Telah diceritakan pada tulisan sebelumnya bahwa ternyata hampir dua per tiga dari peserta survey yg dilakukan oleh Richard mengakui adanya konsistensi dalam keberuntungan ataupun ketidakberuntungan. Namun untuk mengetahui rahasia dibalik keberutungan itu, Richard masih harus melakukan penelitan lebih jauh. Dan seperti yang biasa dilakukan oleh para psikolog, Richard memutuskan untuk melakukan penelitian pada titik-titik extrim, yaitu kelompok orang yg sangat-sangat beruntung, dan kelompok orang yang sangat super sial.



Tentu saja tidak mudah mencari orang-orang yang sangat beruntung dan orang-orang yang sangat sial tersebut. Namun Richard beruntung karena secara kebetulan ada beberapa wartawan yg mengetahui penelitannya ini dan kemudian mempublikasikannya. Akhirnya Richard berhasil mengumpulkan orang-orang yg sangat beruntung dan sangat tidak beruntung tadi.



Salah seorang yang sangat beruntung itu bernama Lynne. Keberuntungannya dimulai ketika dia secara tak sengaja membaca artikel tentang seorang wanita yang memenangkan beberapa perlombaan berhadiah. Lynne kemudian memutuskan untuk mencoba mengikuti sebuah perlombaan dan ternyata dia memenangkan £10. Beberapa minggu kemudian dia mencoba mengikuti perlombaan lainnya dan memenangkan 3 sepeda sport. Tak lama kemudian, dia mengikuti wawancara untuk melamar posisi pengajar pada sebuah sekolah fashion. Pada saat wawancara tersebut, secara tak sengaja Lynne bercerita bahwa dia telah memenangkan beberapa perlombaan. Si pewawancara tertarik dan menerima Lynne untuk mengajar 2 kelas, yaitu kelas Fashion dan kelas bagaimana memenangkan perlombaan. Cerita kemenangan ini terus berlanjut, dia memenangkan begitu banyak hadiah termasuk dua mobil dan beberapa liburan ke luar negeri. Kemenangan demi kemenangan yg diraihnya ini juga akhirnya membawa Lynne mewujudkan cita-citanya menjadi penulis. Lynne menjadi penulis kolom “Win with Lynne” di sebuah surat kabar yang sukses dan berjalan selama bertahun-tahun.



Sebaliknya terjadi pada Susan. Kesialan selalu terjadi sejak dia masih kanak-kanak. Sewaktu kecil dia kecelakaan sehingga kepalanya robek ketika sedang memetik bunga, pernah juga harus diselamatkan petugas pemadam kebakaran ketika kakinya terjepit di dalam pemanggang daging, dan juga kepalanya pernah kejatuhan papan yang jatuh dari sebuah gedung. Setelah dewasa, Susan masih ditimpa kesialan. Suatu saat dia merencakan blind date. Namun pertemuan itu gagal karena calon teman kencannya itu mengalami kecelakaan motor dalam perjalanan ke pertemuan itu. Calon kekasihnya setelah itu hidungnya patah karena menabrak pintu kaca. Rencana pernikahannya di sebuah gereja juga harus diubah karena gereja tersebut dibakar oleh psikopat dua hari sebelum rencana hari pernikahannya.



Rasanya sulit dipercaya bahwa memang ternyata ada orang yg memiliki keberuntungan sebegitu ekstrim, sementara di sisi lain ada juga orang yang tingkat kesialannya tidak ketulungan seperti itu. Beberapa penulis berspekulasi bahwa kesialan dan keberutungan ekstrim itu memang sudah bakat dari lahir. Mereka memiliki kemampuan psychic untuk menciptakan keberuntungan atau kesialan dalam hidupnya.



Apakah dugaan para penulis tentang itu benar ?

Nantikan tulisanku selanjutnya

0 komentar