yang membuatnya murung yaitu pikirannya sendiri.<br /><br />Seluruh pikiran kita menempatkan Anda dimana berada hari ini. Hal-hal tersebut akan membuat anda bertahan di sana, kecuali digantikan dengan sesuatu yang lebih positif dan lebih kuat. Tapi anda dapat belajar mengarahkan pikiran untuk menciptakan gaya hidup seperti apapun yang anda kehendaki.<br /><br />Nah, satu-satunya kebutuhan sesungguhnya adalah mengambil tindakan. Hanya "mengharapkan" suatu perubahan sama sekali tak berdampak signifikan. Anda akan selalu tetap seperti sekarang in, kecuali mengambil tindakan, mengubah fokus serta isi dari pikiran-pikiran anda.<br /><br /> <br /><br /><span style="font-weight:bold;">CIPTAKAN MENGGANTIKAN KENYATAAN.</span><br /><br />Anggap saja Anda menginginkan kemakmuran yang lebih. Tempat memulainya adalah dengan membangun sebuah aliran pikiran yang fokus pada kemakmuran. Mulailah dengan sebuah pemikiran.<br /><br />Jika Anda menginginkan kelimpahan keuangan, namun secara konstan juga memikirkan tentang kekurangan keuangan. Anda sedang memfokuskan pengaliran pikiran pada akhir yang salah dalam "tongkat kelimpahan". Anda membutuhkan pengisian dari pesan-pesan internal yang disiarkan oleh pikiran alam bawah sadar anda.<br /><br />Kegagalan memperhatikan membuat pikiran bawah sadar anda berada di bawah kendali. Maka pikiran alam bawah sadar anda akan berlanjut untuk memberikan kekuatan pikiran yang sama tersebut ke dalam dunia nyata yang tercipta, yang anda anda miliki sekarang ini.<br /><br />FOKUSLAH dalam MERASAKAN kemakmuran. Janganlah memberikan perhatian kepada pikiran-pikiran mental yang bersifat kekurangan. Gantikan itu semua dengan pikiran-pikiran kemakmuran secepatnya.<br /><br />Apakah sebegitu sederhananya? Benar, ini tidak membutuhkan suatu keahlian khusus, kecerdasan, atau bakat. Ini hanya membutuhkan sebuah keputusan untuk mengendalikan pikiran Anda, Itu saja.<br /><br />Tidak peduli apakah situasi anda di masa lampau maupun sekarang ini atau berapa banyak waktu anda gagal mencapai tujuan. Anda dapat merubah kondisinya hanya dengan memperhatikan pengaliran pikiran-pikiran di dalam pikiran anda.<br /><br />Gaya hidup Anda adalah sebuah pantulan seutuhnya dari bagaimana Anda berpikir. Alam pikiran kemakmuran tidak hanya terjadi begitu saja. Andalah yang menciptakannya. Atau Anda hanya melanjutkan untuk menerima kepahitan hidup yang terjadi untuk menghempaskan Anda?<br /><br /> <br /><br /> <br /><br />Sumber: dr. Jill Ammon-Wexler (Bisnis Plus, 2007)Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5698377099159190926.post-73253639555080411392008-03-10T01:46:00.000-07:002008-03-10T01:47:43.451-07:00JURNAL KEMAKMURANSaya belajar banyak dari buku Law Of Attraction Michael J Lossier. Terutama<br />tentang membuat jurnal kemakmuran.<br />Langkah ini sederhana tetapi jika anda melakukannya secara rutin, kehidupan<br />anda lebih menyenangkan, lebih membahagiakan, lebih ringan, lebih banyak<br />solusi, law pf attraction akan selalu jalan dengan tepat.<br />Apakah itu?ambil sebuah BUKU TULIS dan tuliskan di cover depannya JURNAL<br />KEMAKMURAN.<br />Anda merasa tidak kaya, merasa tidak bahagia karena yang dilihat adalah<br />bagian tidak kaya dan tidak bahagia. Jikalau anda punya 10 ruang dan 9 ruang<br />terisi dan 1 kosong maka anda selalu mengeluhkan 1 yang kosong.<br />Setiap DIRI adalah MAKMUR maka tuliskan perhalaman adalah perhari...tuliskan<br />kemakmuran apa saja yang anda dapatkan hari itu.<br />Misal :<br />Hari Minggu, 10 February 2008<br /><br />Dapat kopi gratis ditraktir teman<br />Dapat informasi berharga dari milis<br />Dihubungi 3 orang konsumen<br />Dapat order 300 ribu<br />Bangun semangat yang feel so good<br />Berangkat kerja on time<br />Mata sehat<br />kaki sehat<br />Suami / istri memujiku<br />Suami / istriku menciumku<br />dll<br /><br />Terima kasih TUHAN.ENGKAU BERIKAN KELIMPAHAN PADAKU SETIAP SAAT.AKU<br />BERSYUKUR DAN BAHAGIA<br /><br />Semakin anda banyak menuliskannya.anda sibuk berterima kasih dari pada sibuk<br />menuntut kekurangan maka FREKUENSI PIKIRAN ANDA di level yang tinggi. Dan<br />impian anda akan lebih cepat terwujud.<br /><br />Dodi Zulkifli<br /><br /><br /><br /><br /><br />Selamat malam Mas Dodi.. J<br /><br />Artinya mulai hari ini saya akan punya JURNAL KEMAKMURAN yang baru,<br />baiklah.isi pertamanya adalah seperti ini..<br /><br />Minggu 10 february 2008<br /><br />1. Hari ini, Alhamdulillah saya mendapat e-mail dari seorang bernama<br />Dodi Zulkifli yang berdomisili di Semarang melalui milis LoA. Beliau<br />mengingatkan saya (kami) untuk focus bersyukur hanya pada keberkahan yang<br />Allah SWT berikan, bukan kepada kekurangannya! Beliau menyarankan saya<br />(kami) untuk tetap bersyukur agar saya (kami) berada di tingkat tertinggi<br />dalam bersyukur atas kelimpahan HIDUP yang Allah SWT berikan. Alhamdulillah<br />ya Allah. Berkailah saudara'ku (kami) ini, Pak Dodi dan seluruh ummat.<br /><br />2. Hari ini, alhamdulillah setelah menerima e-mail yang saya maksud di<br />atas saya kembali diberi "penglihatan lebih" dari Allah mengenai arti<br />bersyukur.<br /><br />Bila saya dapat cerita sedikit disini, beginilah ceritanya. Bagi beberapa<br />anggota milis ini mungkin sudah sedikit sadar bahwa saya sekarang sibuk<br />berkutat di salon, sebagai outlet manager (bukan yg motong-motong lho,<br />hehehe). Saat tadi saya sedang mempersiapkan laporan kepada kantor pusat,<br />tiba-tiba datang'lah seorang pegawai saya sebut saja R ke dalam ruangan<br />saya. Saya pikir si R ingin ambil air minum yang ada di dispenser disebelah<br />saya. Ternyata dia hanya berdiri di depan saya tak berkata apa-apa. Lalu<br />saya tanya, "ada apa?". Lalu dia menjawab, 'mau kasbon Pak". Lalu saya tanya<br />untuk apa dan dia menjawab, "buat makan Pak, saya lapar belum makan dan ngga<br />punya duit". Astaghfirullah, sungguh seperti disambar petir rasanya. Saya<br />panggil satu persatu staff saya yang terkait, saya tanyakan apakah ada<br />keterlambatan pembayaran gaji, rupanya tidak. Lalu saya ajak si R untuk<br />duduk berbincang dengan saya. Rupanya, gaji yang diberikan oleh kantor pusat<br />sungguh tidak wajar, hanya Rp. 10.000,- / hari kerja. Sungguh, saya tak<br />habis pikir, dapat apa zaman sekarang uang segitu?<br /><br />3. Alhamdulillah masalah si R hari ini dapat saya atasi, namun besok<br />atau si R yang lain, bagaimana nasib mereka? Kini saya tahu apa arti tidak<br />tercapai'nya omzet outlet saya selama ini. mereka lapar, mereka tidak<br />sejahtera. Saya kini yang harus bertanggung jawab menyejahterakan mereka.<br />Saya meLoA akan adanya perubahan di tempat ini, saya berD'oa kepada Allah<br />agar semua masalah dapat saya atasi. Alhamdulillah setelah membaca e-mail<br />dari Mas Dodi saya kini jauh ingin lebih mengerti apa itu arti bersyukur,<br />rupanya apa yang dapat saya nikmati disini tidak dapat dinikmati oleh<br />pegawai saya. Jangan biarkan hamba'Mu ini dzalim ya Allah.<br /><br />4. Lalu saya SMS atasan saya di hari liburnya, saya beritahu apa yang<br />terjadi disini, Alhamdulillah beliau tergerak untuk melakukan review<br />kenaikan upah. InsyaAllah review akan diadakan secara urgent di hari Selasa<br />besok. Saya dan atasan saya tak kuasa menahan sedih melihat kenyataan masih<br />ada yang belum sejahtera, maka saya, atas nama atasan saya memohon bantuan<br />Do'a dan LoA dari Mas Dodi, Pak Ronny (suhu LoA) dan seluruh anggota milis<br />dan praktisi LoA dimana pun berada agar divibrasikan yang positif kepada<br />outlet saya sehingga saya dapat menyejahterakan pegawai saya. Saya percaya<br />atas usaha dan izin Allah SWT saya yakin bisa menyejahterakan mereka, namun<br />ditambah Do'a dan LoA anda sungguh saya dapat merasakan kedekatan impian itu<br />di depan mata, yakni pegawai yang sejahtera! Saya butuh bantuan anda<br />saudara'ku, hanya Do'a dan LoA yang ku harap, dan hanya Do'a agar kalian<br />lebih berkelimpahan di kemudian hari yang dapat kami (saya dan pegawai saya)<br />dapat berikan. Amin.<br /><br />5. Alhamdulillah saya yakin anda pasti akan berkenan menDo'a-kan dan<br />MeLoA-kan perubahan di sini, agar dapat turut "mendengar" melalui postingan<br />saya bahwa mereka (pegawai saya) sudah mulai sejahtera.<br /><br />6. Alhamdulillah ya Allah, engkau akan memberikan hamba'Mu ini lebih<br />banyak kelimpahan berkah agar dapat menyejahterakan orang lain.. AMIN.<br /><br />PS: terima kasih Mas Dodi J<br /><br />Regards,<br /><br />Perdanawan P. Pane<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Saya juga sudah membaca LOA dari Mc.J Losier, tapi belum<br />sepenuhnya mempraktekkan sheet2 yang ditawarkan Mc J<br />Lossier, saya baru melaksanakan sheetnya tentang<br />inventarisasi Kontras.<br /><br />Baik saudara2-ku LOA tercinta, dengan bantuan sheetnya pak<br />Lossier, dan dengan semangat melaksanakan QS addhuhaa ayat<br />11: yaitu "Wa amma binikmati robbika fahaddith", yang<br />artinya "Dan dengan nikmat yang diberikan Tuhanmu<br />sebut-sebutlah", kami berbagi kebahagiaan pada saudara2:<br /><br />Jurnal ahir 2007-awal 2008.<br /><br />1. Alhamdulillah 8 Novembr 2007 lalu anak saya yang ke<br />empat lahir, laki2, namanya 'Alwan Abdil Jabbar'.<br />Subhanallah lucuuu... sekali.<br /><br />2. Alhamdulillah ahir 2007 kami sudah menutup UM biaya ONH<br />bersama istri (berangkat untuk yang kedua), insya Allah<br />ahir November 2008 kami berangkat, mohon doa.<br /><br />3. Alhamdulillah ahir 2007 saya telah menyelesaikan<br />transaksi pembelian RUKO di sebuah perumahan senilai<br />160jt. Persis seperti yang saya cita-citakan 8 bulan<br />sebelumnya bahwa ahir Desember 2007 saya bisa transaksi,<br />meskipun uangku masih kurang banyak waktu itu.<br />Subhanallah cita2 itu benar2 terkabul, meskipun untuk<br />menyelesaikan transaksi saat itu uang saya masih kurang<br />4.5jt, tapi saya dipaksa oleh Developernya dengan<br />ditalangi uang pribadi oleh karyawan Developer tsb sebesar<br />4.5jt. Allahu akbar.