Keberuntungan adalah salah satu faktor yg seringkali membawa seseorang menuju kesuksesan dan kebahagiaan. Beberapa orang terkenal bahkan mengakui bahwa factor terbesar yg menyebabkan keberhasilannya adalah keberuntungan. Mari kita simak beberapa pendapat orang2 terkenal berikut mengenai keberuntungan.



“Popularity and Glamour are only part of the factors involved in winning elections. One of the most important of all is luck. In my case, luck was always with me” – Harry Truman (mantan Presiden United States) –



“Entirely too much stress is put on the makin of money. That does not require brains. Some of the biggest fools I know are the wealthiest. As a matter of fact, I believe that success is 95 percent luck and 5 percent ability. Take my own case. I know that there are any number of men in my employ who could run my business just as well as I can. They didn’t get the breaks – that’s the only difference between them and me” – Julius Rosenwald (mantan Presiden of Sears, Roebuck and company) -



Andaikata ada orang yang bisa menemukan jurus-jurus untuk menjadi beruntung, tentu akan banyak orang yang berguru pada penemu jurus tersebut karena begitu besarnya factor keberuntungan itu pada kesuksesan seseorang.



Alkhisah ada seorang pesulap terkenal dari Inggris yg bernama Richard Wiseman. Pada suatu acara pentas sulapnya, dia mempertunjukkan sebuah trick yang semestinya amat memukau penonton. Pada pertunjukan itu, Richard meminjam uang kertas 10 pound dari salah seorang pentonton yg kebetulan perempuan. Dia meletakkan uang tersebut pada 1 dari 20 amplop yg identik, dan mengaduk2 amplop resebut. Kemudian dia meminta si perempuan untuk memilih salah satu dari amplop tersebut. Setelah itu, Richard membakar sisa amplop yg tidak dipilih oleh si perempuan tersebut. Akhirnya Richard membuka amplop yg dipilih tersebut, mengeluarkan uang dari amplop tersebut dan mengucapkan selamat pada si perempuan pemilik duit tadi.



Para penonton tertawa dan memberikan tepuk tangan yg meriah atas pertunjukan yg menarik itu, namun si empunya duit malah tidak tampak terkejut sama sekali dengan pertunjukan itu. Richard agak terkejut akan kejadian yang tidak biasa ini. Biasanya partisipan yg meminjamkan duitnya akan terkejut dan terheran-heran sementara kali ini perempuan ini tampak biasa-biasa saja. Akhirnya Richard bertanya kepada si empunya duit tentang apa yang dirasakan si perempuan. Dengan tenang si perempuan menjawab bahwa ini hal yg biasa terjadi sepanjang hidupnya. Dia selalu berada pada tempat yg tepat, pada saat yg tepat, dan mengalami banyak keberuntungan besar dalam kehidupan pribadi dan profesionalnya. Dia memang tak begitu mengerti bagaimana itu terjadi, tapi dia merasa yakin bahwa dirinya selalu beruntung.



Tergugah atas kepercayaan-diri si perempuan tersebut, Richard kemudian bertanya kepada seluruh penonton jika ada yg merasa sangat beruntung seperti wanita tadi, atau ada yg merasa sangat tidak beruntung. Seorang wanita lain yg duduk di bangku paling depan segera mengangkat tangannya dan mengaku bahwa dia selalu beruntung sepanjang hidupnya. Sebaliknya, ada seorang laki2 yg duduk di deretan bangku belakang justru mengaku sangat tidak beruntung. Laki2 tersebut begitu yakin bahwa jika uang-nya yg dipinjam Richard, tentu uangnya sudah terbakar dan tak akan didapatkannya kembali. Laki2 ini merasa ketidakberuntungan selalu datang sepanjang hidupnya.



Kejadian ini sangat menarik bagi Richard Wiseman, yg kemudian mendapatkan gelar doctor-nya pada fakultas psikologi di Univeritas Edinburgh ini. Professor Wiseman bertanya-tanya mengapa ada orang yang merasa sangat beruntung sementara ada juga orang lain merasa sangat tidak beruntung. Akhirnya beliau memutuskan untuk mengadakan riset mengenai keberuntungan ini, dan salah satu tulisannya bisa dibaca pada buku-nya yg berjudul “The Luck Factor”.



Sang Professor kemudian melakukan survey dengan rentang yg sangat lebar dari beberapa orang – laki2 dan perempuan, tua dan muda. Hasil survey tersebut menunjukkan bahwa 50 % dari partisipan mengaku bahwa mereka mendapatkan keberuntungan dengan konsisten dan selalu beruntung sepanjang hidupnnya. Sementara 14% yang lain berpendapat bahwa mereka selalu ditimpa ketidakberuntungan sepanjang hidupnya, ibarat pepatah terkenal Indonesia yaitu “sudah jatuh, tertimpa tangga”. Sedangkan sisa-nya, 36% mengaku kadang-kadang beruntung dan kadang-kadang tidak beruntung. Dengan kata lain, 64 % dari partisipan mengaku mendapatkan keberuntungan atau ketidak beruntungan secara konsisten. Yg membuat lebih menarik adalah bahwa orang-orang yg beruntung dalam salah satu area kehidupannya ternyata juga beruntung dalam beberapa area lain dalam kehidupannya. Orang yang beruntung dalam pekerjaan ternyata juga beruntung dalam kehidupan rumah tangganya. Sebaliknya orang yang tidak beruntung dalam karir-nya ternyata juga tidak beruntung dalam cerita cinta-nya.



Penelitian ini membuat Richard yakin bahwa keberuntungan ini tentu bukan hanya semata sebuah kebetulan. Sesuatu yang kebetulan tentunya tidak akan terjadi berulang2 dan konsisten. Tentunya ada sesuatu yang menyebabkan seseorang mendapatkan keberutungan secara konsisten sementara yang lainnya justru mendapatkan ketidakberuntungan secara konsisten.



Apakah itu ? Tunggu tulisanku selanjutnya. J

0 komentar