<br /><br />4. Alhamdulillah awal Pebruari saya bisa nyahur 4.5jt yang<br />dipinjami oleh karyawan Developer.<br /><br />5. Alhamdulillah koperasi karyawan BUMN yang dipercayakan<br />pada kami, yang tadinya karena sesuatu hal tercatat di<br />bulan Juli 2007, akan rugi 1.3M ternyata hasil laporan<br />keuangan 6 bulan kemudian menjadi untung 100jt.<br />Subhanallah adalah nikmat yang luar biasa.<br /><br />Kami sungguh tidak mampu untuk menghitung nikmat-nikmat<br />lainnya yang masih banyak sekali, nikmat iman, hidayah,<br />nikmat kesehatan, keamanan, kenyamanan, kebahagiaan,<br />kesempatan, anak2 yang patuh pada kedua orang tuanya,<br />istri yang cantik dan pintar, dll. Allahu ya robbi sungguh<br />banyak yang telah kauberikan pada kami.<br /><br />Ya Allah untuk itu semua kami bersyukur kepadamu, semoga<br />engkau berkenan menambahkan nikmat yang telah kau berikan<br />pada kami. Begitu juga untuk SELURUH SAUDARA2 KAMI DI<br />LINGKAR LOA INI, amiin.<br /><br />Thanks Pak doDi mengingatkan.<br /><br />Regards,<br />Jumala/SemarangUnknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5698377099159190926.post-15669453158946149752008-03-03T23:47:00.000-08:002008-03-03T23:48:07.892-08:00Faktor Keberuntungan – Bagian 11<span style="font-weight:bold;">Prinsip 3, Sub Prinsip 2:</span> Lucky peope attempt to achieve their goals, even if their chances of success slim, and presevere in the face of failure<br /><br />Orang yang yakin dirinya akan beruntung, ternyata menghadapi hidup dengan cara yang berbeda dengan orang yang tidak yakin akan keberuntungan. Apalagi dibandingkan dengan orang yang yakin bahwa dia akan selalu sial.<br /><br />Keyakinan akan keberuntungan ternyata memicu orang-orang beruntung untuk selalu berusaha mencapai tujuannya walaupun peluang keberhasilannya sangat kecil. Orang-orang beruntung itu tidak takut akan kegagalan, memiliki semangat juang yang tinggi dan juga tak mudah menyerah.<br /><br /> <br /><br />Beberapa saat yang lalu aku baru saja mendengarkan kisah sukses Mas Nukman Lutfie, yg sekarang menjabat sebagai CEO Virtual Consulting. Dalam kisahnya Mas Nukman menuturkan bahwa setelah lulus kuliah (kira2 15 tahun yang lalu), lulusan Teknik Nulkir dgn IP pas pasan itu meninggalkan kampung halamannya dan hijrah ke Jakarta dengan hanya berbekalkan uang saku 100 ribu rupiah. Padahal lulusan UGM yg merasa ndeso tapi percaya diri ini tak memiliki teman apalagi saudara di kota metropolitan itu. Mas Nukman pergi ke Jakarta dengan keyakinan bahwa dia akan berhasil di Jakarta hanya dengan bekal uang 100 ribu rupiah tersebut. Orang lain barangkali tidak berani melakukan itu karena takut akan menjadi gelandangan di Jakarta dengan bekal seminim itu tanpa teman tanpa saudara di sebuah kota yang jauh dari kampung halaman. Namun ternyata keberuntungan memang selalu bersamanya sehingga mantan wartawan yang telah beberapa kali menjadi direktur ini sekarang berhasil mewujudkan cita-citanya mendirikan perusahaan sendiri dan menjadi CEO di sana.<br /><br /> <br /><br />Seorang temanku, Titin Fatimah, alumnus Arsitek UGM yg sekarang sedang melanjutkan study di Jepang, mengaku sebagai seseorang yg sangat beruntung sehingga dijuluki the lucky girl oleh teman-temannya. Menurut pengakuan Titin, rentetan hidupnya selalu dihiasi dengan keberuntungan sehingga apa-apa yang tadinya dia pikir tak dapat diraih ternyata bisa diraihnya Titin mengaku pemalas dan sering tidur di kelas ketika kuliah. Namun entah mengapa, gadis manis yg mengaku tomboy ini seringkali mendapat hasil yang bagus ketika ujian. Setelah wisuda, Titin langsung mendapat pekerjaan membantu dosennya. Secara kebetulan, proyek ini mengenalkan Titin pada salah satu profesor di Jepang, yang akhirnya mewujudkan impiannya untuk bisa sekolah di Jepang. Saat bercerita kepadaku tentang keberuntungannya itu, Titin begitu excited karena dia baru saja mendapatkan sebuah keberuntungan lagi yang membuatnya sangat takjub. Keberuntungan itu adalah undangan mengikuti konferensi forum Unesco di Inggris yang didapatkan karena iseng-iseng mengirimkan paper ke Unesco. Cita-citanya untuk jalan-jalan ke Eropa terpenuhi karena keisengan mengirim paper tersebut.<br /><br /> <br /><br />Kisah Titin ini pernah saya ceritakan pada sebuah presentasi saya. Cerita saya ini mendapat sanggahan, karena menurut salah seorang partisipan cerita Titin itu bukanlah suatu keberuntungan. Menurutnya, yang namanya keberuntungan itu hanyalah sesuatu yg jatuh dari langit tanpa sebab. Dia memberikan contoh keberuntungan adalah seorang tukang becak yg tiba-tiba mendapat hadiah uang puluhan juta rupiah dari salah seorang penumpang becak-nya sehingga si tukang becak itu menjadi kaya raya.<br /><br />Well, menurut saya sebenarnya si tukang becak itu juga telah melakukan sesuatu sehingga dia beruntung. Tukang becak itu barangkali ramah dan enak diajak ngobrol sehingga si penumpang senang dan kemudian memberinya hadiah uang jutaan rupiah. Andai saja si tukang becak itu tak ramah atau tidak melakukan sesuatu yg bisa mencuri hati si penumpang, tentu ceritanya juga akan berbeda. Atau kalaupun si tukang becak tak melakukan sesuatu, setidaknya dia telah mempersiapkan dirinya untuk menjadi jutawan. Bayangkan seandainya si tukang becak itu tak siap menjadi orang kaya dan tiba-tiba mendapat uang sebegitu banyak. Dia bisa kaget, tidak tahu bagaimana menggunakan uang tersebut sehingga uang itu hilang tanpa bekas, atau malah lebih parah lagi dia menjadi gila karena tak siap menjadi orang kaya. Kalau ini yg terjadi, si tukang becak tak menjadi orang beruntung khan ?<br /><br /> <br /><br />Demikian juga dengan kasus Titin dan undangan ke Eropa. Titin sendiri menganggap peristiwa ini adalah keberuntungan. Kenapa ? Karena dia sebelumnya tidak yakin bahwa paper-nya akan diterima, dia hanya berharap keberuntungan, “iseng” mencobanya dan lagi2 keberuntungan bersamanya. Mungkin ada banyak orang lain yang sebenarnya juga ingin jalan-jalan gratis ke Eropa dan bisa jadi kalau mereka mencoba mengirimkan paper juga akan mendapatkan kesempatan yang sama. Namun yang membuat mereka berbeda dari Titin adalah orang-orang tersebut tidak mau mencoba karena pesimis akan mendapatkannya.<br /><br /> <br /><br />Orang yang beruntung seringkali disebut juga sebagai the right man in the right place. Ini artinya harus ada dua komponen yang dipenuhi, yaitu seseorang itu adalah the right man, dan dia berada pada the right place. A wrong man in the right place tidak akan menjadi orang yg beruntung. Demikian juga yang terjadi dengan the right man in the wrong place. Itu artinya seseorang yang beruntung itu harus menjadi the right man, sehingga ketika kebetulan dia berada pada the right place dia akan menjadi orang yang beruntung. Dengan rumus lain dikatakan bahwa “luck is the matter of preparation meet opportunity” – Oprah Winfrey.<br /><br /> <br /><br />Demikianlah salah satu mekanisme datangnya suatu keberuntungan yang menjelaskan mengapa keyakinan akan keberuntungan akan membawa seseorang menjadi orang yang benar-benar beruntung. Peluang keberuntungan itu barangkali berseliweran di depan kita. Namun karena kita pesimis untuk mencobanya maka kita tak pernah mendapatkannya. Sebaliknya, si beruntung yg selalu bersedia mencoba akan mendapatkan peluang-peluang yang berseliweran itu.<br /><br /> <br /><br />Nah, bagaimana dengan anda ? Punya keinginan yang selama ini tidak anda coba karena tidak yakin akan berhasil ? Kenapa tidak dicoba saja dari sekarang ? Siapa tahu anda beruntung.Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5698377099159190926.post-81805115553405735042008-03-03T23:46:00.000-08:002008-03-03T23:47:16.782-08:00Faktor Keberuntungan – Bagian 10<span style="font-weight:bold;">Prinsip 3:</span> Expect good fortune<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Sub Prinsip 2:</span> Lucky people expect their good luck to continue in the future<br /><br />Kali ini Om Wiseman menemukan hubungan harapan dan keberuntungan. Survey terhadap kelompok beruntung dan kelompok tak beruntung menunjukkan presentasi yg signifikan yg menyatakan bahwa orang-orang beruntung itu memiliki harapan yg besar (bahkan bisa dikatkan yakin) bahwa keberuntungan akan selalu menyertainya. Orang-orang kelompok beruntung percaya bahwa keberuntungan-keberuntungan yg didapatinya selama ini akan terus berlanjut didapatinya.<br /><br />Menurut Om Wiseman, dengan adanya harapan yg kuat tersebut, secara tak sadar si beruntung akan mengubah sikap-nya sehingga akhirnya keberuntungan itu memang datang.<br /><br />Barangkali kita pernah mengalami hal-hal yg serupa namun tak menyadarinya. Bayangkan suatu saat anda sedang dalam kondisi kusut. Ada begitu banyak masalah yg harus diselesaikan sehingga hari itu terasa berat sekali buat anda. Tiba-tiba anda bertemu dengan seorang Paranormal yg sangat anda percaya kepiawaiannya meramal. Si Paranormal memegang tangan anda, membaca telapak tangan anda, mengamati raut wajah anda, dan kemudian berkata,"Dalam waktu dekat kamu akan mendapatkan rezeki nomplok". Setelah mendengar ramalan si paranormal itu wajah anda akan berubah menjadi ceria (yg tadinya kusut kayak baju belum disertika). Dan ternyata memang tak lama kemudian anda mendapatkan rejeki nomplok itu.<br /><br />Apakah hal yg mirip seperti ini pernah terjadi dengan anda ? Barangkali anda mendapatkan sebuah keberuntungan setelah secara tak sengaja sebelumnya membaca ramalan bintang ataupun ramalan shio yg memberitahu anda bahwa anda akan beruntung. Atau bisa juga bertemu seorang teman yg pandai meramal, seperti Ki Dyoti misalnya, dan kemudian menemukan bahwa ternyata ramalan itu tepat ?<br /><br />Aku sering mengalami hal demikian. Terlepas dari kesaktian si peramal zodiac ataupun si paranomal, yg jelas keberuntungan itu memang datang ketika aku percaya. Barangkali itulah sebabnya ramalan yg jelek-jelek dari sebuah ramalam zodiac atau paranormal sering meleset terjadi padaku. Soalnya aku memang nggak mau percaya sama ramalan yg jelek-jelek, dan cuma mau percaya sama ramalan-ramalan yg menguntungkan buatku. :D<br /><br />Ada sebuah cerita lagi tentang seorang teman saya yg bernama Annita. Teman saya ini mengaku sebagai orang yg sangat tidak beruntung dalam hal door prize. Dia mengaku sudah beberapa kali mengikuti acara yg memberikan door prize, namun tak satupun yg pernah didapatnya. Bahkan pada suatu ketika, ada acara family gathering di kantornya, yg memberikan hadiah begitu banyak pada peserta. Hampir semua peserta mendapatkan hadiah karena begitu banyaknya hadiah yg dibagikan. Dan ternyata Annita adalah salah satu dari secuil orang yg tak mendapatkan door prize. Annita begitu percaya bahwa dia sangat tak beruntung dan tak akan mendapatkan hadiah-hadiah semacam itu. Dan apa yg dipercayainya itu memang terjadi.<br /><br />Saya sendiri sebelumnya juga memiliki kepercayaan yg sama dengan Annita. Mungkin itu juga sebabnya mengapa aku juga tidak pernah mendapat door prize sebelumnya. Kepercayaanku aku ubah setelah membaca buku Luck Factor karangan Om Wiseman ini. Dan tak beberapa lama berselang setelah membaca buku itu, aku mendapatkan door prize pada saat acara tujuh belas agustusan di komplek-ku. Suatu hal yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dan sejak saat itu, aku menjadi sering mendapatkan door prize pada event yg aku ikuti.<br /><br />Pada pesta akhir tahun yg baru saja lewat, aku kebetulan berkesempatan untuk mengikuti sebuah acara bersama Annita. Kali ini aku mendapat door prize. Door Prize yg menguntungkan, karena kebetulan door prize yg berupa voucher bebelanja tersebut ternyata dapat digunakan untuk membeli beberapa kebutuhan yang sudah direncanakan sebelumnya. Bagaimana dengan Annita ? Seperti biasa, Annita lagi-lagi tidak mendapat door prize. Namun kali ini aku mengamati Annita selama acara tersebut. Aku melihat Annita pulang lebih dulu sebelum acara selesai sehingga mungkin saja sebenarnya nomer-nya terambil oleh panitia namun dibatalkan karena dia tak ada di tempat.<br /><br />Barangkali ini yg dimaksud oleh Om Richard. Annita yg tak percaya akan mendapat door prize ternyata memang secara tak sadar telah membuat dirinya sendiri tidak mendapat door prize. Dan begitu juga yg terjadi pada orang beruntung, yg karena keyakinannya akan keberuntungannya, secara tak sadar telah bersikap sedemikian rupa sehingga keberuntungannya itu memang datang.<br /><br />Bagaimana dengan anda ? Sedang mengharapkan sebuah keberuntungan ?<br /><br />(bersambung)<br /><br />salam,<br /><br />-bank al-Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5698377099159190926.post-69124183305997461852008-03-03T23:45:00.000-08:002008-03-03T23:46:09.880-08:00Faktor Keberuntungan – Bagian 9<span style="font-weight:bold;">Prinsip 2</span>: Lucky peope make successful decisions by using their intuition and gut feelings<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Sub Prinsip 1</span>: Lucky peope listen to their gut feelings and lucky hunches<br /><br />Keberuntungan seseorang sebenarnya tak bisa dipisahkan dari keputusan-keputusan yg diambil oleh si beruntung. Anthony Robbins pernah menulis dalam bukunya bahwa “kesuksesan seseorang adalah hasil dari keputusan-keputusan bagus yg dibuatnya.” .. Yg menarik dalam penyelidikan Richard, orang-orang beruntung pandai mengambil keputusan-keputusan yg tepat baik dalam kehidupan pribadinya ataupun kehidupan prosesionalnya. Orang-orang beruntung secara konsisten memberi kepercayaan pada orang-orang yg jujur dan dapat dipercaya, dan juga memilih opsi yg menguntungkan ketika dia dihadapkan pada pilihan-pilihan dalam karir ataupun kehidupan pribadinya. Sebaliknya, orang yg tak beruntung (apalagi yg langganan sial), selalu mengambil keputusan yg salah. Mereka menaruh kepercayaan pada orang yang tak dapat dipercaya, membeli saham pada saat harganya akan jatuh, bertaruh pada kuda yg terjatuh pada putaran pertama, dan berbagai keputusan merugikan lainnya.<br /><br />Ketika ditanyakan pada si Beruntung apa yg menyebabkan mereka bisa membuat keputusan-keputusan yg tepat, si Beruntung juga tak tahu jawabannya. Mereka hanya merasa tahu bahwa keputusan itu adalah keputusan yg tepat. Dan penyelidikan-penyelidikan Richard akhirnya menunjukkan bahwa keputusan-keputusan yg dibuat si beruntung itu didukung oleh alam bawah sadar si beruntung, yg kemudian disebut sebagai Intuisi atau the lucky hunches.<br /><br />Sebuah cerita keberuntungan baru saja diceritakan oleh teman saya yg bernama Puntadi. Tempat Puntadi bekerja kebetulan persis bersebelahan dengan Kedutaan Besar Australia, yg beberapa saat yg lalu kena bom. Puntadi menceritakan bahwa pada hari bom itu semestinya dia masuk kantor. Namun pagi itu dia merasa tidak ingin pergi ke kantor, dan saat itu juga dia menelpon boss-nya minta cuti. Tanpa mau bernegosiasi dan setengah memaksa, dia cuti hari itu dan tak masuk kantor. Setelah memutuskan untuk cuti, Puntadi berpikiran untuk jalan-jalan ke Setia Budi Building (yg letaknya di seberang kantornya, yg juga kena ledakan bom). Namun akhrinya Puntadi menggagalkan rencana itu, dan memutuskan untuk pergi ke Mall Ambassador. Ledakan terjadi ketika Puntadi berada di Mall Ambassador, dan Puntari tak terkena ledakan bom, sementara beberapa teman sekantornya kena. Puntadi terselamatkan dari ledakan bom karena mendengarkan “gut feeling”-nya dan memutuskan cuti di hari itu.<br /><br />Cerita keberuntungan itu juga terjadi dalam kehidupan mencari cinta atau mencari pasangan hidup. Salah satunya adalah Linda, yg saat ini berumur 45 tahun. Ketika Linda masih berumur 20an, dia telah bertunangan dengan seseorang di Kenya. Pada saat-saat sebelum pernikahan, Linda pulang berlayar ke Inggris untuk mengambil beberapa barang-barangnya. Perjalanan itu seharusnya hanya beberapa minggu, namun karena ada hambatan di perjalanan, maka perjalanan itu menjadi 1 bulan. Pada saat di kapal itu Linda bertemu dengan penumpang lain, dan saat itu juga dia tahu bahwa laki-laki inilah laki-laki impiannya. Linda membatalkan rencana pernikahannya di Kenya, dan menikah dengan pacar barunya ini. Akhirnya Linda hidup berbahagia hingga kini.<br /><br />Aku sendiri kebetulan mengalami hal yg mirip. Aku telah berkomitment untuk menikah dengan seseorang ketika aku berkenalan dengan Tety (yg selalu kupanggil Dinda). Saat perkenalan itu ada sesuatu di hatiku yg mengatakan bahwa “Hey bank al, ini adalah wanita impianmu !!!”. Namun apa daya, karena aku saat itu sudah berencana untuk menikah dengan orang lain, dan aku adalah orang yg menghargai komitmen, maka aku berusaha melupakan “gut feeling” itu, dan tetap meneruskan rencana pernikahanku. Alhamdulillah, rencana pernikahanku dibatalkan sepihak 30 hari sebelum pesta. Aku sempat mengalami periode berduka dan patah hati selama hampir 2 bulan, namun ketika aku sadar bahwa aku harus menutup lembaran lama dan mulai membuka lembaran baru, aku teringat lagi dengan “gut feeling”-ku. Kemudian aku menghabiskan 5 jam sehari on the phone selama beberapa hari bersama Dinda dan akhirnya merencakan kencan pertama. Aku memintanya untuk menjadi istriku pada kencan pertama dengan penuh keyakinan. Hal yg tak pernah aku lakukan pada pacar2 sebelumnya, karena aku selalu ragu-ragu. Dinda sekarang telah menjadi istriku dan berbahagia hingga sekarang. Banyak orang yg mengira keputusanku itu adalah keputusan seorang patah hati yg sedang mencari pelarian. Tapi aku tahu aku tidak demikian, dan hingga sekarang aku yakin bahwa itu adalah salah satu keputusan terbaik dalam hidupku yg merupakan hasil dari mendengarkan “my lucky hunch”.<br /><br />Lantas, bagaimana dengan orang yg tidak beruntung ? Apakah mereka tidak punya Intuisi ? Ternyata dari penelitian Richard, orang-orang yg tak beruntung itu juga mendapatkan Intuisi. Bedanya, mereka mengacuhkan Intuisi mereka dan akhirnya menyesali keputusannya. Salah satu contohnya adalah Marilyn. Marilyn bertemu dengan Scott di Bar ketika Scott sedang berlibur di Inggris. Pada akhir masa libur, Scott menyatakan jatuh cinta pada Marilyn dan akan mengajak Marilyn ikut dan hidup bersamanya di Spanyol. Marilyn kemudian berencana bertemu Scott di airport. Pada saat itu Marilyn merasa ada sesuatu yg salah, dan berikut adalah apa yg dikatakan Marilyn:<br /><br />I saw him walking round with his trolley and my first instinct was ‘just hide, don’t let him see you, go back.’ He didn’t see me and I thought ‘No, don’t go over there and meet him, just go out and get back in the car.’<br /><br />Intuisi Marilyn bukan hanya sekedar berbisik, melainkan berteriak, namun Marilyn mengacuhkan “gut feelings” tersebut. Dan akhirnya dia menyesali keputusannya karena Scott membuat hidupnya sengsara. Anehnya, Marilyn selalu mengacuhkan “gut feeling” yg dirasakannya, sehingga dia selalu mendapat pasangan yg salah dan hidup menderita.<br /><br />Demikianlah salah satu jurus lagi yg digunakan oleh orang beruntung. Orang beruntung mendengarkan dan menggunakan Intuisi-nya (atau disebut juga “lucky hunch”) dalam mengambil keputusan-keputusan besarnya.<br /><br />Bagaimana dengan anda ? Punya pengalaman menarik yg berkaitan dengan keberuntungan dan “lucky hunch” ? Pernahkah anda merasa mendapatkan “warning” ketika hal-hal buruk akan terjadi dan anda mengacuhkannya ?<br /><br />(bersambung)<br /><br />salam,<br /><br />-bank al-Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5698377099159190926.post-441452939132808772008-03-03T23:44:00.000-08:002008-03-03T23:45:13.851-08:00Faktor Keberuntungan – Bagian 8 (Prinsip 1, sub Prinsip 3)Prinsip 1, Sub Prinsip 3: Lucky peope are open to new experiences in their lives<br /><br />Dimensi ketiga yg diselidiki Mas Richard ini adalah dimensi Openess. Orang-orang yg memiliki score tinggi pada dimensi ini adalah orang yg senang mencoba hal-hal baru dalam hidupnya. Mereka senang mencari pengalaman baru, mencoba makanan baru, melakukan hal-hal yg biasa dilakukan dengan cara yg berbeda, dan berbagai hal yg memperkaya pengalaman mereka. Mereka cenderung tak terikat oleh adat, dan menyukai gagasan-gagasan baru. Sementara di sisi lain, orang yg mendapatkan score rendah pada dimensi ini adalah orang-orang konvensional, yaitu orang-orang yg lebih suka menjalani hidupnya seperti yg telah dijalaninya di masa lalu. Mereka tak menyukai kejutan-kejutan besar.<br /><br />Data-data yg dikumpulkan Richard menunjukkan bahwa orang-orang beruntung ternyata memiliki score yg tinggi pada dimensi Openess ini. Mereka senang bertemu dengan orang-orang baru, pergi ke tempat yg sama dengan route yg selalu berbeda, liburan ke tempat-tempat yg berbeda, senang mencoba makanan baru, berani mencoba produk-produk baru, dan sebagainya.<br /><br />Kalau disimak lagi ketiga sub prinsip pada prinsip 1 ini, perbedaan orang beruntung dan orang beruntung sebenarnya adalah karena orang-orang beruntung itu lebih banyak memiliki kesempatan untuk bertemu dengan keberuntungan, sementara orang-orang yg tak beruntung lebih sedikit kesempatannya. Keberuntungan itu ada bertebaran di mana-mana. Yg membuat perbedaan adalah orang beruntung selalu berada pada tempat yg tepat pada waktu yg tepat (be in the right place at the right time).<br /><br />Lantas, mengapa orang beruntung selalu berada pada tempat yg tepat dan pada waktu yg tepat ? Prinsip 1 ini adalah jawabannya. Orang-orang beruntung itu bertemu dengan banyak orang, mengunjungi banyak tempat, mencoba banyak hal, ngobrol dengan orang baru, dan mengalami begitu banyak pengalaman dibandingkan dengan orang-orang yg tak beruntung. Kenapa mereka bisa "be in the right place" ? Karena mereka mengunjungi "a lot of places". Lantas apa yg membuat si beruntung bisa ada pada "the right time" ? Sebenarnya bisa jadi si beruntung dan si tak beruntung ada pada the right time and the right place. Yg membuat berbeda adalah si beruntung melihat munculnya kesempatan keberuntungan, sementara si tak beruntung tak melihatnya. Tentunya teman2 masih ingat tulisan saya pada bagian 7 tentang percobaan Richard atas Martin dan Brenda. Kedua orang tersebut sebenarnya berada pada the right place and the right time. Martin bisa menemukan uang yg sengaja digeletakkan di jalan, sementara Brenda tidak. Kesempatan yg sama, tapi dihadapi dengan cara yg berbeda, dan yg akhinya membedakan seseorang menjadi si beruntung dan seorang lagi menjadi si tak beruntung.<br /><br />Ketiga sub prinsip pada prinsip 1 ini memang menyebutkan bahwa keberuntungan didukung oleh kepribadian dari seseorang, yaitu extrovert (tinggi), neoriticsm (rendah), dan openess (tinggi). Namun itu tidak berarti bahwa orang-orang yg tak berada pada dimensi itu tidak bisa menjadi orang beruntung. Yg terpenting sebenarnya bukanlah tipe kepribadian itu, namun bagaimana orang yg memiliki tipe kepribadian itu bersikap. Seorang yang sebenarnya Introvert bisa saja meningkatkan keberuntungannya dengan bersikap seperti seorang extrovert. Seorang yg memiliki neoriticsm tinggi bisa menambah keberuntungannya ketika dia sadar dan memutuskan untuk bersikap lebih santai. Dan seseorang yg pada dasarnya memiliki openess yg rendah, bisa saja memulai untuk mencoba hal-hal baru yg sebelumnya tidak dia lakukan. Perbedaannya hanyalah bahwa orang yg pada dasarnya extrovert akan menikmati dirinya menjadi extrovert, sementara orang yg pada dasarnya introvert tentunya tidak begitu nyaman untuk bersikap seperti seorang extrovert. Demikian juga dengan kedua tipe kepribadian lainnya.<br /><br />Oleh karena itu, jika anda ternyata bukan termasuk dalam salah satu atau bahkan ketiga-tiganya dari dimensi kepribadian pada sub prinsip 1 ini, janganlah kecil hati. Pelajaran terpenting dari ketiga sub prinsip pada prinsip 1 ini adalah bahwa sebenarnya orang yg merasa beruntung itu tidak semata-mata beruntung karena takdir. Mereka beruntung karena mereka memaksimalkan peluang datangnya keberuntungan mereka. Jika anda ingin juga merasa beruntung, tirulah mereka, maksimalkan peluang datangnya keberuntungan dengan memelihara dan membangun network (sub prinsip 1), bersikap santai (sub prinsip 2), dan bersedia mencoba hal-hal baru (sub prinsip 3).<br /><br />(bersambung)Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5698377099159190926.post-9097382717371621512008-03-03T23:43:00.000-08:002008-03-03T23:44:19.952-08:00Faktor Keberuntungan – Bagian 7Prinsip 1, Sub Prinsip 2: Lucky people have a relax attitude towards life<br /><br /> <br /><br />Dimensi lain yg diuji oleh Richard adalah Neoriticsm. Orang-orang yg memiliki score rendah dalam dimensi ini adalah orang-orang yang kalem dan santai. Sementara orang-orang yg memiliki score tinggi pada dimensi ini cenderung tegang dan khawatir. Orang-orang beruntung memiliki score Neoriticsm yg jauh lebih rendah dibandingkan dengan orang-orang yg tidak beruntung. Artinya, orang beruntung cenderung lebih santai dan kalem menghadapi hidup dibandingkan orang tak beruntung yg menghadapi hidup ini dengan tegang dan penuh kecemasan.<br /><br /> <br /><br />Lantas bagaimanakah dimensi ini bisa mempengaruhi keberuntungan seseorang ? Psikolog-psikolog telah banyak mempelajari bagaimana pengaruh kegelisahan terhadap kemampuan kita untuk melihat sesuatu yg tidak sedang kita cari. Dalam sebuah percobaan yg terkenal, para responden disuruh mengamati dengan hati-hati sebuah titik yg bergerak di tengah-tengah layar. Tanpa diberitahu sebelumnya, penguji memunculkan sebuah titik besar pada sudut layar. Hampir semua peserta melihat kemunculan titik besar ini.<br /><br />Kemudian diadakan penelitian pada kelompok yg lain. Pada kelompok lain ini, mereka dijanjikan hadiah, dan mereka diminta untuk memperhatikan dengan akurat titik-titik bergerak yg ada di tengah itu. Walhasil mereka menjadi lebih terfokus untuk memperhatikan titik yg berada di tengah, tidak santai, dan tidak melihat kemunculan titik besar yg dimunculkan di sudut layar.<br /><br /> <br /><br />Demikianlah yg terjadi pada orang-orang yg beruntung. Sebenarnya kesempatan-kesempatan itu sama-sama muncul pada orang yg tak beruntung ataupun orang yg beruntung. Perbedaannya adalah bahwa orang beruntung melihat dan mengambil kesempatan itu, sementara orang yg tak beruntung tak melihatnya.<br /><br /> <br /><br />Richard mengadakan sebuah penelitian yg ditayangkan juga di BBC. Pesertanya adalah Martin dan Brenda. Sebelum penelitian, sudah diketahui Martin adalah termasuk orang yg beruntung, dan Brenda adalah “accident prone”. Penelitian ini tidak dilakukan Richard di laboratorium, tapi dilakukan di kehidupan sehari-hari. Martin dan Brenda diberikan kesempatan keberuntungan dan diamati bagaimana mereka menangkap kesempatan itu.<br /><br /> <br /><br />Panitia penguji meletakkan uang 5 pound di sebuah trotoar persis di depan sebuah kedai kopi. Martin dan Brenda pasti akan melewati trotoar itu karena mereka diminta untuk pergi ke kedai kopi tersebut. Dalam kedai tersebut juga hanya disediakan empat buah meja. Seorang pengusaha sukses duduk pada salah satu meja tersebut, dan meja yg lainnya oleh orang-orang biasa. Mereka diminta untuk berperilaku sama, baik menghadapi Brenda ataupun Martin.<br /><br /> <br /><br />Martin adalah yg pertama datang. Dia dengan segera melihat uang 5 pound yg sengaja digeletakkan di trotoar itu. Dia mengambilnya dan kemudian Martin masuk ke kedai kopi tersebut. Di dalam kedai, Martin memesan secangkir kopi, dan kemudian duduk di sebelah si pengusaha sukses. Hanya dalam beberapa menit, Martin telah mengenalkan dirinya pada si pengusaha dan menawarkan untuk mentraktirnya secangkir kopi. Si pengusaha menerimanya, dan tak beberapa lama kemudian mereka sudah berbincang2 dengan akrab.<br /><br /> <br /><br />Setelah Martin pergi, tibalah giliran Brenda. Panitia juga meletakkan uang 5 pound di tempat yg sama. Namun ternyata sebelum Brenda lewat, ada orang lain yg lewat di trotoar tersebut, dan orang tersebut mengambil uang tersebut dan kemudian pergi. Entah siapa orang tersebut, barangkali dia juga termasuk orang yg beruntung. Akhirnya Panitia kemudian meletakkan lagi uang 5 pound di trotoar itu untuk menggantikan uang yg diambil orang tak dikenal tersebut.<br /><br />Beberapa menit kemudian, Brenda tiba. Berbeda dengan Martin, Brenda tak melihat uang tersebut, dia langsung masuk ke kedai kopi. Brenda memesan kopi dan duduk di sebelah si pengusaha. Tidak seperti Martin, Brenda hanya duduk diam saja dan tidak mengatakan sesuatupun pada siapapun.<br /><br /> <br /><br />Pada sore harinya, Richard menginterview keduanya, Brenda dan Martin. Brenda berkata bahwa tidak ada yg terjadi pada pagi itu. Sementara Martin bercerita banyak tentang uang yg tak sengaja ditemukannya pagi itu dan kesempatan untuk berkenalan dan berbincang2 dengan pengusaha sukses.<br /><br /> <br /><br />Demikianlah teknik kedua yg dimiliki oleh orang beruntung. Mereka cenderung santai menghadapi hidup sehingga mereka bisa melihat munculnya kesempatan-kesempatan keberuntungan sementara orang yg tak beruntung tak melihatnya karena mereka hidup dengan khawatir dan cemas.<br /><br /> <br /><br />(bersambung).<br /><br /> <br /><br />-Alfred AlinazarUnknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5698377099159190926.post-84453725759388797572008-03-03T23:42:00.000-08:002008-03-03T23:43:12.249-08:00Faktor Keberuntungan – Bagian 6Prinsip 1, Sub Prinsip 1: Lucky people build and maintain a strong “network of luck”<br /><br /> <br /><br />Seperti telah disinggung pada bagian sebelumnya, penelitian Richard menunjukkan bahwa orang-orang beruntung memiliki score yg lebih tinggi pada kelima dimensi keprbibadian dibanding orang-orang yg tak beruntung. Dan salah satu dari dimensi itu adalah Extroversion. Orang yg memiliki skor tinggi pada dimensi ini adalah orang-orang yg lebih bersosialisasi, senang berkumpul dengan teman-temannya, senang mengikuti acara-acara pesta, dan senang bekerja bersama orang lain. Lawannya, yaitu orang yg Introvert, adalah orang yg lebih senang menyendiri, menemukan kepuasan dengan kegiatan-kegiatan yg dilakukan sendiri, seperti misalnya membaca buku atau pergi ke tempat2 yg terpencil.<br /><br /> <br /><br />Ada sebuah kisah tentang Samantha. Beberapa tahun yg lalu Samantha bekerja sebagai sekertaris muda pada sebuah firma. Pada saat itu dia memiliki harapan rahasia agar suatu saat bisa mendapat pekerjaan pada dunia film. Sayangnya, dia tak mempunyai relasi dan relasi kaya yang bisa menolongnya. Pada suatu hari, Samantha keluar kantor karena ada janji dengan dokter. Saat itu hujan turun begitu deras, dan Samantha memanggil taksi untuk mengantarkannya pulang kembali ke kantor. Ketika taksi tersebut tiba, ada seorang laki-laki yg agak tua mendekatinya dan bertanya jika dia dibolehkan menumpang bersama Samantha dengan taksi tersebut. Samantha yg pada dasarnya ramah mengizinkannya. Dalam perjalanan, mereka berbincang-bincang dan ternyata laki2 tersebut adalah seorang eksekutif pada sebuah perusahaan film. Samantha mengungkapkan harapan rahasianya untuk bekerja pada dunia film dan bersedia menerima perkerjaan apa saja asalkan bisa masuk ke dunia film. Akhirnya Samantha ditemukan oleh laki2 itu pada direktur personel pada perusahaannya, dan dengan segera Samantha mendapatkan pekerjaan sebagai sekretaris di perusahaan tersebut. Lima tahun kemudian, Samantha sudah menjadi salah seorang eksekutif film yg berhasil di Los Angeles.<br /><br /> <br /><br />Orang-orang extrovert menemukan keberuntungan juga dengan menjadikan dirinya “social magnet”. “Social Magnet” ini membuat orang-orang asing tertarik untuk mengajaknya berbicara ketika mereka sedang berada di sebuah pesta ataupun pertemuan. Orang-orang beruntung ini ternyata tersenyum 2 kali lebih banyak daripada orang yg tak beruntung. Selain itu, orang-orang beruntung ternyata 3 kali lebih banyak menggunakan “open body language” dibandingkan orang-orang yg tidak beruntung. “Open body language” adalah bahasa tubuh yg digunakan orang yang menyiratkan kondisi penerimaan. Bahasa Tubuh dan expresi wajah inilah yang membuat orang-orang beruntung menjadi “social magnet” yg mengakibatkan mereka jauh lebih banyak bertemu dan berkenalan dengan orang-orang. Dan pertemuan dengan banyak orang ini telah memperbesar kesempatan mereka untuk mendapatkan kesempatan keberuntungan.<br /><br /> <br /><br />Orang-orang beruntung juga sangat efektif menjalin silaturahmi. Mereka terbuka dan kebanyakan orang menyukai mereka. Mereka cenderung dipercaya orang lain dan menjalin hubungan yang dekat dengan orang-orang. Sebagai hasilnya, mereka memiliki begitu banyak teman baik dibandingkan dengan orang-orang yang tak beruntung. Dan lagi-lagi, network inilah yg membantu mereka menemukan kesempatan keberuntungan.<br /><br /> <br /><br />Tentunya teman2 masih ingat ceritaku tentang Ferizal dan Mas Rovicky pada tayangan sebelumnya. Tak lama setelah tulisanku itu aku tayangkan, aku menerima sebuah e-mail dari teman lamaku yg juga sedang berada di Jerman (nama temanku ini tidak aku sebut karena aku belum sempat minta izin padanya). Dia rupanya juga mengenal Ferizal dan bertemu dengannya di Jerman. Aku tak mengira bahwa temanku ini ternyata juga mengenal Ferizal.<br /><br />Demikian juga dengan Mas Rovicky. Ternyata ada banyak temanku yang juga mengenalnya, bahkan ada yg konon duduk di belakang Mas Rovick ketika masih SMP dulu. Sebuah bukti kecil bahwa orang-orang beruntung memang memiliki network yang besar, dan mereka pandai menjaga network silaturahmi tersebut.<br /><br /> <br /><br />Begitulah, dengan atau tanpa disadari, orang-orang beruntung telah memaksimalkan kesempatan keberuntungan dalam hidup mereka. Mereka ngobrol (chatting) dengan begitu banyak orang, membuka kesempatan untuk berbincang2 dan berkenalan dengan orang asing (stranger), menarik orang untuk mendekatinya dengan “social magnet”-nya, dan memelihara silaturahmi. Tindak-tanduk ini menghasilkan “network of luck” yg begitu besar dan memberikan mereka potensi besar untuk menemukan keberuntungan-keberuntungan.<br /><br /> <br /><br />Bagaimana dengan teman-teman ? Apakah teman-teman sering ngobrol dengan orang asing ketika kebetulan sedang sama-sama dalam antrian ? Senang menjalin silaturahmi ? Senang punya teman-teman baru ?<br /><br /> <br /><br />(bersambung).<br /><br /> <br /><br />-Alfred AlinazarUnknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5698377099159190926.post-69750685138897946042008-03-03T23:40:00.000-08:002008-03-03T23:41:28.956-08:00Faktor Keberuntungan – Bagian 5(Prinsip 1)<br /><br /> <br /><br />Prinsip 1: Lucky people create, notice and act upon the chance opportunities in their life<br /><br /> <br /><br />Pada umumnya orang-orang beruntung percaya bahwa kesempatan-kesempatan yg hadir dalam hidup mereka itu datang hanya karena faktor kebetulan semata. Seperti cerita teman saya, Ferizal Ramli, yg mengatakan bahwa dia hanya secara kebetulan saja bisa mendapatkan pekerjaan di Malaysia, dan akhirnya malah sekarang bekerja sekaligus sekolah di Jerman. Ketika kutanyai tip apa yg dilakukan Ferizal atas keberhasilannya itu, teman baikku itu mengatakan bahwa dia hanya kebetulan saja kenal dengan project manager sebuah perusahaan yg kebetulan juga temennya suaminya adiknya. Dan karena si project manager senang dengan performance-nya Feri, maka diajaklah Feri untuk bekerja di Malaysia. Dan lagi-lagi terjadi kebetulan di Malaysia sehingga dia akhirnya dikirim untuk sekolah di Jerman. Dia merasa tak mempunyai prestasi apa-apa, namun hanya berada pada momentum yg tepat.<br /><br /> <br /><br />Seorang temanku lagi, Rovicky Dwi Putrohari, yg sering kupanggil Mas Rovick juga termasuk “wong bejo” (orang beruntung). Mas Rovick sewaktu SMA termasuk the worse 10 di SMA. Keberuntunganya diawali dengan hilangnya sepeda motornya, yg ternyata membuatnya jadi harus tinggal di rumah dan rajin belajar. Walhasil dia lulus Ujian Perintis I (UMPTN) yg mengantarkannya masuk fakultas Geologi UGM, dan ternyata sepeda motornya juga berhasil ditemukan. Keberuntungan ternyata datang berturut2 pada Mas Rovick, semasa kuliah dia mendapat beasiswa dan berbagai keberuntungan lainnya. Setelah lulus kuliah, dia beruntung lagi karena tidak diterima menjadi dosen UGM, yg membuatnya malah menjadi pegawai di Hudbay Oil. Keberuntungan demi keberuntungan terus diperoleh Mas Rovick, yg sekarang ini tinggal di Malaysia bekerja pada sebuah perusahaan minyak di negara ini, sehingga teman2nya menganggap dia “wong bejo”.<br /><br /> <br /><br />Demikianlah yg sering terjadi para orang beruntung. Mereka merasa secara tak sengaja membuka halaman yg tepat pada sebuah koran, nggak sengaja membuka sebuah website, kebetulan sedang jalan-jalan di taman pada saat yang tepat, kebetulan kenal project manager, dan berbagai kebetulan-kebetulan lainnya. Namun penyelidikan Richard menunujukkan bahwa sebetulnya kebetulan-kebetulan itu adalah hasil mekanisme psikologis si beruntung. Orang-orang beruntung berpikir dan berkelakuan berbeda sekali dengan orang tak beruntung dalam hal menciptakan, melihat dan bereaksi pada kesempatan-kesempatan yang kebetulan muncul dalam hidupnya.<br /><br /> <br /><br />Dari hasil penelitian bertahun-tahun, kebanyakan psikolog sependapat bahwa hanya ada 5 dimensi kepribadian, yaitu: Agreeableness, Conscientiousness, Extroversion, Neuroticism dan Openness. Kelima dimensi itu ada pada setiap orang dengan kadar yang berbeda. Richard membandingkan kelima dimensi kepribadian ini pada kepribadian orang-orang beruntung dan yang tidak beruntung dan menemukan bahwa ternyata orang-orang yang beruntung memiliki score yang lebih tinggi pada kelima dimensi tersebut.<br /><br /> <br /><br />Sebagai contoh saja, dimensi pertama, yaitu Agreeableness. Orang yg memiliki Agreeableness tinggi adalah orang-orang yang simpatik dan selalu ingin menolong sesama. Richard menduga bahwa orang-orang yg senang membantu sesama akhirnya akan ditolong juga oleh orang lain. Dan dugaan Richard ini benar, kelompok orang beruntung memiliki score tinggi pada kelima dimensi-dimensi ini.<br /><br /> <br /><br />Saya jadi teringat beberapa bulan yg lalu saya sempat hampir kehilangan pekerjaan dan saya memberitahu teman-teman saya lewat beberapa mailing list. Teman-teman mungkin juga sempat membaca sendiri berita itu karena saya juga menulisnya ke milis ini. Tanpa diminta, sahabat saya Ferizal menawarkan lowongan pekerjaan di Timur Tengah dan mengenalkan saya pada temannya. Saya cukup terharu akan perhatian teman saya tersebut. Walaupun saya tak jadi bekerja di Timur Tengah karena saya tak jadi kehilangan pekerjaan, namun niat baik Ferizal tak akan pernah saya lupakan.<br /><br /> <br /><br />Lain lagi dengan cerita Mas Rovicky. Walaupun seringkali saya berdebat di milis dengannya, namun Mas-ku yg satu ini juga sama baiknya. Pada suatu saat saya ada kesempatan pergi ke Malaysia, yang mana kebetulan Mas Rovick tinggal di sana. Dengan kebaikan hatinya, Mas Rovick menawarkan saya untuk membawa Dinda (demikian saya memanggil istriku tercinta) ke Malaysia untuk berbulan madu dan menginap di apartemen-nya. Niat tersebut kesampaian, pada kesempatan berikutnya ke Malaysia aku mengajak Dinda. Mas Rovick mentraktir kami jalan-jalan ke Genting Highland, dan bulan madu yang kedua itu begitu membahagiakan dan berkesan buat aku dan Dinda. Kebaikan Mas Rovick dan keluarga telah terukir indah dalam sejarah romantisme aku dan Dinda.<br /><br /> <br /><br />Kedua cerita di atas itu membuatku mengangguk-angguk akan kebenaran penelitian Richard. Kedua temanku yang beruntung itu memang belum pernah diukur Agreeableness-nya oleh Richard. Namun kisah nyata yang pernah aku alami telah membuatku yakin bahwa Ferizal dan Mas Rovick memang memilki score yang tinggi pada dimensi ini.<br /><br /> <br /><br />Bagaimana dengan teman-teman ? Apakah teman-teman juga merasa menjadi orang yang beruntung ? Jika iya, silahkan di-share cerita keberuntungannya. Semoga bermanfaat bagi kita semua.<br /><br /> <br /><br />(bersambung)<br /><br /> <br /><br />-Alfred AlinazarUnknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5698377099159190926.post-63111878118594756462008-03-03T23:38:00.002-08:002008-03-03T23:40:07.837-08:00Faktor Keberuntungan – Bagian 4 (interlude)Sebelum memasuki bagian 5, saya perlu membuat interlude terlebih dahulu supaya bagian-bagian sebelumnya nyambung dengan bagian-bagian berikutnya. Sebenarnya interlude adalah salah satu istilah dalam musik. Pada sebuah lagu, interlude adalah selingan instrumentasi yang menyelingi bait-bait lagu. Namun karena aku belum menemukan istilah yg tepat untuk menyelingi babak-babak tulisan, maka saya gunakan saja istilah musik itu, boleh khan ? J<br /><br /> <br /><br />Pada bagian-bagian sebelumnya, telah dipaparkan bagaimana awalnya Richard tertarik untuk menyelidiki Faktor keberuntungan itu (bagian 1). Dan di dunia ini ternyata memang ada orang-rang hidupnya luar biasa beruntung dan ada yg luar biasa tidak beruntung. Orang yg luar biasa beruntung hidupnya mirip si Untung salah satu tokoh dalam cerita kartun Donal bebek. Sementara yang luar biasa sial adalah si Donal bebek sendiri. Ternyata si Untung dan si Sial ini tidak hanya ada di dunia kartun, ada juga di dunia nyata (bagian 2). Akhirnya, beberapa penyelidikan telah dilakukan Richard untuk menyelidiki faktor keberuntungan itu, dan pada bagian 3 telah dikemukakan bahwa ternyata keberuntungan itu tidak berhubungan dengan faktor psychic (kemampuan cenayang) ataupun kecerdasan.<br /><br /> <br /><br />Hidup ini ternyata tidak mirip dengan Undian yang faktor keberhasilannya begitu acak dan tak dapat ditebak. Selama lebih dari 10 tahun Richard meneliti faktor keberuntungan ini, dan akhirnya beliau menemukan mekanisme psikologis yang membedakan orang-orang beruntung dan orang-orang yg tidak beruntung. Ada empat prinsip dari keberuntungan. Masing-masing prinsip itu terbagi menjadi beberapa sub prinsip sehingga totalnya menjadi 12 sub prinsip. Pada bagian-bagian selanjutnya saya akan memulai menulis kedua-belas sub prinsip itu satu persatu.<br /><br /> <br /><br />(bersambung)<br /><br /> <br /><br />-Alfred AlinazarUnknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5698377099159190926.post-83216416100897114832008-03-03T23:37:00.000-08:002008-03-03T23:38:06.190-08:00Faktor Keberuntungan – Bagian 3Benarkah orang yang super beruntung itu disebabkan karena bakat psychic yang dimilikinya ? Pendapat yang dianut banyak orang ini tentu saja perlu dibuktikan kebenarannya. Untuk itu Richard perlu mengumpulkan segerombolan orang yang super beruntung dan orang-orang yang teramat sial untuk diuji keberuntungannya menebak sesuatu yang benar-benar acak.<br /><br /> <br /><br />Bekerja sama dengan produser acara TV, dan Dr Peter Harris (seorang psikolog lainnya yg tertarik pada riset keberuntungan ini), Dr. Richard merancang sebuah penelitian lagi untuk mengetahui hubungan antara kemampuan psychic dan keberuntungan. Mereka memutuskan untuk menguji sekelompok orang yang super beruntung dan orang-orang yang sangat sial untuk menebak 6 angka kemenangan pada UK National Lottery. Undian ini menjanjikan hadiah yang sangat besar, sehingga orang yang mengikutinya tentu memiliki motivasi yang sangat besar untuk menang.<br /><br /> <br /><br />Untuk mengumpulkan peserta, Luck Project ditayangkan pada akhir sebuah<br /><br />acara science yang diminati oleh kira-kira 13 juta penonton. Pada kesempatan itu, penonton juga diperlihatkan sekilah cerita tentang Lynne yg sangat beruntung dan Susan yang teramat sial. Penonton yang tertarik kemudian mengisi formulir yang telah dipersiapkan. Peserta diminta menuliskan pendapat mereka tentang diri mereka sendiri apakah mereka termasuk kategori orang beruntung atau tidak dan kemudian menuliskan 6 angka undian yang mereka pilih untuk periode undian yang akan datang.<br /><br /> <br /><br />Sehari sebelum undian berlangsung, sempat ada perdebatan di antara peneliti. Jika saja memang ada mata rantai antara keberuntungan dengan psychic, maka data-data yang sekaran ada pada mereka tentu akan bisa membuat mereka menjadi millioner. Mereka cukup mengumpulkan angka-angka yang dipilih oleh orang-orang yang merasa beruntung yang mana angka-angka tersebut tidak dipilih oleh orang-orang yang sangat sial. Dan setelah melakukan analisa dari angka-angka tersebut mereka menemukan angka-angka berikut: 1, 7 ,17, 29, 37 dan 44. Dan untuk pertama kalinya dalam seumur hidup Richard-pun mengikuti undian ini.<br /><br /> <br /><br />Akhirnya acara undianpun tiba. Seperti biasa, 49 bola diletakkan di dalam drum yang berputar, dan 6 bola secara acak dikeluarkan dari drum tersebut. Ternyata bola-bola yang keluar adalah: 2, 13, 19, 21, 32 dan 45. Dan Richard sendiri tidak berhasil mendapatkan satu angka-pun.<br /><br /> <br /><br />Bagaimana dengan si beruntung dan si sial dalam percobaan ini ? Ternyata dari 700 peserta yang berpartisipasi, hanya 36 peserta yang memenangkan sedikit uang. Itupun tersebar di antara kelompok beruntung dan kelompok tidak beruntung. Hanya 2 orang dari mereka yang mampu menebak hingga 4 angka dan memenangkan masing2 58 pound. Satu diantara yang dua ini mengklasifikasikan dirinya orang beruntung, dan yang satunya lagi orang yang tak beruntung. Akhirnya kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah bahwa tidak ada hubungan antara keberuntungan dengan kemampuan psychic.<br /><br /> <br /><br />Selain menyelidiki hubungan antara keberuntungan dan kemampuan psychic, Richard juga meneliti apakah keberuntungan itu disebabkan oleh kecerdasan. Dengan metode yang sama, yaitu mengumpulkan orang-orang yg sangat beruntung dan orang-orang super sial, Richard menguji tingkat intelegensia mereka dengan test-test yang sampai sekarang masih dipakai oleh para psikolog. Test yang bertujuan mengukut kemampuan verbal, non-verbal dan reasoning ini ternyata menghasilkan grafik hubungan yang acak antara keberuntungan dan kecerdasan. Rata-rata score kelompok beruntung, kelompok tak beruntung, dan kelompok normal sama. Dengan kata lain, tidak ditemukan hubungan antara keberuntungan dan kecerdasan.<br /><br /> <br /><br /> <br /><br />-Alfred AlinazarUnknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5698377099159190926.post-75999154884936634172008-03-03T23:36:00.000-08:002008-03-03T23:37:15.084-08:00Faktor Keberuntungan – Bagian 2Telah diceritakan pada tulisan sebelumnya bahwa ternyata hampir dua per tiga dari peserta survey yg dilakukan oleh Richard mengakui adanya konsistensi dalam keberuntungan ataupun ketidakberuntungan. Namun untuk mengetahui rahasia dibalik keberutungan itu, Richard masih harus melakukan penelitan lebih jauh. Dan seperti yang biasa dilakukan oleh para psikolog, Richard memutuskan untuk melakukan penelitian pada titik-titik extrim, yaitu kelompok orang yg sangat-sangat beruntung, dan kelompok orang yang sangat super sial.<br /><br /> <br /><br />Tentu saja tidak mudah mencari orang-orang yang sangat beruntung dan orang-orang yang sangat sial tersebut. Namun Richard beruntung karena secara kebetulan ada beberapa wartawan yg mengetahui penelitannya ini dan kemudian mempublikasikannya. Akhirnya Richard berhasil mengumpulkan orang-orang yg sangat beruntung dan sangat tidak beruntung tadi.<br /><br /> <br /><br />Salah seorang yang sangat beruntung itu bernama Lynne. Keberuntungannya dimulai ketika dia secara tak sengaja membaca artikel tentang seorang wanita yang memenangkan beberapa perlombaan berhadiah. Lynne kemudian memutuskan untuk mencoba mengikuti sebuah perlombaan dan ternyata dia memenangkan £10. Beberapa minggu kemudian dia mencoba mengikuti perlombaan lainnya dan memenangkan 3 sepeda sport. Tak lama kemudian, dia mengikuti wawancara untuk melamar posisi pengajar pada sebuah sekolah fashion. Pada saat wawancara tersebut, secara tak sengaja Lynne bercerita bahwa dia telah memenangkan beberapa perlombaan. Si pewawancara tertarik dan menerima Lynne untuk mengajar 2 kelas, yaitu kelas Fashion dan kelas bagaimana memenangkan perlombaan. Cerita kemenangan ini terus berlanjut, dia memenangkan begitu banyak hadiah termasuk dua mobil dan beberapa liburan ke luar negeri. Kemenangan demi kemenangan yg diraihnya ini juga akhirnya membawa Lynne mewujudkan cita-citanya menjadi penulis. Lynne menjadi penulis kolom “Win with Lynne” di sebuah surat kabar yang sukses dan berjalan selama bertahun-tahun.<br /><br /> <br /><br />Sebaliknya terjadi pada Susan. Kesialan selalu terjadi sejak dia masih kanak-kanak. Sewaktu kecil dia kecelakaan sehingga kepalanya robek ketika sedang memetik bunga, pernah juga harus diselamatkan petugas pemadam kebakaran ketika kakinya terjepit di dalam pemanggang daging, dan juga kepalanya pernah kejatuhan papan yang jatuh dari sebuah gedung. Setelah dewasa, Susan masih ditimpa kesialan. Suatu saat dia merencakan blind date. Namun pertemuan itu gagal karena calon teman kencannya itu mengalami kecelakaan motor dalam perjalanan ke pertemuan itu. Calon kekasihnya setelah itu hidungnya patah karena menabrak pintu kaca. Rencana pernikahannya di sebuah gereja juga harus diubah karena gereja tersebut dibakar oleh psikopat dua hari sebelum rencana hari pernikahannya.<br /><br /> <br /><br />Rasanya sulit dipercaya bahwa memang ternyata ada orang yg memiliki keberuntungan sebegitu ekstrim, sementara di sisi lain ada juga orang yang tingkat kesialannya tidak ketulungan seperti itu. Beberapa penulis berspekulasi bahwa kesialan dan keberutungan ekstrim itu memang sudah bakat dari lahir. Mereka memiliki kemampuan psychic untuk menciptakan keberuntungan atau kesialan dalam hidupnya.<br /><br /> <br /><br />Apakah dugaan para penulis tentang itu benar ?<br /><br />Nantikan tulisanku selanjutnyaUnknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5698377099159190926.post-75597717482459502362008-03-03T23:35:00.000-08:002008-03-03T23:36:43.766-08:00Faktor keberuntungan – Bagian IKeberuntungan adalah salah satu faktor yg seringkali membawa seseorang menuju kesuksesan dan kebahagiaan. Beberapa orang terkenal bahkan mengakui bahwa factor terbesar yg menyebabkan keberhasilannya adalah keberuntungan. Mari kita simak beberapa pendapat orang2 terkenal berikut mengenai keberuntungan.<br /><br /> <br /><br />“Popularity and Glamour are only part of the factors involved in winning elections. One of the most important of all is luck. In my case, luck was always with me” – Harry Truman (mantan Presiden United States) –<br /><br /> <br /><br />“Entirely too much stress is put on the makin of money. That does not require brains. Some of the biggest fools I know are the wealthiest. As a matter of fact, I believe that success is 95 percent luck and 5 percent ability. Take my own case. I know that there are any number of men in my employ who could run my business just as well as I can. They didn’t get the breaks – that’s the only difference between them and me” – Julius Rosenwald (mantan Presiden of Sears, Roebuck and company) -<br /><br /> <br /><br />Andaikata ada orang yang bisa menemukan jurus-jurus untuk menjadi beruntung, tentu akan banyak orang yang berguru pada penemu jurus tersebut karena begitu besarnya factor keberuntungan itu pada kesuksesan seseorang.<br /><br /> <br /><br />Alkhisah ada seorang pesulap terkenal dari Inggris yg bernama Richard Wiseman. Pada suatu acara pentas sulapnya, dia mempertunjukkan sebuah trick yang semestinya amat memukau penonton. Pada pertunjukan itu, Richard meminjam uang kertas 10 pound dari salah seorang pentonton yg kebetulan perempuan. Dia meletakkan uang tersebut pada 1 dari 20 amplop yg identik, dan mengaduk2 amplop resebut. Kemudian dia meminta si perempuan untuk memilih salah satu dari amplop tersebut. Setelah itu, Richard membakar sisa amplop yg tidak dipilih oleh si perempuan tersebut. Akhirnya Richard membuka amplop yg dipilih tersebut, mengeluarkan uang dari amplop tersebut dan mengucapkan selamat pada si perempuan pemilik duit tadi.<br /><br /> <br /><br />Para penonton tertawa dan memberikan tepuk tangan yg meriah atas pertunjukan yg menarik itu, namun si empunya duit malah tidak tampak terkejut sama sekali dengan pertunjukan itu. Richard agak terkejut akan kejadian yang tidak biasa ini. Biasanya partisipan yg meminjamkan duitnya akan terkejut dan terheran-heran sementara kali ini perempuan ini tampak biasa-biasa saja. Akhirnya Richard bertanya kepada si empunya duit tentang apa yang dirasakan si perempuan. Dengan tenang si perempuan menjawab bahwa ini hal yg biasa terjadi sepanjang hidupnya. Dia selalu berada pada tempat yg tepat, pada saat yg tepat, dan mengalami banyak keberuntungan besar dalam kehidupan pribadi dan profesionalnya. Dia memang tak begitu mengerti bagaimana itu terjadi, tapi dia merasa yakin bahwa dirinya selalu beruntung.<br /><br /> <br /><br />Tergugah atas kepercayaan-diri si perempuan tersebut, Richard kemudian bertanya kepada seluruh penonton jika ada yg merasa sangat beruntung seperti wanita tadi, atau ada yg merasa sangat tidak beruntung. Seorang wanita lain yg duduk di bangku paling depan segera mengangkat tangannya dan mengaku bahwa dia selalu beruntung sepanjang hidupnya. Sebaliknya, ada seorang laki2 yg duduk di deretan bangku belakang justru mengaku sangat tidak beruntung. Laki2 tersebut begitu yakin bahwa jika uang-nya yg dipinjam Richard, tentu uangnya sudah terbakar dan tak akan didapatkannya kembali. Laki2 ini merasa ketidakberuntungan selalu datang sepanjang hidupnya.<br /><br /> <br /><br />Kejadian ini sangat menarik bagi Richard Wiseman, yg kemudian mendapatkan gelar doctor-nya pada fakultas psikologi di Univeritas Edinburgh ini. Professor Wiseman bertanya-tanya mengapa ada orang yang merasa sangat beruntung sementara ada juga orang lain merasa sangat tidak beruntung. Akhirnya beliau memutuskan untuk mengadakan riset mengenai keberuntungan ini, dan salah satu tulisannya bisa dibaca pada buku-nya yg berjudul “The Luck Factor”.<br /><br /> <br /><br />Sang Professor kemudian melakukan survey dengan rentang yg sangat lebar dari beberapa orang – laki2 dan perempuan, tua dan muda. Hasil survey tersebut menunjukkan bahwa 50 % dari partisipan mengaku bahwa mereka mendapatkan keberuntungan dengan konsisten dan selalu beruntung sepanjang hidupnnya. Sementara 14% yang lain berpendapat bahwa mereka selalu ditimpa ketidakberuntungan sepanjang hidupnya, ibarat pepatah terkenal Indonesia yaitu “sudah jatuh, tertimpa tangga”. Sedangkan sisa-nya, 36% mengaku kadang-kadang beruntung dan kadang-kadang tidak beruntung. Dengan kata lain, 64 % dari partisipan mengaku mendapatkan keberuntungan atau ketidak beruntungan secara konsisten. Yg membuat lebih menarik adalah bahwa orang-orang yg beruntung dalam salah satu area kehidupannya ternyata juga beruntung dalam beberapa area lain dalam kehidupannya. Orang yang beruntung dalam pekerjaan ternyata juga beruntung dalam kehidupan rumah tangganya. Sebaliknya orang yang tidak beruntung dalam karir-nya ternyata juga tidak beruntung dalam cerita cinta-nya.<br /><br /> <br /><br />Penelitian ini membuat Richard yakin bahwa keberuntungan ini tentu bukan hanya semata sebuah kebetulan. Sesuatu yang kebetulan tentunya tidak akan terjadi berulang2 dan konsisten. Tentunya ada sesuatu yang menyebabkan seseorang mendapatkan keberutungan secara konsisten sementara yang lainnya justru mendapatkan ketidakberuntungan secara konsisten.<br /><br /> <br /><br />Apakah itu ? Tunggu tulisanku selanjutnya. JUnknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5698377099159190926.post-20211038211569516082008-03-03T23:19:00.000-08:002008-03-03T23:29:52.221-08:00Faktor Spiritual Penting, Karena Tuhan adalah Sumber Keberuntungan SejatiAlumni SEFT satu ini memang luar biasa. Setelah menjadi alumni angkatan enam pelatihan SEFT di Jakarta sekitar empat bulan lalu, bapak dua anak ini melakukan deepSEFT. Tidak tangung – tanggung, dia menginginkan omset 100 milyar atau tiga kali lipat omset rutinnya. Dan yang menggetarkan, angka itu datang padanya hanya dalam rentang tiga hari. Cerita sekilas ini bukan karangan belaka, tapi kisah nyata yang cukup menarik untuk disimak. Bahkan mungkin diteladani.<br /><br />Pak Yudi memang sosok yang tidak pernah berhenti berusaha mendekatkan diri pada sang maha Hidup. Beberapa bulan sebelum mengikuti pelatihan SEFT, dia mengaku sedang melakukan tirakat. Tujuannya tidak lain untuk membersihkan diri dari berbagai dosa. Mulai dari berpuasa, dzikir juga menjauhkan diri dari tindakan maksiat, sekecil apapun. “Waktu itu yang saya pikirkan adalah terus mendekatkan diri pada Alloh, tidak ada niat lain,” kata Yudi. Keinginan 100 milyar ini diakui Yudi setelah menghitung biaya kegiatan sosial yang dibutuhkan. Karena dia punya rencana besar untuk menghidupi anak yatim dan dhuafa.<br /><br />Karena kabar yang mengejutkan ini, beberapa minggu lalu LoGOS Institute mengundangnya untuk melakukan presentasi. Dalam presentasi, Yudi menerangkan, untuk menuju deepSEFT, dia terlebih dulu menegakkan Tauhid. Yudi memaparkan tiga point yang menjadi semacam tangga yang perlu dilalui. Yakni Tauhid, SEFT, baru ke tahapan deepSEFT. Yudi meyakini, dengan menguatkan Tauhid, menjadi pintu datangnya kemudahan - kemudahan hidup.<br /><br />Point penting dalam Tauhid, menurut Yudi adalah meninggalkan semua larangan, kemudian bertobat, membuat perjanjian dengan Tuhan untuk tidak mengulangi dosa, lalu dilengkapi dengan beramal. Untuk beramal ini menurut Yudi kita akan diuji. Yudi cerita, pernah tidak bekerja seharian hanya untuk mencari satu orang pengemis. Entah mengapa, sudah keliling kota Jakarta tidak bertemu dengan satu pengemis sekalipun. Akhirnya Yudi memutuskan untuk ke pasar. Di sana ia melihat seorang pengemis. Tapi anehnya pengemis ini tidak meminta ke dia. Yudi tidak putus asa. Dia membuntuti pengemis itu sampai akhirnya si pengemis menoleh dan tersenyum lalu menengadahkan tangan. Langsung spontan Yudi memberikan sedekahnya. “Jadi pas maghrib itu saya baru nemu satu orang pemulung. Ini ujian yang lumayan,” papar Yudi.<br /><br />Selain beberapa point di atas, yang tidak kalah penting menurut Yudi adalah melakukan teknik SEFT pada empat hal yang kadang tidak kita sadari ada dalam diri kita. Yakni Sedih, Takut, Malu dan Marah (STMM). “Setelah menjalani itu tadi, baru kita lakukan deepSEFT, sehingga ringan dan lepas,” papar Yudi.<br /><br />Kisah bagaimana Yudi mendapatkan 100 milyard itu juga unik. Seorang kolega memiliki perusahaan dan sedang membutuhkan pengelola. Dan kepercayaan dari kolega ini jatuh pada Yudi. Setelah tiga hari melakukan deepSEFT, kolega ini dengan sepenuh hati mempercayakan pengelolaan perusahaan ini pada Yudi. Amanah yang lumayan besar itu, didapat Yudi tiga hari setalah melakukan deepSEFT.<br /><br />Setelah mendapatkan apa yang diinginkan, sekarang ini Yudi tinggal merealisasikan niatnya untuk menghidupi anak yatim dan dhuafa (orang miskin). Untuk memenuhi targetnya, Yudi sudah mulai menyiapkan berbagai hal. Misalnya mulai membuat planning pembangunan sekolah berikut asrama untuk anak yatim. “Rencana lokasi di pinggiran Jakarta,” ungkap Yudi.<br /><br />Target jangka panjang yang ditancapkan Yudi adalah kemandirian dengan cara dana berputar. Juga akan dilakukan klassifikasi umur dan keahlian. Ke depan, program Yudi ini akan diketatkan menjadi skenario besar pemberdayan kaum miskin kota dan anak yatim. “Sekarang memang baru embrio. Saya baru mengasuh beberapa anak yatim. Tapi ke depan kita akan matangkan program itu,” tambah Yudi.<br /><br />Di akhir obrolan, lelaki yang murah senyum ini menyampaikan uang 100 milyar yang menjadi haknya itu, belum semua diambil.<br /><br />“Saya ini meyakini jer basuki mawa beo. Jadi pelan - pelan saja. Nanti pasti sampai. Yang penting dana sudah ada, tinggal realisasinya. Yah semoga manfaat,” pungkasnya<br /><br />Narasumber : Yudi HernawanUnknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5698377099159190926.post-70081029390221578892008-03-03T23:18:00.000-08:002008-03-03T23:19:19.165-08:00Beruntung Itu MudahDalam benak kita mungkin membayangkan keberuntungan adalah seperti durian runtuh. Begitu banyak, besar dan mengejutkan. Tetapi banyak para alumni SEFT, yang mengalami banyak keberuntungan dalam skala kecil. Misalnya, mendapatkan tempat parkir dengan mudah atau sesuai keinginan. Mendapatkan paket liburan gratis. Juga sejumlah keberuntungan kecil yang cukup membuat dua ujung sisi bibir kita tertarik ke atas alias tersenyum.<br /><br />Soal liburan gratis, dialami oleh Edi Abu Marwa Junaedi, alumni pelatihan SEFT angkatan ke enam. Waktu itu hari minggu. Lelaki ini sangat ingin mengajak keluarganya berlibur. Dan ketika bangun pagi dia menggunakan cara SEFT atau biasa disebut deepSEFT.<br /><br />“Siangnya sekitar jam 12 saya dapat kabar ada liburan gratis ke Puncak atau pantai Anyer. Dan karena saya memang pingin ke Anyer, ya akhirnya kami sekeluarga langsung berangkat. Lumayan, gratis,” kisahnya ceria.<br /><br />Pengalaman keberuntungan lain juga dituturkan ibu Melya, alumni SEFT seangkatan dengan pak Edi. Suatu hari ketika sedang bepergian ke suatu tempat, mendapatkan dua keberuntungan sekaligus. Yakni mendapatkan tempat parkir yang pas dan menemukan lokasi seperti ada yang menun tun. Sehingga mudah mendapatkannya. Ini diperoleh tanpa deepSEFT, tapi hanya dengan mulai menerapkan prilaku – prilaku yang selalu dilakukan orang orang beruntung.<br /><br />Keberuntungan mendapatkan tempat parkir seperti yang diinginkan ternyata bukan hanya dialami bu Melya. Karena hampir setiap angkatan pelatihan, ada saja yang membawa cerita keberuntungan serupa.<br /><br />Kisah berikut ini mungkin tidak jauh berbeda. Masih sekitar jalan raya. Kali ini cerita Dina Serly – salah satu staf LoGOS Institute. Ketika naik bis menuju kantor Menpora untuk memenuhi panggilan wawancara, merasakan bus yang ditumpangi berjalan sangat lambat. Lalu menggunakan cara SEFT dan hasilnya cukup menenangkan. Hanya setengah jam, bus itu sudah sampai tujuan. Dan Dinapun lega, melenggang dengan tenang dan siap wawancara.<br /><br />Soal kebut - kebutan dan menginginkan perjalanan dalam waktu singkat, pak Hendro, yang coba menerapkan metode SEFT juga pernah mengalami. Dan cukup membuatnya tercengang. Bayangkan saja, waktu tempuh Depok – Tanjung Priok yang seharusnya tiga jam, bisa ditembus hanya dengan satu jam perjalanan.<br /><br />Semua keberuntungan ini pastilah tidak terlepas dari campur tangan Sumber keberuntungan Sejati, Tuhan Yang Maha Besar (may)Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5698377099159190926.post-41801741962135654892008-03-03T23:11:00.000-08:002008-03-03T23:12:57.464-08:00Keberuntungan itu seperti air yang terus dan terus mengalir1 September 2007 01:10<br /><br />Keberuntungan memang seperti air yang terus dan terus mengalir dalam kehidupan pria 30 tahun ini. Ahmad Faiz Zainuddin atau biasa dipanggil Faiz memang sering mengalami keberuntungan yang seringkali tidak masuk di akal. Tapi pada kenyataanya terjadi atas kehendak Tuhan.<br /><br />Bapak satu anak ini bercerita, keberuntungan yang tak putus putus dialaminya sejak memasuki usia Sekolah Menengah Atas (SMA). Waktu itu, Faiz memilih SMA 5 karena dekat dengan rumah, di kampung Peneleh Surabaya. Ternyata, SMA 5 ini adalah SMA favorit di Surabaya. “Saya jadi beruntung, karena memang di sekolah ini tempat berkumpul siswa - siswa top,” kata Faiz.<br /><br />Keberuntungan lain yang diakui Faiz sejak kelas 5 Sekolah dasar (SD), sepeninggal ayahanda Anas Thohir, Faiz menjadi anak yang paling banyak uang sakunya, karena seringkali orang kasihan pada si yatim dan memberi uang.<br /><br />“Iya, kita itu gak punya ayah, tapi paling banyak sangu-nya.” Keberuntungan selanjutnya ketika mencoba menembus UNAIR. Cobaan Faiz cukup berat waktu itu. Tepat hari H ujian, UMPTN, ternyata Faiz harus merawat ibunya yang masuk rumah sakit karena stroke.<br /><br />Lelaki penggemar warna biru ini, hanya bisa tidur di kolong tempat tidur, menjaga ibunda tercinta. Buku 1000 Soal UMPTN yang baru saja dibeli hanya menjadi bantal tidur. Karena Faiz cukup lelah. Begitu bangun pagi, dia hanya bilang “Doakan ya bu, kula (saya) mau UMPTN,” sambil mencium punggung tangan ibunya.<br /><br />Dengan mulus, meskipun tanpa persiapan belajar, akhirnya Faiz diterima di Fakultas Psikologi UNAIR. “Sebenarnya waktu itu saya pingin ke ITB. Tapi karena ibu sakit, di Surabaya saja gakpapa,” kenang Faiz.<br /><br />Perjalanan kuliah Faiz ternyata tidak mulus. Karena sampai semester lima, waktu Faiz dihabiskan merawat ibu. Memang masih banyak saudara lain, tapi ibunda ini sangat manja pada Faiz karena Faiz dinilai sangat sabar melayani ibunda. Faiz jadi sering pulang begitu terdengar adzan Dhuhur, karena Faiz harus membantu sang ibu untuk menunaikan sholat Dhuhur.<br /><br />“Jadi saya kalau kuliah ya sesempatnya. Saya mengutamakan ibu,” tambahnya. Sejak muda kegelisahan Faiz sangat kuat. Kegelisahan akan kondisi bangsa ini. Sebelum mengenal banyak ilmu dan berhasil melahirkan Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT), sejak di bangku kuliah benih-benih konsep LoGOS (Loving God, blessing others, self improvent) sudah disemai.<br /><br />Dia mendeklarasikan LoGOS Community bersama beberapa rekan, diantaranya Danny Hernowo yang sekarang sebagai CEO LoGOS Institute. LoGOS Community menjadi satu organisasi yang diperhitungkan dalam kampus dengan berbagai kegiatan sosial. Deklarasi dibuka oleh seorang dosen yang sekarang menjadi Dekan Fakultas Psikologi UNAIR, Bapak Seger.<br /><br />Sayangnya umur komunitas ini tidak lama. Karena persis ketika Faiz lulus, LoGOS Community juga bubar. Tapi rupanya, konsep pemaknaan hidup yang dilontarkan Faiz lewat LoGOS Community cukup membekas di hati para anggotanya.<br /><br />“Meskipun LoGOS sudah mati tapi semangat LoGOS tetap di hati kami mas,” begitu ungkapan Ariani Tri Wrastari, mantan anggota yang sekarang mengambil pasca sarjana di University of Adelaide Australia.<br /><br />Setelah lulus, kegelisahan Faiz semakin besar. Dia sangat ingin menemukan satu formula mudah untuk mengatasi masalah bangsa dengan murah. Waktu kuliah Faiz mengambil semua mata kuliah hingga 176 SKS, demi untuk mendapatkan apa yang dicari. Tapi belum ketemu juga. Keinginan kuatnya saat itu adalah sekolah ke luar negeri tapi tidak punya biaya.<br /><br />Tapi memang lagi - lagi keberuntungan Faiz belum berhenti. Tanpa disangka – sangka, seseorang datang menawarkan bea siswa ke luar negeri. bak gayung bersambut dengan keinginan Faiz. Malah sebelum belajar ke luar negeri, seseorang itu juga mengabulkan permintaan Faiz untuk umroh ke tanah suci. Lengkap sudah keberuntungan Faiz.<br /><br />“Saya waktu itu hanya ikhlas, pasrah dan terus mendekatkan diri pada sumber keberuntungan sejati. Allah. Itu saja,”tuturnya.<br /><br />Dengan hati penuh suka cita, Faiz berangkat ke Australia. Dan belajar ke Australia seperti menjadi pintu keberuntungan berikutnya. Karena setelah dari Australia, Faiz malah mendapat empat bea siswa gratis secara berturut – turut. Dari Austarlia, ke Malaysia, lalu ke Thailand dan Singapura.<br /><br />Selama menjalani kuliah di negeri orangpun, keberuntungan masih terus mengikuti Faiz di saat – saat tak terduga.<br /><br />Waktu itu, Faiz mengikuti pelatihan ESQ di Kuala Lumpur dan dengan mudah bisa berkomunikasi panjang lebar dengan pencetus ESQ - Ari Ginanjar. Setelah ngobrol banyak dan Ari Ginanjarpun menyambut baik metode SEFT yang baru ditemukan Faiz. Merasa cocok, akhirnya Faiz diajak menginap di hotel bintang lima di Kuala lumpur.<br /><br />Pengalaman lain, ketika baru saja menginjakkan kaki di kawasan Larkin Johor, Malaysia, Faiz tidak tahu harus menginap dimana. Tanpa sengaja bertemu dengan sesama muslim dan menawarkan tumpangan tidur gratis. Yakni di sebuah masjid, yang khusus malam itu boleh digunakan menginap.<br /><br />Kemudahan, keberuntungan Faiz diakui semakin mudah ketika kita ikhlas dan memasrahkan semuanya hanya pada Sang Maha Hidup dan tidak ngoyo mencapai satu tujuan. Kebiasan memaknai hidup ini yang dituangkan Faiz dalam teknik SEFT dan organisasi LoGOS Institute. Sehingga semua orang bisa belajar untuk terus dan terus beruntung. Karena keberuntungan bukan kebetulan, tapi bisa dipelajari dan ada ilmunya. Intinya dengan mendekatkan diri pada sumber keberuntungan sejati, Tuhan Yang Maha Esa. Dan teknik ini sudah diterapkan oleh banyak alumni dan terbukti.<br /><br />Keberuntungan juga diperoleh Faiz dalam mencari jodoh. Waktu itu pemakaman ibunda di Surabaya. Tante Faiz yang menghadiri pemakaman, merasa iba melihat Faiz, si yatim yang akhirnya juga menjadi piatu. Karena kedua orang yang menancapkan akar dalam hidupnya sudah pergi menghadap Tuhan. Tante Bida, begitu biasa dipanggil, menawarkan Faiz berkenalan dengan kemenakan suaminya. Dengan bekal Bismillah, Faiz menemui gadis itu dan akhirnya cocok. Semuanya begitu mudah dan lancar. Setelah lima tahun melakukan adaptasi, kedua insan ini memutuskan untuk menikah. Sekarang dikaruniai satu putra dan satu calon putra. Sang istri, Vera Maslita sedang mengandung empat bulan.<br /><br />“Semoga keberuntungan ini benar benar seperti air yang mengalir. Karena memang saya ingin menjadi orang terkaya di Indonesia yang paling banyak amalnya,” pungkas Faiz dengan tersenyum. (may)<br /><br />Narasumber : Ahmad Faiz Zainuddin – Master SEFTUnknownnoreply@blogger.com0